Skip to main content

Catatan Tukang Mancing Yang Terkadang Nyambi Menjadi Tukang Petai: Manfaat dan Efek Samping Mengkonsumsi Petai Bagi Kesehatan

Mungkin ini foto petai paling keren yang pernah saya miliki. Februari 2015, bersama tim Jejak Petualang Trans7 saat itu kami berkeliling Kabupaten Wonogiri untuk mendokumentasikan 'ketahanan pangan' ala masyarakat. Pas banget sedang musim petai! Medina Kamil, host Jejak Petualang dan perempuan petualang paling populer di negeri ini memang doyan petai, jadi klop sudah perjalanan kami saat itu menjadi sangat 'bau'! Hahaha! Salam uni!
Ketika saya terbangun dari mimpi pagi hari ini, seorang keturunan Betawi dekat tempat kontrakan saya mengundang untuk ‘menjaga’ rumah mereka, yang akan ditinggalkan seharian penuh. Keluarga tersebut rupanya akan berpesiar keliling kota entah kemana dan menurut mereka alangkah baiknya jika saya main di rumah mereka memanfaatkan kelegaan dan kesunyian yang ada dibandingkan mlungker dan ngumpet di kontrakan saya yang sempit sendirian. Saya memang cukup dekat dengan keluarga ini karena kepala keluarga ini memiliki minat yang sama dengan saya, memancing. Okay cool, kata saya meski belum mandi dan gosok gigi saya pun bergeser ke rumah mereka, dan mereka pun kemudian berangkat pergi. Yang tidak saya sangka adalah sang empunya rumah sudah meninggalkan bekal untuk saya menjadi ‘satpam’ seharian, yaitu masakan yang masih hangat dengan beberapa lauk dan ada dua papan petai yang masih segar! Rejeki anak soleh! Kejutan hari Sabtu yang menyenangkan bagi seorang yang ‘terjebak’ di Jakarta. Karena seharusnya pagi ini saya terbang ke Bima, Pulau Sumbawa untuk kemudian mendokumentasikan musim ubur-ubur di Teluk Saleh. Tetapi karena host tiba-tiba ada sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan, trip yang sudah direncanakan selama sepuluh hari terakhir ini pun gagal! Kalau alasannya adalah sesuatu yang sangat krusial (sakit, ada keluarga meninggal, dan beberapa hal darurat lainnya mungkin saya bisa legawa). Tetapi sampai hari ini saya tidak mendapatkan jawaban yang melegakan tentang kegagalan ini. WTF!


Untungnya pagi ini ada petai (pete) yang disiapkan sebuah keluarga kecil yang seperti sudah menjadi keluarga saya sendiri di Mampang Prapatan ini. Gundah karena gagal trip berangsur berkurang karena hiburan dari pete. Tenang, semua tidak ada yang kebagian karena saya sudah menghabiskannya beberapa jam lalu. Hehehe. Saya memang gila petai, sejak saya lahir sepertinya saya sudah memakannya. Sensasi memakan petai ini menurut saya sangat luar biasa nikmat dan apalagi padanannya juga pas, misalnya saja ikan asin, ikan goreng, sambal bawang mentah, urap, dan lain-lain. Ada yang bilang kalau kita suka pete ini, mertua lewat ibaratnya bisa tidak kita sapa. Guyonan ini tepat bagi saya, karena memang saya tidak memiliki mertua sampai hari ini. Ah jadi curcol. Tetapi saya sendiri tidak pernah menulis secara serius tentang petai yang saya sukai ini. Padahal banyak sekali momen yang sering saya foto saat memasak, memakan, memanen, atau membeli pete ini. By the way seperti kita tahu bersama, pola konsumsi terhadap petai yang dilakukan manusia adalah lebih sebagai bahan tambahan masakan. Misalnya saja saat membuat nasi goreng, tumis kacang panjang, sambal kentang dan lain sebagainya. Sangat jarang orang senang mengkonsumsi nasi hanya dengan petai saja tanpa lauk-pauk lainnya, meski saya termasuk sering melakukannya.

