Skip to main content

Yogyakarta, July 14th 2012: Notes from Eclipse Balcony

Malam yang dingin. Saya duduk di balcony dan dari sebuah bawah saya terdengar bunyi-bunyi dari aktifitas staff hotel yang tampaknya sedang mempersiapkan restoran untuk sarapan para tamu hotel esok pagi. Persis di bawah balcony adalah kolam renang, yang tadi sore penuh 'bebek' berenang. Bebek-bebek putih yang datang dari negeri dingin entah dimana. Persis di depan saya ada dua pohon kelapa gading yang bersih tidak ada buahnya. Tampaknya telah dibersihkan oleh staff hotel. Sangat mungkin mereka takut ada 'bebek' yang bermain air di bawah kejatuhan kelapa. Kelapa yang bisa mengganggu sebuah tatanan besar bernama pariwisata jika sampai terjadi insiden. Detail ternyata memang harus diperhatikan demi sebuah tatanan besar yang memiliki efek positif pada kalangan luas. Saya mencoba merenungkan sejenak apa yang telah saya lewati satu tahun terakhir ini. Banyak yang terjadi. Saya mengalami banyak hal, melihat banyak hal, mendengar banyak hal, dan merasakan banyak hal. Bukan melulu tentang sesuatu yang bisa selalu dibanggakan memang. Kita semua tahu, sekuat apapun kita berusaha melakukan yang terbaik setiap hari, pasti akan selalu ada hal yang tidak seperti harapan kita ataupun harapan orang lain. Namun setidaknya kita telah berusaha yang terbaik untuk mewujudkannya. Jika ada hal perbuatan ataupun pekerjaan yang belum seperti harapan, setidaknya kita tahu dengan pasti akan bagaimana melakukannya lagi di kemudian hari agar kesalahan yang sama tidak terulang. Agar semakin banyak hal baik yang kita lakukan dan dapatkan. Untuk kita sendiri, keluarga, orang-orang tercinta, dan untuk bekal menghadap Tuhan.

Tetapi ada saat-saat dimana saya tersenyum bahagia. Bersama ikan-ikan, bersama sahabat-sahabat terbaik, bersama keluarga (yang paling jarang saya temui), dan tentunya bersamamu yang tercinta. Apa yang lebih baik untuk dilakukan pada hari ini selain syukur dan doa? Tuhan memiliki rencana pada kehadiran kita di dunia. Kita kadang hanya bisa menerka-nerka apakah gerangan rencana itu. Kita hanya akan tahu dengan cara menjalani laku kita dengan usaha, doa, dan dengan percaya. Setelah masa-masa 'menghilang' yang agak lama saya kembali harus banyak bersyukur karena kalian para sahabat tetap ada. Ada masa saya pernah berfikir bahwa akan ada babak baru yang serba baru tanpa kebodohan, kekonyolan, kenekatan, dan gelak tawa kalian. Karena saya pernah merasa bahwa ada 'pagar' yang memisahkan kita. Ternyata itu adalah kesempitan pribadi saya sendiri yang belum bisa melihat arti dari ketulusan. Terimakasih karena tetap ada bersama saya, meski telah banyak hal yang berubah. Hanya doa bisa saya hantarkan semoga kehidupan kalian semua dilimpahi oleh kebahagian dan senyum yang tiada habisnya. Dan kepadamu yang tercinta, engkau tahu seharusnya kopi putih di cangkir merah ini engkau lah yang menyeduhnya. Hal yang mungkin dulu jarang kamu lakukan, namun kini menjadi sering kamu lakukan karena diri ini sangat menikmati dari rasa dan aroma dari biji bernama kopi yang diseduh. Dan lalu setelah kita duduk berhadapan sambil menghadap kopi kita masing-masing, terucap ataupun hanya di dalam hati saja kita akan bersama-sama mengucapkan syukur bersama-sama kepada Hyang Maha Kasih, atau sekedar menyapa-Nya yang mungkin juga sedang menikmati kopinya sendiri entah dimana. Pernahkah kamu mendengar cerita itu, bahwa bisa saja Dia juga menyukai kopi? Jika tidak, kenapa Dia menciptakan sesuatu yang disukai oleh lebih dari separo penduduk bumi ini. Dan oleh karena banyak hal baik yang kita lewati bersama, mari kita ucapkan bersama-sama "Deo Gratias. Terimakasih Tuhan". (Eclipse, Yogyakarta).

 * Foto courtesy of Michael Risdianto. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Photos caption: Cangkir merah ini hampir terlewat dari pengamatan. Tak saya duga hotel menyediakannya di kamar. Hal yang baru pertama kali saya temukan di kamar hotel.// Tak begitu kelihatan, foto kedua ini adalah menu makan malam. Its giant freshwater shrimp aka udang galah yang dimasak dengan madu. Rasanya? Lebih baik tidak saya tuliskan.// Dog tags kiriman dari Jakarta yang tiba di hotel malam hari. What a tags! Like it!!!!// There will always 14th July on the wheel of life. Padahal sebenarnya itu hanyalah jeruji kereta kuda (andong) yang saya ambil di sebuah sudut kota Yogyakarta.// Entah kenapa kini setiap kali melihat mobil berwarna pink mata saya seperti hendak keluar dari kelopaknya. Di Thailand saya pernah melihat taksi berwarna pink. Armada taksi pink! Eh tadi sore saya bertemu dengan omprengan warna pink juga di Jl. Adi Sucipto, Yogyakarta.//

Comments