Skip to main content

Wild Water Indonesia: Barisan Merah Hitam Untuk Masa Depan Perairan Indonesia Yang Lebih Baik (Bagian 2)


Sepertinya sejak awal bulan hingga menjelang akhir Oktober ini adalah hari-hari yang begitu melelahkan bagi saya, begitu menguras tenaga dan pikiran juga kesabaran. Entah karena sebelumnya saya terlalu lama ‘terpenjara’ di Jakarta, atau karena kemudian adalah perjalanan yang sangat berbeda dari biasanya karena banyaknya “hal unik” yang menyertainya, yang seperti tiada berujung membelah jalur Pantura hingga pesisir selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta, pertemuan-pertemuan yang tidak pernah usai dengan banyak sekali orang, kondisi alam yang memang ‘menyita’ begitu banyak cadangan energi di raga, orang-orang yang begitu banyak harus kita datangi dan ajak bicara dan melakukan sesuatu, sebuah proses kerja yang pada trip ini cukup berbeda, orang-orang yang beberapa di antaranya cukup ‘aneh’, dan lain sebagainya. Apapun itu semua saya yakin ada alasannya tersendiri, tidak mungkin jalan yang kita lalui ini tidak ada artinya, saya percaya selalu ada makna dan nilainya tersendiri yang sudah digariskan oleh-Nya. Tinggal kita bersedia menjalaninya dengan bijaksana atau tidak. Saya menyebut bulan-bulan terakhir ini adalah masa pancaroba yang sangat aneh dalam kehidupan professional saya, banyak yang memperingatkan kepada saya agar hati-hati, ada yang memberi semangat agar jangan menyerah dan tetap memiliki cita-cita besar di dunia petualangan ini, ada juga yang menertawakan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini.

Malam-malam usai menunaikan tugas sebagai kuli keliling sebuah media dengan segala dinamikanya, beberapa hari terakhir ini saya diberi ‘pelajaran’ agar terus bersyukur karena diberi banyak berkat oleh-Nya dalam bentuk postingan kegiatan-kegiatan kontra illegal fishing yang digelar oleh kawan-kawan yang yang ada dalam jaringan Wild Water Indonesia. Terimakasih sahabat! Apapun yang kalian lakukan, sekecil apapun bentuk kepedulian yang kalian kerjakan, apalagi kalian semua menunjukkan kepada khalayak luas bahwa Wild Water Indonesia ikut hadir dalam kegiatan tersebut melalui kawan-kawan, sungguh suatu kebahagiaan yang mengharukan bagi saya. Karena saya percaya semua itu murni didorong oleh suara dari kejernihan hati para sahabat semua. Bukan demi sesuatu yang lain yang sarat interest personal dan kelompok, dan apalagi interest bisnis atau apapun yang ‘berbau’ finansial, melainkan murni untuk masa depan perairan negeri kita yang lebih baik di masa mendatang. Untuk kepentingan banyak orang dan generasi berikutnya. Sekali lagi salut, respek, dan terimakasih! Sungguh saya terharu!!! Review atau apapun istilahnya catatan ini saya pastikan bukan bermaksud menilai aksi yang para sahabat lakukan. Tidak seperti itu. Ini justru sebagai bentuk ucapan salut respek dan terimakasih saya karena para sahabat bersedia dengan sukarela dan tanpa imbalan apapun melakukan suatu perbedaan demi perairan tercinta kita, demi generasi berikutnya. Karena apa yang kawan-kawan lakukan saat ini, hasilnya sudah dapat dipastikan baru akan terasa bertahun kemudian, dan mungkin bahkan puluhan tahun kemudian. Dan bisa jadi sebagian dari kita telah pergi ‘memancing’ di alam yang berbeda.

Praktis laman beberapa akun medsos yang saya miliki selama satu bulan penuh ini, semuanya berwarna merah hitam (dua warna khas WWI) saking banyaknya tag dari foto-foto dan video dari berbagai jaringan WWI di daerah. Saya melihatnya ini semua adalah angin segar di tengah membludaknya publish (baca: pamer) sesuatu yang sebenarnya adalah wilayah personal kehidupan manusia, dan omong kosong lainnya di dunia mancing negeri kita saat ini, di tengah maraknya pengkultusan individu di dunia mancing, yang pada beberapa hal sepertinya semakin menjadi-jadi. Di tengah arus besar massa pemancing yang seringkali ‘ditelikung’ oleh kekuatan kelompok tertentu dan diarahkan ke sesuatu yang berbau politik. Perhaps I’m offended. Tetapi memang demikianlah nyatanya! Awalnya sebenarnya saya hanya ingin memposting foto-foto kegiatan para sahabat semua di blog ini, tetapi saya kemudian berfikir ulang, alangkah baiknya jika diberi catatan secukupnya sehingga siapapun yang mengaksesnya kemudian hari, memiliki pemahaman yang benar atas apa yang kita lakukan. Saya tidak rela niat mulia para sahabat semua terhadap lingkungan malah tidak sampai maksud dan tujuannya kepada publik karena ada ketidakcukupan informasi yang saya ataupun kita sampaikan. Publik perlu mengetahui apa yang para sahabat lakukan, dan apa maksud dari itu semuanya. Bukan dalam rangka pamer kepedulian, tetapi justru ingin menyebarkan niatan yang tidak banyak orang mau melakukannya, syukur-syukur kemudian banyak orang yang kemudian tergerak untuk melakukan hal yang sama. Karena kegelisahan ini tidak akan sampai pada tujuannya jika hanya sedikit orang yang melakukannya, ini semua harus  menjadi gerakan massal yang melibatkan banyak sekali orang.

