Skip to main content

Trip Mamuju, Sulawesi Barat (3): Hari Pertama Mancing Hanya Strike Dua Ekor Ikan Kerapu Sunu Goreng… =))

Well, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Mancing! Jam 06.00 WIT kami semua telah berada di Dermaga TPI Mamuju. Rombongan Bupati Mamuju (Bapak Suhardi Duka), kawan kami Pak Wahyudin, dan kami dari Mancing Mania. Ramai sekali trip kali ini karena ‘panitia’ lokal dari DKP Mamuju telah menyiapkan dua kapal kayu besar untuk digunakan memancing dan satu speedboat sebagai pengangkut personel menuju lokasi memancing. Jadi di tengah laut nanti kami akan pindah kapal ke kedua kapal kayu tersebut. Kapal cepat yang digunakan memang bukan kapal mancing, melainkan speedboat milik Kabupaten Mamuju yang merupakan tipe kapal penumpang untuk kunjungan ke daerah-daerah terpencil. Jadi tidak mungkin memancing di kapal cepat ini. Bisa saja sebenarnya, tetapi malah tidak nyaman karena bukan peruntukkannya.

Letak lokasi memancing tidak jauh dari kota Mamuju, hanya sekitar 30an menit saja, ya sekitar 5 mil. Persisnya ada di arah setelah Tanjung Rengas. Orang-orang menyebutnya Papandulu, sebuah karang dangkal sedalam 30an meter. Lokasi tampak menarik, karang meski menunjukkan tanda-tanda pernah kena racun ikan, tetapi masih cukup bagus kondisinya. Arus sangat kencang, kami mengetesnya dengan metal jig 300 gram (hanya untuk sarana tes arus saja karena ini bukan lokasi jigging) dan hasilnya metal jig ini seperti layang-layang yang dibawa ‘lari’ angin kencang, arah benang hampir horizontal! Mancing dasaran pun menjadi sangat sulit diaplikasikan. Namun kami lihat Pak Bupati Mamuju tetap memaksa mencoba peruntungan dengan menurunkan umpan irisan tongkol. Saluuut!

Kami, rombongan Mancing Mania dan Pak Wahyudin mencoba popping di kapal yang dijangkar tersebut. Lemparan pertama Mas Dudit Widodo langsung mendapatkan ‘miss called’ dari ikan predator Papandulu, tapi sayang ikan tidak sempat di hooking sehingga respon baik ini pun tidak membuahkan hook up. Namun meski begitu respon bagus dari predator Papandulu ini membuat tim popping semakin bersemangat melemparkan popper meski sebenarnya posisi kapal kurang ideal jika untuk aplikasi teknik popping karena posisinya sedang dijangkar. Tim popping sempat pindah sebentar ke kapal kecil yang banyak berkumpul di lokasi memancing, usut punya usut ini adalah kapal-kapal supporter Bapak Bupati yang ingin menemani beliau memancing, jumlahnya kalau tidak salah tadi ada sekitar 6 atau 7 kapal kayu kecil. Ada yang menarik, salah satu kapal kayu ini namanya Manohara! Olala, rupanya manohara punya ‘perusahaan’ kapal di Mamuju? Hehe…

Saat kami popping di seputaran Papandulu ombak besar telah mulai datang. Rupanya di tengah laut awan gelap tampak pekat dan terlihat seperti akan ‘menyentuh’ horizon. Tanda ada badai di tengah laut. Jadi kami popping dalam goyangan air yang membuat kami harus selalu dalam kuda-kuda yang mantap. Kami (saya, Mas DW, dan Pak Wahyudin) dengan ditemani dua abk dan satu staff DKP Mamuju mencoba bertahan dengan terus popping. Ombak besar yang datang dari tengah tidak kami hiraukan. Kami semakin bersemangat melemparkan popper karena ternyata di lokasi ini banyak pertemuan arus yang terlihat menarik. Entah karena pengaruh cerita tentang karakter lautan Mamuju yang dikatakan orang sangat ‘berbeda’, saya melihat pusaran-pusaran air itu dalam rasa penasaran yang tinggi. Memang agak besa arus di sini. Sulit menjelaskannya tetapi saya jarang melihat putaran arus seperti di tempat ini. Kami juga sempat melihat pertunjukkan menari saat seekor layaran tampak terbang-terbang di atas permukaan air mengejar mangsanya. Saat sedang asyik popping inilah speedboat mendekati kami memberi peringatan bahwa badai sebentar lagi akan sampai pinggir, kami harus segera naik ke speedboat atau kapal kayu besar agar tidak kebasahan dihantam hujan dan angin yang tampaknya akan segera ‘menyerbu’ Papandulu. Kami pun mengikuti saran baik ini, lagian tidak ada ikan yang mau menyambar umpan kayu kami ini tho?!

Feeling nelayan memang bagus, tidak sampai 15 menit maka angin besar pun menyerbu Papandulu seperti kawanan gagak hitam berkaok-kaok. Di langit mendung tebal tiba-tiba seperti menggantung entah darimana, padahal tadi pagi masih tampak biru, mungkin kami yang tidak memperhatikannya karena keasyikkan memancing. Padahal ini sebenarnya adalah awan hitam yang dibawa oleh angin dari tengah laut sana. Kami pun hanya bisa meringis di atas kapal kayu besar sambil melihat ombak bergulung-gulung daatang dari arah barat. Untung Pak Bupati Mamuju memberi kami solusi menarik, yakni makan! Maka staff DKP Mamuju pun langsung menggelar bekal di atas kapal. Menu-menunya menarik; ada ikan bakar, ikan kerapu sunu goreng, sambal pedas, sayur bening, dan sebagai penutup ada es cendol selasih (Jawa: jinten). Mantaaab! Namun pesta ini cepat berakhir karena tidak lama kemudian tiba-tiba hujan deras datang seperti ‘ditembakkan’ oleh jutaan kran air dari langit. Apesss!

Angin dan hujan terus menderu di Papandulu, maka diputuskan kami semua kembali ke darat. Nggak akan benar dalam 6-12 jam jika begini cuacanya, kata kapten kapal yang entah siapa namanya. Maka kami semua pun kembali bergerak ke darat menembus ombak dan angin besar. Jujur, ini adalah trip teraneh saya. Perlu dua malam saya secara khusus mempersiapkan tackle yang akan dibawa ke laut mulai dari membuat ikan FG sampai menyiapkan umpan dan rangkaian. Eh memancingnya tidak sampai 2 jam. Tidak apa-sapa, safety first tho?! Maka jam 11.00 WIT kami telah kembali berada di darat dan lalu kembali ke hotel. Padahal kami berangkat ke laut jam 07.00 WIT yang lalu! Waduh?! Sekarang sudah hampir jam sebelas malam, MU baru saja beruntung mengalahkan City, padahal saya berdoa agar MU keok agar Chelsea semakin tak terkejar. Doa tak selalu menjadi harapan, namun meski begitu saya tak keberatan kembali memohon agar esok perairan Mamuju bersahabat dengan kami sehingga kami bisa membawa pulang oleh-oleh berupa gambar ikan-ikan besar. Daeng, permisi mancing daeng...

* All pictures by Me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!

Comments

cara-blog said…
thanks for this information, visit back to Download Ebook Gratis :)