Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2010

Gilang Gumilang, Elo Emang Keren Banget Dah! Gud Lak & GOD BLESS!

Foto-foto di bawah ini adalah beberapa jepretan asal dari berbagai ‘medan tempur’ mulai dari perairan perbatasan di Aceh, ‘panas’-nya perairan Kepulauan Riau, ‘kolam’ sampah raksasa bernama Teluk Jakarta, pedalaman liar di pegunungan Kalimantan Timur, dan lain sebagainya. Sebagai kenangan dan doa untuk seorang sahabat dekat bernama Gilang Gumilang yang akan segera memulai tugas barunya di program yang lain. Kali pertama bertemu dengannya pada bulan Februari yang dingin di sebuah ruang tunggu bandara Soekarno-Hatta, saya tidak memiliki kesan banyak tentangnya selain badannya yang kurus itu. Uuuups! Haha! Saya coba tuliskan cerita singkat mengenai foto-foto ini. Anda harus melihat foto-foto ini dari atas ke bawah secara berurutan jika ingin mendapatkan urutan yang benar berkaitan dengan keterangan ini. Foto #1 adalah saat Gilang Gumilang sedang mengangkat giant trevally pertamanya. Saat itu kami berada di Ujung Kulon. Saya lupa tanggalnya, tetapi kalau tidak salah waktu itu bulan Septemb

Para Pemancing Yang Tidak Mau Mundur Meski Angin Barat Menerjang Binuangeun

Dimanapun, meski sedang musim angin, selalu saja ada pemancing yang turun ke laut. Ini disebabkan oleh dua hal, saking sudah tidak tahan untuk merasakan nikmat memancing. Kedua karena waktu libur atau cuti dari pekerjaan yang ada tidak selalu selaras dengan waktu mancing terbaik. Bulan-bulan ini perairan Binuangun di Banten Selatan sedang bergolak dilanda angin barat yang terkenal sangat kuat. Kekuatan angin barat ini sudah dimaklumi oleh semua kalangan di Binuangeun; kapal-kapal nelayan tidak ada yang melaut (TPI menjadi sepi dari ikan), dan kapal-kapal mancing (fishing fleet) pun sepi dari bookingan para pemancing. Dan hampir seluruh fishing ground di pesisir selatan Pulau Jawa terkena musim angin barat ini. Saya mendengar kabar ada kapal tenggelam di perairan selatan Jogja saat menulis catatan ini. Tetapi apa yang kami lakukan dengan sekelompok pemancing Jakarta yang ‘dikomandani’ oleh Adi Prasodjo? Kami malah turun ke laut beramai-ramai, pada hari Senin dan Selasa pula, saat dimana

Para Pejalan Yang Pasrah Diterkam Senja Basah di Pelabuhan Ratu

Tiga minggu terakhir ini tiba-tiba saja saya dan kawan-kawan satu tim melintas tiga kali di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Dan semuanya selalu singgah sementara antara satu hingga dua malam karena lelah mendera kami semua yang selalu diburu ‘hantu’ bernama ikan-ikan besar. Pelabuhan Ratu adalah pendaratan ikan tangkapan terbesar di Jawa Barat dan memiliki TPI yang selalu sibuk! Puncak kesibukan TPI di Pelabuhan Ratu biasanya terjadi saat musim ikan tuna (yellowfin tuna) yang berlangsung seiring dimulainya musim kemarau dan mencapai puncaknya pada bulan-bulan September atau Oktober. Tempat ini memang menjadi salah satu favorit kunjungan ikan tuna karena memiliki teluk besar yang persis menghadap Samudera Hindia. Di Pulau Jawa, letak strategis ini mungkin hanya bisa ditandingi oleh Sendang Biru, Malang Selatan. Saat musim tuna seperti itu, perairan di sekitar Pelabuhan Ratu akan penuh dengan kapal-kapal nelayan yang berebut ikan tuna. Di antara ‘skuadron’ besar kapal nelayan aneka

