Wild Water Indonesia: Barisan Merah Hitam Untuk Masa Depan Perairan Indonesia Yang Lebih Baik (Bagian 2)
Sepertinya sejak awal bulan hingga menjelang akhir Oktober ini adalah hari-hari yang begitu melelahkan bagi saya, begitu menguras tenaga dan pikiran juga kesabaran. Entah karena sebelumnya saya terlalu lama ‘terpenjara’ di Jakarta, atau karena kemudian adalah perjalanan yang sangat berbeda dari biasanya karena banyaknya “hal unik” yang menyertainya, yang seperti tiada berujung membelah jalur Pantura hingga pesisir selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta, pertemuan-pertemuan yang tidak pernah usai dengan banyak sekali orang, kondisi alam yang memang ‘menyita’ begitu banyak cadangan energi di raga, orang-orang yang begitu banyak harus kita datangi dan ajak bicara dan melakukan sesuatu, sebuah proses kerja yang pada trip ini cukup berbeda, orang-orang yang beberapa di antaranya cukup ‘aneh’, dan lain sebagainya. Apapun itu semua saya yakin ada alasannya tersendiri, tidak mungkin jalan yang kita lalui ini tidak ada artinya, saya percaya selalu ada makna dan nilainya tersendiri yang sudah digariskan oleh-Nya. Tinggal kita bersedia menjalaninya dengan bijaksana atau tidak. Saya menyebut bulan-bulan terakhir ini adalah masa pancaroba yang sangat aneh dalam kehidupan professional saya, banyak yang memperingatkan kepada saya agar hati-hati, ada yang memberi semangat agar jangan menyerah dan tetap memiliki cita-cita besar di dunia petualangan ini, ada juga yang menertawakan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini.
Malam-malam usai menunaikan tugas sebagai kuli keliling
sebuah media dengan segala dinamikanya, beberapa hari terakhir ini saya diberi
‘pelajaran’ agar terus bersyukur karena diberi banyak berkat oleh-Nya dalam
bentuk postingan kegiatan-kegiatan kontra illegal fishing yang digelar oleh
kawan-kawan yang yang ada dalam jaringan Wild Water Indonesia. Terimakasih sahabat!
Apapun yang kalian lakukan, sekecil apapun bentuk kepedulian yang kalian
kerjakan, apalagi kalian semua menunjukkan kepada khalayak luas bahwa Wild
Water Indonesia ikut hadir dalam kegiatan tersebut melalui kawan-kawan, sungguh
suatu kebahagiaan yang mengharukan bagi saya. Karena saya percaya semua itu
murni didorong oleh suara dari kejernihan hati para sahabat semua. Bukan demi
sesuatu yang lain yang sarat interest personal dan kelompok, dan apalagi
interest bisnis atau apapun yang ‘berbau’ finansial, melainkan murni untuk masa
depan perairan negeri kita yang lebih baik di masa mendatang. Untuk kepentingan
banyak orang dan generasi berikutnya. Sekali lagi salut, respek, dan
terimakasih! Sungguh saya terharu!!! Review atau apapun istilahnya catatan ini
saya pastikan bukan bermaksud menilai aksi yang para sahabat lakukan. Tidak
seperti itu. Ini justru sebagai bentuk ucapan salut respek dan terimakasih saya
karena para sahabat bersedia dengan sukarela dan tanpa imbalan apapun melakukan
suatu perbedaan demi perairan tercinta kita, demi generasi berikutnya. Karena
apa yang kawan-kawan lakukan saat ini, hasilnya sudah dapat dipastikan baru
akan terasa bertahun kemudian, dan mungkin bahkan puluhan tahun kemudian. Dan
bisa jadi sebagian dari kita telah pergi ‘memancing’ di alam yang berbeda.
Praktis laman beberapa akun medsos yang saya miliki selama
satu bulan penuh ini, semuanya berwarna merah hitam (dua warna khas WWI) saking
banyaknya tag dari foto-foto dan video dari berbagai jaringan WWI di daerah. Saya
melihatnya ini semua adalah angin segar di tengah membludaknya publish (baca:
pamer) sesuatu yang sebenarnya adalah wilayah personal kehidupan manusia, dan
omong kosong lainnya di dunia mancing negeri kita saat ini, di tengah maraknya
pengkultusan individu di dunia mancing, yang pada beberapa hal sepertinya
semakin menjadi-jadi. Di tengah arus besar massa pemancing yang seringkali
‘ditelikung’ oleh kekuatan kelompok tertentu dan diarahkan ke sesuatu yang
berbau politik. Perhaps I’m offended.