Petai atau Parkia speciosa (atau juga disebut petai, bitter bean, twisted cluster bean, stinker atau stink bean) adalah tanaman dalam genus Parkia dan termasuk dalam famili Fabaceae. Penyebaran tanaman ini terdapat di berbagai penjuru dunia terutama di Asia Tenggara hingga India bagian Tenggara. Penampakannya kurang lebih sama, memanjang seperti pedang atau keris kecil dengan beberapa biji yang ada di dalamnya. Satu papan biasanya akan berisi antara 10-15 biji petai dengan ukuran biji yang beragam. Bau semua bijinya kurang lebih sama, hanya ada yang kuat menyengat dan ada yang sedang. Biasanya biji petai ini kalau dipanennya ketika musim kemarau, ukurannya lebih kecil tetapi baunya lebih mantap. Kalau panennya pada musim penghujan begini bijinya berukuran lebih besar tetapi baunya kurang nendang. Saya suka semuanya apapun itu bau petai ini. Dahulu di kampung, setidaknya sampai saya SMP saya memakan petai ini gila-gilaan pada musimnya. Tanpa harus melihat kiri kanan ada siapa. Tetapi sejak SMA hingga hari ini, saya lebih wise ketika memakan petai ini. Sedang ada dimana, sedang bersama siapa, dan lain sebagainya. Karena memang tidak semua orang suka petai, setidaknya dengan baunya. Hampir semua orang yang saya kenal paham bahwa petai banyak manfaatnya, tetapi sebagian besar pula tidak bisa menerima bau petai ini. Sehingga bagi mereka, manfaat yang sama masih bisa didapatkan dengan mengkonsumsi makanan lain yang tidak bau buka? Mereka betul. Tetapi cinta saya tidak bisa berpaling begitu saja. Karenanya say akini lebih wise ketika mengkonsumsi petai ini. Jangan sampai terulang terjadi pertengkaran tidak perlu karena hal yang sepele seperti petai ini dan kita kehilangan orang-orang yang dekat dengan kita. Byuh, curcol lagi!

Paragraf  berikut saya sarikan dari beberapa sumber yang bertebaran di internet. Mengapa pete memiliki bau yang aduhai? Ini terjadi karena petai memiliki kandungan asam amino yang terdapat di dalam biji petai yang mengandung unsur sulfur. Kandungan inilah yang membuat biji petai menghasilkan bau yang sangat menyengat dan tidak sedap. Di Amerika sendiri, petai dinobatkan sebagai makanan yang baunya paling buruk. Tak heran kemudian di benua ini petai tidak banyak ditanam oleh manusia, berbeda dengan di Asia Tenggara petai memiliki banyak peminat sehingga populasi tanaman ini juga sangat banyak karena mampu mendatangkan keuntungan ekonomi bagi yang memiliki pohonnya. Di Indonesia misalnya, jangankan orang biasa seperti saya, artis dan pejabat tinggi negara juga banyak yang menyukai petai ini. Tetapi ya itu tadi jumlah peminat petai ini tidak sebanyak mereka yang membencinya. Konon, semua ciptaan Tuhan itu selalu memiliki manfaat yang berguna untuk kehidupan, termasuk juga dengan petai ini.

Berikut ini adalah beberapa manfaat dan kelebihan dari petai bagi kesehatan tubuh manusia. Pertama adalah meredakan depresi atau stress. Ternyata, kandungan zat tryptophan yang terkandung dalam petai merupakan faktor penting yang mampu menyebabkan redanya tekanan depresi pada seseorang. Konon zat ini pokoknya mampu membuat seseorang menjadi lebih rileks, memperbaiki mood dan kondisi emosi seseorang, dan membuat tubuh kita terasa lebih bahagia. Hemmmm. Jadi bagi siapapun anda yang sudah memiliki segalanya tetapi masih merasa kurang bahagia, cobalah mengkonsumsi petai ini banyak-banyak. Manfaat kedua adalah membantu memperbaiki mood perempuan karena PMS (Pre Menstrual Syndrome). Kita tahu perempuan kalau sedang mens itu suka marah, emosi meledak-ledak, cepat berubah mood dan lain sebagainya. Dengan mengkonsumsi petai ini, maka akan membantu menstabilkan moodnya. Hal ini juga merupakan efek dari zat tryptophan. Selain itu, pete juga mengandung vitamin B terutama vitamin B1 yang dapat mengatur kadar gula darah, dan juga dapat membantu memperbaiki mood seseorang yang sedang mens tersebut. Saya belum dapat membuktikan hal ini karena semua perempuan yang pernah menjadi pacar saya tidak ada satupun yang menyukai petai! Hahaha!

Lanjut! Petai juga bisa mencegah terjadinya anemia. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan zat besi yang terkandung dalam buah petai ini. Anemia sendiri kita tahu dapat menyebabkan tubuh kita menjadi mengalami 5 L (letih, lemah, lesu, lunglai, lemas). Intinya tubuh kita menjadi terasa tidak bertenaga, mudah terserang penyakit ringan masuk angin misalnya, mudah pusing dan mual-mual,  akibatnya kita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal. Dengan mengkonsumsi petai, beberapa gejala diatas dapat dicegah dan tidak akan muncul pada diri kita. Hebatnya lagi petai juga mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa buah petai dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor yang akibatnya tidak baik seperti mudah marah, meningkatkan resiko terserang penyakit kronis seperti jantung, dan mudah lelah. Dengan mengkonsumsi petai dapat membantu menurunkan resiko tekanan darah tinggi atau hipertensi yang diderita, dan dapat mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan oleh hipertensi. Namun bagi yang tidak suka petai khasiat ini sebenarnya dapat diganti dengan mengkonsumsi buah pepaya, mentimun, labu siam. Kalau saya pokoknya keukeuh tetap akan mendapatkannya dari petai!

