(Part 5) Untuk orang-orang Dayak Long Gelat: Behind The Scenes Jejak Petualang Wild Fishing Trans7 to Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Untuk orang-orang Mahakam Ulu, terutama orang-orang Dayak Long Gelat. Sebagian dari kalian menemani kami setiap hari menantang jeram, sebagian lagi menyalakan api unggun ketika hujan dan dingin memeluk pedalaman. Segala usaha dan doa kita rajut bersama, demi mewujudnya harapan terbaik di masa depan, hingga tanpa terasa ternyata kita berpetualang bersama sebagai sebuah keluarga. TERIMAKASIH!
Suatu malam tiba-tiba saja seorang kawan, yang benar-benar seorang
kawan pada masa kuliah, yang telah bermukim jauh di Benua Biru menelpon untuk
sekedar meminta maaf, jika selama ini mungkin saja dia memiliki kesalahan dan
apapun itu yang mengganggu saya selama berkawan. Saya kaget karena terlepas
apapun itu yang terjadi selama bersahabat dengan dia berpuluh tahun terakhir
ini, saya merasa tidak perlu seseorang itu sampai harus segitu seriusnya
meminta maaf. Karena masalah persahabatan (apalagi persahabatan yang baik),
karakter, pembawaan, prinsip, dan lain sebagainya itu setiap orang pasti
berbeda. Riak pasti ada dalam hubungan antar manusia, laut yang indah bukan
laut yang tenang tidak berombak dan tanpa arus berbahaya, karena malah tidak
ada ikannya. Jadi saya cukup dewasa untuk memahami apapun itu jati diri
seseorang dalam bersahabat dengan saya. Kecuali bahwa ada hal-hal yang sangat
prinsip dan sudah menjurus ke sesuatu yang tidak baik (fitnah, menipu, dan lain
sebagaainya), maka seseorang itu memang sudah sepantasnya harus minta maaf, dan
mungkin saja saya tidak mau lagi untuk berkawan. Pertanyaan saya berikutnya
kemudian adalah, kenapa harus segitunya dia meminta maaf kepada saya, apalah
saya ini toh kami berkawan baik-baik saja selama ini, tanya saya. Mumpung ada
waktu katanya, kita tidak tahu umur manusia. Dia rupanya sedang sangat sedih
karena tidak sempat memenuhi permintaan seorang sahabat yang ingin bertemu, dan
ternyata kemudian sahabatnya tersebut meninggal belum lama ini. Dia tidak tahu
apa yang akan terjadi dengan saya, juga dengan dirinya. Jadi baiknya mumpung
masih ada waktu dia ingin melegakan diri dengan menghubungi semua sahabat baik
yang telah ikut mewarnai hidupnya selama ini.
Dan tiba-tiba juga saya kemudian teringat dengan orang-orang
baik di sekitar kehidupan saya, keseharian saya, pekerjaan saya, apa yang saya
lakukan di perjalanan di pedalaman dan lain sebagainya. Begitu banyak orang
baik yang membantu saya, di berbagai daerah, di berbagai kesempatan dimanapun, dan
lain sebagainya. Saya terkadang tidak sempat untuk dengan begitu jelas dan
tegas mengucapkan terimakasih dan atau menjabat tangan beberapa orang dari
mereka dengan hangat, atau berbicara dengan ramah kepada mereka. Hal-hal
seperti itu kadang terjadi saking konsentrasi saya kepada pekerjaan, tugas, dan
banyak lagi hal “profesionalisme” lainnya yang harus dipikirkan. Oleh karena
itu melalui postingan ini saya ingin memulainya sekarang, terutama untuk
masyarakat dan ataupun rekan-rekan di berbagai daerah yang telah begitu baik
menerima saya juga tim dan membantu dengan segala cara demi terlaksananya
tugas-tugas yang saya dan atau kami emban dengan baik. TERIMAKASIH BANYAK!
Foto-foto yang saya sertakan dalam catatan ini adalah hasil perjalanan kami,
tim Jejak Petualang Wild Fishing Trans7, ke Mahakam Ulu, kalimantan Timur awal
Maret lalu. Dua catatan awal tentang perjalanan ini sudah saya muat di blog
ini: Ikan
Purba dan Kepercayaan Orang Long Gelat & Kenangan
Pengangkatan Keluarga Baru Long Gelat. Wilayah ini relatif jarang didatangi
oleh media nasional saking lokasinya yang sangat jauh, high cost dan juga sekaligus memiliki medan yang sulit dan sebagian
berbahaya. Tetapi berkat bantuan banyak pihak kami kemudian berhasil
mengaksesnya dengan gembira juga ramai. Ada rekan-rekan dari PKPEML FEB
Universitas Mulawarman, rekan-rekan dari Borneo Nature Photography, pihak dari
Pemkab Mahakam Ulu, dan tentunya semua bisa berhasil karena masyarakat yang
menerima dan membantu kami. Yakni orang-orang Dayak Long Gelat yang tinggal di
Lung Tuyoq dan Liuq Mulang. Dua kampung inilah yang menjadi pusat kegiatan dan
pusat segalanya ketika kami berada di Mahakam Ulu selama sembilan hari. Suka
dan duka kami rajut bersama demi menampilkan karya terbaik yang memuat harapan,
semangat juga doa. Sangat mungkin 99,9 % orang-orang Lung Tuyoq dan Liuq Mulang
tidak akan pernah bisa membaca postingan ini, cara saya mengenang mereka ini,
karena jangankan akses internet, sinyal gsm saja tidak ada disana. Tetapi
cukuplah seluruh ‘dunia’ yang terkait dengan saya memahami bahwa ada orang-orang
Long Gelat yang telah begitu penuh semangat juga ramah dalam membantu kerja
dokumentasi yang kami lakukan, dan bahkan kemudian menerima saya dan tim
sebagai bagian dari keluarga besar mereka, keluarga besar Dayak Long Gelat.
Salam wild fishing!
* Pictures mostly
by Me. Me and Nayaq Ping
captured by Manurung Prima Uli. Another shot by Minggang Lejau, Dalung
Lejau, Innal Rahman, Ichfan Maulana, Ervanlelo, Arbiansyah Jueng & Eko
Hamzah. No watermark on the
pictures, but please don't use or reproduce (especially for commercial
purposes) without my permission. Don't make money with my pictures without
respect!!!
Comments