Dudit Widodo dan Ikan-ikan Air Tawar Jawa Barat Berukuran ‘Liliput’ (3)

Suatu hari, perjalanan kami dalam rangka mencari ikan-ikan kecil di Jawa Barat tiba di daerah yang bernama Calingcing, Cianjur. Daerah ini masih merupakan bagian dari Waduk Cirata. Sama seperti di Waduk Cirata di daerah Jangari, Calingcing juga merupakan lokasi keramba-keramba tempat budidaya ikan-ikan air tawar seperti ikan mas, nila dan mujair. Hari itu langit di Calingcing agak mendung. Perjalanan singkat sekitar 30 menit baru saja kami tempuh dari kota Cianjur melewati jalanan aspal yang masih basah oleh sisa hujan semalam. Calingcing mungkin bukan lokasi memancing ikan air tawar yang popular di Cianjur, jarang kami mendengar bahwa lokasi ini merupakan destinasi memancing. Namun karena Cirata sudah pernah kami datangi, Calingcing menjadi lokasi alternative yang bisa dikunjungi. Menurut penuturan Kang Asep, kawan mancing kami di Cianjur, Calingcing memiliki potensi ikan-ikan air tawar yang masih lumayan. Namun memang kita tidak bisa berharap terlalu banyak menyangkut jumlah dan kua

Para Jagoan Cilik Versus Patin Paten Kolam Tambok Lobu, Tangerang

Cerita yang hampir terlupakan gara-gara waktu yang bergerak semakin cepat dan tidak selalu berpihak pada keinginan untuk berbagi kisah melalui catatan. Waktu itu pertengahan Oktober 2009. Kami (saya, Bayu Noer dan Gilang) berkumpul bersama anak-anak kecil di sebuah kolam pemancingan ikan patin di daerah Ciputat, nama kolamnya Tambok Lobu. Ini adalah kolam ikan patin yang cukup popular di kalangan pemancing kolam di Jakarta karena memiliki ikan-ikan patin berukuran besar. Paling besar kata pengelola kolamnya yakni Mamat, ikan patin yang ada di kolam ini paling besar beratnya adalah 23 kg. Lumayan besar untuk ukuran ikan kolam air tawar. Yang menarik, kolam ini juga dipenuhi dengan ratusan ekor ikan patin bersize lumayan, antara 4-7 kg-an, sehingga potensi strike di kolam ini menjadi sangat maksimal. Singkat kata, setiap pemancing yang memancing disini pasti akan terpuaskan! Jika Anda berminat memancing disini silahkan mencari informasinya dengan meng-klik di Google kata “tambok lobu” da

Dudit Widodo dan Ikan-ikan Air Tawar Jawa Barat Berukuran ‘Liliput’ (2)

Kami tiba tergesa di Cianjur dalam guyuran hujan yang lebat menjelang senja. Kawan-kawan pemancing Cianjur telah menunggu kami di depan Masjid Ciranjang. Dalam tatapan heran banyak pasang mata yang memenuhi areal parkir dan muka pasar Ciranjang kami lalu meluncur kembali dengan cepat menuju desa pinggiran Ciranjang yang bernama Cibiuk. Cibiuk sebelum hari ini saya kenal sebagai desa asal sambal Cibiuk yang kesohor itu. Entah apakah ini adalah Cibiuk yang benar sebagai asal sambal Cibiuk atau bukan karena di tatar Sunda begitu banyak nama daerah yang sama. Saya tidak sempat menanyakannya kepada orang-orang. Cibiuk adalah destinasi pertama yang kami sasar bersama para pemancing tradisional Cianjur dalam rangka menemukan ikan-ikan mungil khas Jawa Barat. Kawan dekat kami, pemancing local bernama Asep Saefudin adalah ‘lentera’ yang membawa kami ke desa kecil nan hijau ini. Desa yang dipenuhi oleh sawah luas menghampar ini memiliki banyak aliran sungai kecil yang masih cukup alami dan juga