Akan saya awali dari Kota Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah. Memang ini bukan evennya yang murni digelar oleh para sahabat Wild Water Indonesia, melainkan digelar oleh rekan-rekan Ikatan Mancing Casting Sukoharjo (IMCS). Digelar pada tanggal 16 Oktober 2016 di Waduk Mulur, Jawa Tengah. Even yang menurut saya cukup besar mengingat banyak menggandeng pihak-pihak terkait lainnya (Dinas Pertanian, Muspika, dan lain-lain), para anglers tentunya karena merekalah ‘motor’ dari kegiatan ini, juga masyarakat umum. Saya salut dengan semangat dan kepedulian yang ditunjukkan oleh rekan-rekan IMCS. Dengan bertajuk Bersih Lingkungan & Tebar Benih/Bibit Ikan mereka berharap ekosistem perairan tawar di Waduk Mulur kembali bangkit dan memberi manfaat yang lebih kepada siapapun yang berkepentingan dengannya. Para nelayan suatu hari nanti bisa kembali memetik hasil ekosistem yang kembali sehat, para anglers pun dapat menjalani hobinya dengan gembira, dan lain sebagainya. Terkait dengan “bersih lingkungan” ini juga sesuatu yang memang harus menjadi perhatian banyak orang. Karena selain populasi dan habitat ikan yang turun secara drastis, negeri ini sepertinya mulai dijangkiti dengan penyakit bernama “sampah berserakan”. Bahkan mungkin sudah mengarah ke “darurat sampah”! Kegiatan di Waduk Mulur ini merupakan hasil keprihatinan banyak sekali orang yang terkait dengan Waduk Mulur, banyak sekali nama yang melakukan banyak hal luar biasa sehingga kegiatan ini terwujud. Sayangnya tidak banyak yang saya kenal, tetapi tidak berlebihan kiranya jika saya menyebutkan nama Mas Nur Khalid Yamani sebagai salah satu motor kegiatan ini yang didukung penuh rekan-rekan IMCS lainnya. Salam hormat untuk kawan-kawan semuanya. Ada yang menyejukkan dalam kegiatan ini, spanduk Wild Water Indonesia (WWI) diikutkan oleh kawan-kawan dengan di pasang di ‘basecamp’ lokasi kegiatan. Juga saya lihat ada beberapa angler yang mengenakan t-shirt WWI juga hadir disana. Terimakasih para sahabat dari IMCS  dan rekan-rekan lainnya semuanya. Semoga kepedulian seperti ini tidak berhenti disini saja dan semoga saya bisa ikut serta secara langsung di kemudian hari. Salam Wild Water Indonesia!

Berikutnya kita menuju ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menemui kawan-kawan Anglers Kuwaci Waluh (Akuwa). Pada tanggal yang sama 16 Oktober 2016 komunitas ini menggelar even bertajuk Akuwa goes to Sebangau dengan tagline khusus #akuwapedulialam. Saya mengenal kawan-kawan di Akuwa sekitar pertengahan September lalu ketika mengambil cuti bekerja dan kemudian ‘pulang kampung’ ke Kalimantan Tengah. Ada beberapa kawan menyertai saya berkeliling Sungai Rungan untuk ikut patroli stop setrum racun dan bom ikan di kawasan ini bersama Pokmaswas Desa Panjehang. Salah satu yang menemani saya di Sungai Rungan adalah Koh Tonny Halim yang rupanya adalah dedengkot Akuwa, dan seorang kawan lama sekali yakni Haji Dayat. Melalui pertemuan yang singkat itulah kami terlibat sharing beberapa hal. Koh Tonny Halim rupanya setuju dengan misi-misi WWI. Saya tidak menyangka kemudian beberapa waktu setelah pertemuan tersebut bersama Akuwa dia ‘memenuhi’ komitmennya terhadap perairan sekitar Palangkaraya dengan menggelar even mancing yang begitu ‘hijau’. Salah satu penekanan di kegiatan yang dilakukan oleh Akuwa di Sungai Sebangau pada hari itu adalah selain memancing bersama untuk mempererat silaturahmi, sembari menggerakan komunitas untuk juga memperhatikan sampah-sampah di DAS Sebangau. Singkat kata mancing sambil membersihkan sampah yang ada di sepanjang daerah kegiatan. Ini sangat menarik mengingat memang negeri ini sebenarnya juga darurat sampah saking banyaknya sampah non organik yang bertebaran di seluruh penjuru. Dengan pesan yang kuat seperti ini saya melihat Akuwa adalah pioneer green fishing di daerah  Kalimantan Tengah dalam arti yang lebih luas. Karena memang sebagai angler, menyibukkan diri hanya pada catch and release perdebatan yang menyertainya, sebenarnya dalam dunia mancing ini sudah sangat kuno dan perlu di-upgrade atau ditambah dengan sesuatu yang lain lagi. Saya sangat respek dengan upgrade yang dilakukan komunitas Akuwa ini. Salut dan salam untuk semuanya!