Tetapi memang demikianlah nyatanya! Awalnya sebenarnya saya hanya ingin
memposting foto-foto kegiatan para sahabat semua di blog ini, tetapi saya
kemudian berfikir ulang, alangkah baiknya jika diberi catatan secukupnya
sehingga siapapun yang mengaksesnya kemudian hari, memiliki pemahaman yang
benar atas apa yang kita lakukan. Saya tidak rela niat mulia para sahabat semua
terhadap lingkungan malah tidak sampai maksud dan tujuannya kepada publik
karena ada ketidakcukupan informasi yang saya ataupun kita sampaikan. Publik
perlu mengetahui apa yang para sahabat lakukan, dan apa maksud dari itu
semuanya. Bukan dalam rangka pamer kepedulian, tetapi justru ingin menyebarkan
niatan yang tidak banyak orang mau melakukannya, syukur-syukur kemudian banyak
orang yang kemudian tergerak untuk melakukan hal yang sama. Karena kegelisahan
ini tidak akan sampai pada tujuannya jika hanya sedikit orang yang
melakukannya, ini semua harus menjadi
gerakan massal yang melibatkan banyak sekali orang.
Akan saya awali dari Kota Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah.
Memang ini bukan evennya yang murni digelar oleh para sahabat Wild Water
Indonesia, melainkan digelar oleh rekan-rekan Ikatan Mancing Casting Sukoharjo
(IMCS). Digelar pada tanggal 16 Oktober 2016 di Waduk Mulur, Jawa Tengah. Even
yang menurut saya cukup besar mengingat banyak menggandeng pihak-pihak terkait
lainnya (Dinas Pertanian, Muspika, dan lain-lain), para anglers tentunya karena
merekalah ‘motor’ dari kegiatan ini, juga masyarakat umum. Saya salut dengan
semangat dan kepedulian yang ditunjukkan oleh rekan-rekan IMCS. Dengan bertajuk
Bersih Lingkungan & Tebar Benih/Bibit Ikan mereka berharap ekosistem
perairan tawar di Waduk Mulur kembali bangkit dan memberi manfaat yang lebih
kepada siapapun yang berkepentingan dengannya. Para nelayan suatu hari nanti
bisa kembali memetik hasil ekosistem yang kembali sehat, para anglers pun dapat
menjalani hobinya dengan gembira, dan lain sebagainya. Terkait dengan “bersih
lingkungan” ini juga sesuatu yang memang harus menjadi perhatian banyak orang.
Karena selain populasi dan habitat ikan yang turun secara drastis, negeri ini
sepertinya mulai dijangkiti dengan penyakit bernama “sampah berserakan”. Bahkan
mungkin sudah mengarah ke “darurat sampah”! Kegiatan di Waduk Mulur ini
merupakan hasil keprihatinan banyak sekali orang yang terkait dengan Waduk
Mulur, banyak sekali nama yang melakukan banyak hal luar biasa sehingga
kegiatan ini terwujud. Sayangnya tidak banyak yang saya kenal, tetapi tidak
berlebihan kiranya jika saya menyebutkan nama Mas Nur Khalid Yamani sebagai
salah satu motor kegiatan ini yang didukung penuh rekan-rekan IMCS lainnya. Salam
hormat untuk kawan-kawan semuanya. Ada yang menyejukkan dalam kegiatan ini,
spanduk Wild Water Indonesia (WWI) diikutkan oleh kawan-kawan dengan di pasang
di ‘basecamp’ lokasi kegiatan. Juga saya lihat ada beberapa angler yang
mengenakan t-shirt WWI juga hadir disana. Terimakasih para sahabat dari IMCS dan rekan-rekan lainnya semuanya. Semoga
kepedulian seperti ini tidak berhenti disini saja dan semoga saya bisa ikut
serta secara langsung di kemudian hari. Salam Wild Water Indonesia!
Berikutnya kita menuju ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah,
menemui kawan-kawan Anglers Kuwaci Waluh (Akuwa). Pada tanggal yang sama 16
Oktober 2016 komunitas ini menggelar even bertajuk Akuwa goes to Sebangau dengan tagline khusus #akuwapedulialam. Saya
mengenal kawan-kawan di Akuwa sekitar pertengahan September lalu ketika
mengambil cuti bekerja dan kemudian ‘pulang kampung’ ke Kalimantan Tengah. Ada
beberapa kawan menyertai saya berkeliling Sungai Rungan untuk ikut patroli stop
setrum racun dan bom ikan di kawasan ini bersama Pokmaswas Desa Panjehang.
