Skip to main content

Sampai Kapan Si Cantik Bisa Bertahan?

Ujung Kulon, fishing ground di Banten yang dijuluki olah banyak pemancing sebagai “dangerously beautiful” jika kita telusuri pernah mengukuhkan dirinya sebagai yang terbaik. Lihat saja misalnya catatan Rekor Nusantara Formasi yang dicatatkan oleh Arie Sasmita pada tahun 1998 dengan black marlin 178.4 kg, ikan tersebut dipancing di Ujung Kulon. Rekor ini kemudian ‘diungguli’ oleh blue marlin-nya Susanto Nursewan seberat 179.2 kg yang dipancing di Pulau Biaro, Sulawesi Utara pada September 1998. Kemegahan potensi mancing di Ujung Kulon juga bisa kita lihat pada foto di atas yang merupakan karya jurnalis mancing generasi pertama di negeri ini, Nursasongko Anwar, yang memotretnya pada gelaran Indonesia Billfish Tournament 1994. Pada tiga foto di posting-an ini terlihat YFT yang masing-masing beratnya 79.2 kg dan 57.5 kg yang dipancing oleh pemancing Suwarjono dan Awin Mawardi.

Mari kita sama-sama melihat kenyataan saat ini. Ujung Kulon tidak semegah dahulu lagi. Kini Ujung Kulon paling efektif hanya untuk aplikasi popping dan bottom fishing saja. Untuk size ikan pun sudah sulit jika kita mengharapkan untuk selalu strike yang besar. Trolling? Sudah setengah mati deh kalau mau sukses trolling di sana. Penyebabnya? Over fishing dan konon ada bom ikan (sembunyi-sembunyi dilakukan nelayan) segala. Saya mungkin juga yang termasuk punya andil membuat fishing ground ini semakin merosot, karena di tangan saya pernah mati dua ekor GT kecil saat memancing di perairan ini, habis bagaimana lagi karena perut kedua ikan itu kena treble hook nomor 5/0. Duh maafkan aku Ujung Kulon! Semoga kamu bisa bertahan ya???

* Ikan yellowfin tuna (YFT) yang masing-masing beratnya 79.2 kg dan 57.5 kg yang dipancing oleh pemancing Suwarjono dan Awin Mawardi pada ajang Indonesia Billfish Tournament 1994 di Ujung Kulon. Foto oleh Nursasongko Anwar.

Comments