Kejutan mengharukan tetapi sudah saya duga sebelumnya juga datang dari kawan-kawan angler di Sukamara, perbatasan Kalimantan Tengah – Kalimantan Barat. Kenapa saya sebut kejutan yang sudah saya duga. Begini, salah satu hasil perjalanan keliling saya ke Sungai Rungan pada bulan September lalu adalah terciptanya komunikasi kepedulian dengan banyak sekali kawan-kawan dan komunitas angler di daerah lain di Kalimantan Tengah. Komunitas mancing di daerah Sukamara mengejutkan saya dengan banyaknya pemancing yang menginginkan t-shirt WWI STOP SETRUM, RACUN & BOM IKAN yang saya buat untuk menggalang dana. Semuanya kemudian sudah saya kirimkan melalui seorang kawan dekat di Palangkaraya, Mas Joko. Saya percaya 100 % bahwa semua kawan-kawan yang memesan t-shirt WWI adalah kawan-kawan yang memang didorong oleh kepedulian dari dalam hatinya masing-masing. Sehingga ketika kemudian saya menerima update kegiatan yang mereka lakukan di perairan tawar sekitar Sukamara, saya tidak terkejut sama sekali, meskipun tetap aksi mereka membuat saya terharu. Mereka semua membuktikan bahwa saya memang tidak salah duga. Beberapa angler saya lihat pada tanggal 22 Oktober 2016 memasang plang-plang himbauan agar tidak melakukan kegiatan illegal fishing di Sukamara.  Saya yakin aksi ini baru awal dari aksi lanjutan berskala luas berikutnya! Terimakasih kawan-kawan semuanya di Sukamara. Semoga suatu hari nanti saya bisa silaturahmi ke wilayah ini! Salam!

Dari Kalimantan Tengah kita dolan (pergi main) menemui kawan-kawan Hampala Van Magelang (HVM) kota Magelang, Jawa Tengah. Klub mancing di kota sejuta bunga ini, saya sebenarnya lebih suka menyebut kota ini kota gethuk (karena setiap kali nama kota ini muncul yang terbayang oleh saya adalah kelezatan makanan bernama gethuk dari kota ini), sebenarnya sudah saya ketahui sejak lama. Dahulu sekali memang ada satu dua komunikasi melalui media sosial tetapi tidak intens, dan bertahun-tahun setelahnya barulah saya bisa datang menemui mereka secara langsung. Saya meminta bantuan kepada mereka untuk mewujudkan sebuah kisah perjalanan tentang spesies ikan yang telah langka di Pulau Jawa, yakni tentang ikan green mahseer, orang Magelang menyebutnya mangur. Salah satu spesies dalam family Cyprinidae yang sudah langka sekali di Pulau Jawa akibat berubahnya kondisi habitat, overfishing, dan paling besar adalah karena banyaknya praktek penangkapan ikan tidak ramah lingkungan di sungai-sungai pegunungan di Pulau Jawa pada masa lalu dan bahkan masih terjadi hingga kini. Singkat cerita kami berhasil merekam keberadaan spesies langka ini di sebuah sungai di Magelang, bahkan kami juga memberi tambahan khusus dengan melakukan relokasi dan juga tagging ikan langka ini. Yang mana khusus untuk tagging sepengetahuan saya baru pertama kali inilah dilakukan tagging spesies langka ini di Pulau Jawa. Nuansa ‘hijau’ di komunitas ini memang sudah sejak lama begitu kental. Jauh sebelumnya mereka sudah intens melakukan kegiatan ‘berwarna hijau’ lainnya seperti tebar benih ikan di perairan public, dan memasang himbauan-himbauan penghentian illegal fishing di sungai-sungai sekitar Magelang. Hingga hari ini ketika saya menulis catatan ini (tanggal 24 Oktober 2016) bahkan HVM baru saja mengumpulkan 350-an orang untuk bersama-sama melakukan kegiatan SEDEKAH KALI yang di dalamnya selain memancing bersama, juga dilakukan pemasangan plang himbuan penghentian illegal fishing di daerah Magelang dan juga tebar bibit ikan di Sungai Progo. Saya melihat beberapa spanduk WWI ada di kegiatan tersebut, dan entah kenapa saya tiba-tiba diserang rasa haru! Terimakasih kawan-kawan semuanya! Semoga yang kita lakukan menjadi berkat perairan tawar sekitar Magelang dan tentunya bagi generasi berikutnya! Ada beberapa nama yang begitu familiar bagi saya yang menggerakan even ini; Pak Dul Pathul, Mas Hendra, dan Masbro Ekki. Kalian luar biasa!