Salah satu yang menemani saya di Sungai Rungan adalah Koh Tonny Halim yang
rupanya adalah dedengkot Akuwa, dan seorang kawan lama sekali yakni Haji Dayat.
Melalui pertemuan yang singkat itulah kami terlibat sharing beberapa hal. Koh
Tonny Halim rupanya setuju dengan misi-misi WWI. Saya tidak menyangka kemudian
beberapa waktu setelah pertemuan tersebut bersama Akuwa dia ‘memenuhi’
komitmennya terhadap perairan sekitar Palangkaraya dengan menggelar even
mancing yang begitu ‘hijau’. Salah satu penekanan di kegiatan yang dilakukan
oleh Akuwa di Sungai Sebangau pada hari itu adalah selain memancing bersama
untuk mempererat silaturahmi, sembari menggerakan komunitas untuk juga
memperhatikan sampah-sampah di DAS Sebangau. Singkat kata mancing sambil
membersihkan sampah yang ada di sepanjang daerah kegiatan. Ini sangat menarik
mengingat memang negeri ini sebenarnya juga darurat sampah saking banyaknya
sampah non organik yang bertebaran di seluruh penjuru. Dengan pesan yang kuat
seperti ini saya melihat Akuwa adalah pioneer green fishing di daerah Kalimantan Tengah dalam arti yang lebih luas.
Karena memang sebagai angler, menyibukkan diri hanya pada catch and release
perdebatan yang menyertainya, sebenarnya dalam dunia mancing ini sudah sangat
kuno dan perlu di-upgrade atau ditambah dengan sesuatu yang lain lagi. Saya
sangat respek dengan upgrade yang dilakukan komunitas Akuwa ini. Salut dan
salam untuk semuanya!
Kejutan mengharukan tetapi sudah saya duga sebelumnya juga
datang dari kawan-kawan angler di Sukamara, perbatasan Kalimantan Tengah –
Kalimantan Barat. Kenapa saya sebut kejutan yang sudah saya duga. Begini, salah
satu hasil perjalanan keliling saya ke Sungai Rungan pada bulan September lalu
adalah terciptanya komunikasi kepedulian dengan banyak sekali kawan-kawan dan
komunitas angler di daerah lain di Kalimantan Tengah. Komunitas mancing di
daerah Sukamara mengejutkan saya dengan banyaknya pemancing yang menginginkan
t-shirt WWI STOP SETRUM, RACUN & BOM IKAN yang saya buat untuk menggalang
dana. Semuanya kemudian sudah saya kirimkan melalui seorang kawan dekat di
Palangkaraya, Mas Joko. Saya percaya 100 % bahwa semua kawan-kawan yang memesan
t-shirt WWI adalah kawan-kawan yang memang didorong oleh kepedulian dari dalam
hatinya masing-masing. Sehingga ketika kemudian saya menerima update kegiatan
yang mereka lakukan di perairan tawar sekitar Sukamara, saya tidak terkejut
sama sekali, meskipun tetap aksi mereka membuat saya terharu. Mereka semua
membuktikan bahwa saya memang tidak salah duga. Beberapa angler saya lihat pada
tanggal 22 Oktober 2016 memasang plang-plang himbauan agar tidak melakukan
kegiatan illegal fishing di Sukamara.
Saya yakin aksi ini baru awal dari aksi lanjutan berskala luas
berikutnya! Terimakasih kawan-kawan semuanya di Sukamara. Semoga suatu hari
nanti saya bisa silaturahmi ke wilayah ini! Salam!
