Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2009

Jelajah Lingga

Kembali datang ke Kepulauan Riau mengingatkan perjalanan saya ke kepulauan ini pada akhir 2005. Dulu selama hampir tiga bulan saya berkeliling menjelajah kepulauan ini bersama sebuah tim kecil yang menamakan diri sebagai Tim Ulin (Tim Main) yang terdiri dari pemanjat tebing, pembuat film dokumenter, offroader, orang LSM, dan saya sendiri seorang yang sedang "jetlag" usai sidang sarjana. Hah! Kali ini, empat tahun setelah saat itu, kondisinya telah berubah, saya datang ke Kepulauan Riau dalam rangka sesuatu yang jelas, dalam rangka pekerjaan, memang nuansa main-mainnya masih kuat karena pekerjaan saya adalah meliput kegiatan memancing. Pekerjaan yang lebih terlihat sedang main dibanding sedang bekerja. Destinasi saya kali ini adalah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Sebuah fishing festival digelar di sana oleh pemerintah daerah setempat. Saya datang dengan serombongan jurnalis dari Jakarta yang berangkat pada hari Jum'at pagi tanggal 24 April. kami semua datang ke

Salam Bandung (I)

Saya mencintai Jatinangor, kota kecil di sebelah Bandung bagian Timur. Sejak pertama kali menjejak Jatinangor dan Bandung di tahun 1999 saya telah menyukainya. Bandung adalah kota yang tidak terlalu besar, dingin, hijau, segar dan warganya ramah. Kini telah ada beberapa yang berubah namun cinta saya rasanya tidak berubah. Bandung masih lebih memanusiakan penghuni dan para pengunjungnya dibandingkan dengan Jakarta misalnya. Haha. Kembali ke Bandung berarti kembali ke masa lalu. Sulit menghapus jejak-jejak yang pernah tertinggal selama 7 tahun di sini selama saya kuliah. Sejatinya saya kuliah UNPAD namun yang berada di Jatinangor, kota (menurut saya desa) kecil yang cenderung kering, berantakan, dan penuh oleh kos-kosan hingga sekarang. Kini telah banyak yang berubah di Jatinangor karena telah berdiri dengan megahnya pusat-pusat konsumerisme seperti misalnya mall. Jurang pemisah serta friksi antara warga yang kebanyakan berkemampuan ekonomi biasa saja dengan pendatang (mahasiswa) yang be

Segunung Cinta

Rumah adalah tempat yang selalu ingin kita datangi dengan membawa segunung cinta, dan dari waktu ke waktu cinta itu semakin membesar nilainya, namun kita tidak selalu mampu melakukannya. Terkadang cinta yang kita bawa terjatuh di jalanan karena terjatuh terantuk batu atau tertusuk duri tajam. Namun kita akan selalu berusaha untuk membawa cinta itu pulang, ke rumah, meski cinta itu cacat disana-sini. Terkadang cinta itu malah tidak ada sama sekali pada diri kita karena terlalu banyak beban bertahta di pundak kita dan kabut menghalangi ‘mata’ kita untuk memegang cinta yang sesungguhnya bersemayam di sanubari kita sendiri. Tetapi kita tetap akan selalu kembali ke rumah dan berharap bahwa sebenarnya cinta itu ada di pundak kita lalu kita akan menghamparkannya setiba di rumah kepada orang-orang tercinta. Dan rumah, sebenar-benar rumah bagi saya hingga hari ini adalah Malang Selatan, di sebuah desa kecil bernama Karangrejo Utara dimana kakek nenek saya mencari rumput untuk sapi-sapi setiap h