Kandungan kalium pada petai juga diyakini mampu meningkatkan kemampuan kognitif manusia. Kemampuan kognitif ini meliputi banyak hal antara lain kemampuan kita dalam mengingat, kemampuan melakukan rekognisi pola, dan kemampuan dalam mempersepsikan melalui indera. Penelitian di Inggris menguatkan hal ini dimana para siswa yang mengkonsumsi pete pada saat sarapan hingga makan siang dapat mengerjakan soal-soal dengan cukup mudah. Menurut saya ini masih debatable, karena bisa jadi siswa-siswa tersebut memang sudah memahami materi yang diujikan, dan atau memang kebetulan mereka semua adalah siswa-siswa yang dari sononya sudah cerdas. Petai juga memiliki efek antasida. Efek ini dapat membantu anda dalam mengurangi rasa begah dan sesak pada bagian dada yang disebabkan oleh kekenyangan atau terlalu banyak makan.

Bagi yang selalu ingin memiliki tubuh sexy dab langsing ini paling cocok. Petai mampu mencegah terjadinya kegemukan. Sebab selain memiliki kandungan serat yang tinggi yang dapat mengikat lemak, petai juga dapat mencegah kegemukan dengan cara lain. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan kegemukan adalah faktor depresi. Ini mungkin karena yang diteliti waktu itu adalah orang yang ketika stress kemudian mengalihkannya dengan makan sebanyak-banyaknya dan berbelanja. Kalau penelitiannya di Indonesia sepertinya tesis petai dapat mengurangi kegemukan ini tidak akan muncul. Karena kalau di Indonesia, orang kalau stress kebanyakan akan susah makan dan kemudian suka begadang, menjadi susah tidur dan akan curcol sepanjang waktu hingga lupa makan.

Daaaaaan masih banyak lagi manfaat petai yang lainnya baik itu yang berdasarkan penelitian ilmiah maupun dari pengalaman empiris merek ayang mengkonsumsinya. Anda dapat menemukannya sendiri di internet. Sebelum catatan ini saya akhiri saya sarikan garis besarnya saj amanfaat lainnya tersebut; baik untuk kesehatan lambung karena mampu menetralisir asam lambung, dapat menurunkan suhu tubuh karena petai merupakan ‘buah dingin’, mampu mencegah serangan stroke (ini menurut penelitian The New England Journal of Medicine), membantu menghentikan kebiasaan merokok (kalau untuk saya tidak terbukti karena kalau usai makan petai merokok akan menjadi semakin mantab), mengandung antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas sehingga tubuh kita menjadi semakin baik staminanya (ada yang memplesetkan ini dengan petai mampu meningkatkan vitalitas pria, saya setuju),  mengandung vitamin C yang tinggi yang cukup memenuhi kebutuhan vitamin C kita dalam sehari, dan lain sebagainya.

Ada manfaat pasti ada efek sampingnya, ini sebenarnya terdapat di semua jenis makanan tidak hanya petai saja. Agar tidak membahayakan diri kita patut kita simak sehingga kita menjadi penikmat petai yang smart. Pertama petai mengandung asam amino tinggi sehingga dapat mengganggu kesehatan ginjal. Untuk itu bagi yang menderita penyakit ginjal sebaiknya menghindari konsumsi petai. Tetapi bagi orang sehat yang ingin mengkonsumsi petai, kalau dari pengalaman saya, imbangilah dengan minum air putih yang banyak sehingga kerja ginjal kita tidak terganggu. Amatilah air kencing kita jika ingin tahu apakah cara konsumsi petai kita benar atau salah. Kedua petai mengandung kadar purin yang tinggi sehingga meningkatkan ancaman kita terkena adam urat dan rheumatik. Efek samping ini patut kita perhatikan dengan pola konsumsi yang berimbang, saya meski gila petai juga mengaturnya dengan baik agar tidak berbahaya. Bau yang menyengat kadang menimbulkan rasa pusing/sakit kepala (ini terutama jika yang mencium baunya adalah orang yang tidak suka petai).  Bau menyengat petai dapat memicu bau mulut yang tidak sedap, meski memang ada cara menghilangkannya dengan memakan bubuk kopi dan atau memakan sedikit kulit petainya. Bau mulut karena papapun itu seringnya tidak bagus untuk pergaulan kita. Jadi untuk efek samping terakhir ini pesan saya baiknya jangan mengkonsumsi petai ketika hendak berangkat kencan, meeting bisnis, dan lain sebagainya. Demikian bos, jangan lupa kirim-kirim ye kalau lagi musim petai?! Salam!

* Photo by Eko Priambodo (kameraman Jejak Petualang Trans7). Wonogiri, Februari 2014. No watermark on the pictures, but please don't use or reproduce (especially for commercial purposes) without my permission. Don't make money with my pictures without respect!!!

Comments