Dari Kalimantan Tengah kita dolan (pergi main) menemui kawan-kawan Hampala Van Magelang (HVM)
kota Magelang, Jawa Tengah. Klub mancing di kota sejuta bunga ini, saya
sebenarnya lebih suka menyebut kota ini kota gethuk (karena setiap kali nama
kota ini muncul yang terbayang oleh saya adalah kelezatan makanan bernama
gethuk dari kota ini), sebenarnya sudah saya ketahui sejak lama. Dahulu sekali
memang ada satu dua komunikasi melalui media sosial tetapi tidak intens, dan
bertahun-tahun setelahnya barulah saya bisa datang menemui mereka secara
langsung. Saya meminta bantuan kepada mereka untuk mewujudkan sebuah kisah
perjalanan tentang spesies ikan yang telah langka di Pulau Jawa, yakni tentang
ikan green mahseer, orang Magelang
menyebutnya mangur. Salah satu
spesies dalam family Cyprinidae yang
sudah langka sekali di Pulau Jawa akibat berubahnya kondisi habitat,
overfishing, dan paling besar adalah karena banyaknya praktek penangkapan ikan
tidak ramah lingkungan di sungai-sungai pegunungan di Pulau Jawa pada masa lalu
dan bahkan masih terjadi hingga kini. Singkat cerita kami berhasil merekam
keberadaan spesies langka ini di sebuah sungai di Magelang, bahkan kami juga
memberi tambahan khusus dengan melakukan relokasi dan juga tagging ikan langka ini. Yang mana khusus untuk tagging sepengetahuan saya baru pertama
kali inilah dilakukan tagging spesies
langka ini di Pulau Jawa. Nuansa ‘hijau’ di komunitas ini memang sudah sejak
lama begitu kental. Jauh sebelumnya mereka sudah intens melakukan kegiatan
‘berwarna hijau’ lainnya seperti tebar benih ikan di perairan public, dan
memasang himbauan-himbauan penghentian illegal
fishing di sungai-sungai sekitar Magelang. Hingga hari ini ketika saya
menulis catatan ini (tanggal 24 Oktober 2016) bahkan HVM baru saja mengumpulkan
350-an orang untuk bersama-sama melakukan kegiatan SEDEKAH KALI yang di
dalamnya selain memancing bersama, juga dilakukan pemasangan plang himbuan
penghentian illegal fishing di daerah Magelang dan juga tebar bibit ikan di
Sungai Progo. Saya melihat beberapa spanduk WWI ada di kegiatan tersebut, dan
entah kenapa saya tiba-tiba diserang rasa haru! Terimakasih kawan-kawan
semuanya! Semoga yang kita lakukan menjadi berkat perairan tawar sekitar
Magelang dan tentunya bagi generasi berikutnya! Ada beberapa nama yang begitu
familiar bagi saya yang menggerakan even ini; Pak Dul Pathul, Mas Hendra, dan
Masbro Ekki. Kalian luar biasa!
Tidak lupa adalah apa yang dilakukan kawan-kawan Wild Water
Indonesia, Yogyakarta. Memang yang dilakukan oleh kawan-kawan WWI Yogyakarta
baru pada tahap awal konsolidasi dan penegasan komitmen jaringan, demikian saya
menyebutnya, tetapi saya yakin berikutnya mereka akan menunjukkan aksi-aksi
nyata yang lainnya. Semua ini hanyalah masalah waktu saja. Konsolidasi jaringan
dan penegasan komitmen dari semua kawan-kawan WWI Yogyakarta dilakukan di
Tempuran Sungai Opak – Oya. Kedua sungai ini sebenarnya adalah sebuah perairan
tawar yang penting bagi kehidupan banyak orang di daerah Yogyakarta, sekaligus
juga merupakan aliran yang banyak didera serangan illegal fishing entah berpuluh
tahun lamanya. Yang sangat menarik dari WWI Yogyakarta menurut saya, adalah
kebanyakan mereka adalah anak-anak muda! Saya tidak bermaksud mengatakan hanya
anak-anak muda inilah yang konsern dengan illegal fishing di Yogyakarta. Kota
ini sudah ibarat menjadi rumah kedua bagi saya saking banyaknya kawan dan
bahkan saudara, saya mengetahui dan mengalami banyak hal di kota ini, banyak
orang lainnya yang juga konsern dengan illegal fishing dan juga mempraktekkan
sustainable sportfishing. Cuma memang entah kenapa mereka tidak dengan tegas
menyatakan keberpihakannya. Mungkin pernyataan tegas keberpihakkan itu adalah
takdir anak-anak muda penuh semangat yang memang belum banyak dibelit dengan
interest?! Tentunya saya memiliki apresiasi tersendiri terhadap jaringan WWI di
kota ini. Ketika anak-anak muda yang tidak pernah saya kenal sebelumnya mau
dengan tegas menunjukkan konsern lingkungannya di daerah ini, bagi saya hal
tersebut adalah berkat yang tidak ternilai. Meski terkadang saya sedih dengan
ironi yang saya alami secara pribadi, ketika kawan-kawan lama yang beberapa
saya anggap begitu dekat, saking entah telah terbelit interest dan mungkin
telah memiliki orientasi popularitas tersendiri, sekedar membuat foto t-shirt
yang saya kirimkan secara free pun sepertinya mereka ogah-ogahan! Ini
mengejutkan! Hehehehe!
Untungnya saya mendapatkan kejutan yang membahagiakan dari
daerah Boja, Jawa Tengah. Kota kecil ini, yang mana dikepung oleh begitu banyak
sungai tipikal upper river, awalnya tidak masuk dalam perhatian saya, karena
memang selama ini saya tidak pernah melihat adanya tanda-tanda keberadaan
sebuah komunitas sportfisher di daerah ini. Namun semangat anak muda bernama
Kurniawan Njengat membuka ‘pintu’ bagi saya sehingga dapat mengenal potensi
alam di wilayah ini sekaligus dinamika unik dunia mancing yang ada. Pada awal
kontak, sekitar awal bulan lalu, saya agak kaget ada anak muda yang baru dua
puluhan tahun lebih sedikit, tetapi bisa nyerocos
banyak hal tentang ekosistem air tawar di Boja dan lain sebagainya pada pukul
satu dini hari melalui akun IG saya. Ini anak muda sedang kesambet kah?! Pikir
saya waktu itu di Jakarta. Meski saya akui saya respek dengan pemahaman
ekosistem dan juga konsern yang dia sampaikan dengan cara tuturnya yang
menghibur ala srimulat tersebut. Dan
pada suatu hari kemudian, setelah kontak intens melalui jejaring sosial, saya
bisa hadir sebentar di kota ini untuk ikut merasakan semangat yang menurut saya
masih sangat murni, khas kota kecil yang mana masyarakatnya tidak banyak
dibelit oleh interest yang seringkali membuat orang lupa. Mungkin mereka tidak
akan membaca catatan ini, tetapi sungguh suatu pencerahan berharga bagi saya
bisa berkumpul dengan para pemancing yang begitu kocak dalam arti sesungguhnya
(begitu banyak nama untuk disebutkan satu-persatu), semangat eksplorasinya
jempolan, dan juga memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi! Satu lagi saya juga sangat kerasan berada di
Boja karena sifat egaliter dalam dunia mancing masih begitu kuat tertanam di
komunitas ini. Hal yang mulai langka di dunia mancing negeri ini yang bergerak
ke arah pengkultusan individu. Terimakasih kawan-kawan semuanya. Untuk
spot-spot green mahseer yang kalian jaga dan tunjukkan kepada saya, untuk
spanduk WWI yang kalian pasang di lokasi yang memerlukan, untuk rencana-rencana
berikutnya yang akan kita lakukan bersama! Kalian membuat saya terharu! Demi
tawa, tambra dan hampala Boja, saya pastikan kita akan segera berjumpa kembali!
Sebenarnya masih banyak lagi kegiatan jaringan WWI dari
daerah lainnya. Yang terbaru ketika catatan ini dibuat komitmen peduli disampaikan oleh kawan-kawan Klaten Fishing Grup. Dari Samarinda – Kalimantan Timur misalnya banyak digelar
trip-trip personal dengan membawa serta WWI di dalamnya. Juga di Putussibau di
Kalimantan Barat sahabat WWI disana juga menunjukkan komitmen kepeduliannya.
Seorang supporter awal WWI di Nanga Tayap – Kalimantan Barat, meski kesepian di
ujung dunia, juga terus setia dengan menyebarkan kegelisahan perairan yang ada
ke masyarakat di sekitarnya. Dan masih banyak lagi kegiatan para sahabat WWI di
daerah lain yang jika saya tuliskan disini semua tidak akan cukup waktu meski
sudah seminggu saya melakukannya. Salah satu sahabat WWI di Temanggung Mas Yoyok patut mendapatkan ulasan tersendiri nantinya atas kegigihannya memperjuangan perairan tawar yang sehat dan terbebas dari para perusak di daerah Temanggung. Baik itu tukang setrum, racun, dan bom ikan dan juga polusi dari limbah. Berbahagialah Temanggung memiliki seseorang seperti dia. Saya berharap, semua ini bukan eforia sesaat
semata. Semoga apa yang kita lakukan bersama-sama menjadi berkat bagi masa depan perairan yang lebih baik di negeri
kita dan bagi generasi berikutnya. God bless! Salam Wild Water Indonesia!
* Untuk foto-foto kegiatan seluruh sahabat Wild Water Indonesia lainnya di berbagai daerah dapat dilihat di akun Instagram @wildwater_indonesia. Atau juga dapat diperiksa di page Facebook Wild Water Indonesia: Stop Setrum, Racun & Bom Ikan. Pictures captured by various person. Please don't use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Don't make money with our pictures without respect!!!
* Untuk foto-foto kegiatan seluruh sahabat Wild Water Indonesia lainnya di berbagai daerah dapat dilihat di akun Instagram @wildwater_indonesia. Atau juga dapat diperiksa di page Facebook Wild Water Indonesia: Stop Setrum, Racun & Bom Ikan. Pictures captured by various person. Please don't use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Don't make money with our pictures without respect!!!
Comments
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<