Tidak lupa adalah apa yang dilakukan kawan-kawan Wild Water Indonesia, Yogyakarta. Memang yang dilakukan oleh kawan-kawan WWI Yogyakarta baru pada tahap awal konsolidasi dan penegasan komitmen jaringan, demikian saya menyebutnya, tetapi saya yakin berikutnya mereka akan menunjukkan aksi-aksi nyata yang lainnya. Semua ini hanyalah masalah waktu saja. Konsolidasi jaringan dan penegasan komitmen dari semua kawan-kawan WWI Yogyakarta dilakukan di Tempuran Sungai Opak – Oya. Kedua sungai ini sebenarnya adalah sebuah perairan tawar yang penting bagi kehidupan banyak orang di daerah Yogyakarta, sekaligus juga merupakan aliran yang banyak didera serangan illegal fishing entah berpuluh tahun lamanya. Yang sangat menarik dari WWI Yogyakarta menurut saya, adalah kebanyakan mereka adalah anak-anak muda! Saya tidak bermaksud mengatakan hanya anak-anak muda inilah yang konsern dengan illegal fishing di Yogyakarta. Kota ini sudah ibarat menjadi rumah kedua bagi saya saking banyaknya kawan dan bahkan saudara, saya mengetahui dan mengalami banyak hal di kota ini, banyak orang lainnya yang juga konsern dengan illegal fishing dan juga mempraktekkan sustainable sportfishing. Cuma memang entah kenapa mereka tidak dengan tegas menyatakan keberpihakannya. Mungkin pernyataan tegas keberpihakkan itu adalah takdir anak-anak muda penuh semangat yang memang belum banyak dibelit dengan interest?! Tentunya saya memiliki apresiasi tersendiri terhadap jaringan WWI di kota ini. Ketika anak-anak muda yang tidak pernah saya kenal sebelumnya mau dengan tegas menunjukkan konsern lingkungannya di daerah ini, bagi saya hal tersebut adalah berkat yang tidak ternilai. Meski terkadang saya sedih dengan ironi yang saya alami secara pribadi, ketika kawan-kawan lama yang beberapa saya anggap begitu dekat, saking entah telah terbelit interest dan mungkin telah memiliki orientasi popularitas tersendiri, sekedar membuat foto t-shirt yang saya kirimkan secara free pun sepertinya mereka ogah-ogahan! Ini mengejutkan! Hehehehe!

Untungnya saya mendapatkan kejutan yang membahagiakan dari daerah Boja, Jawa Tengah. Kota kecil ini, yang mana dikepung oleh begitu banyak sungai tipikal upper river, awalnya tidak masuk dalam perhatian saya, karena memang selama ini saya tidak pernah melihat adanya tanda-tanda keberadaan sebuah komunitas sportfisher di daerah ini. Namun semangat anak muda bernama Kurniawan Njengat membuka ‘pintu’ bagi saya sehingga dapat mengenal potensi alam di wilayah ini sekaligus dinamika unik dunia mancing yang ada. Pada awal kontak, sekitar awal bulan lalu, saya agak kaget ada anak muda yang baru dua puluhan tahun lebih sedikit, tetapi bisa nyerocos banyak hal tentang ekosistem air tawar di Boja dan lain sebagainya pada pukul satu dini hari melalui akun IG saya. Ini anak muda sedang kesambet kah?! Pikir saya waktu itu di Jakarta. Meski saya akui saya respek dengan pemahaman ekosistem dan juga konsern yang dia sampaikan dengan cara tuturnya yang menghibur ala srimulat tersebut.  Dan pada suatu hari kemudian, setelah kontak intens melalui jejaring sosial, saya bisa hadir sebentar di kota ini untuk ikut merasakan semangat yang menurut saya masih sangat murni, khas kota kecil yang mana masyarakatnya tidak banyak dibelit oleh interest yang seringkali membuat orang lupa. Mungkin mereka tidak akan membaca catatan ini, tetapi sungguh suatu pencerahan berharga bagi saya bisa berkumpul dengan para pemancing yang begitu kocak dalam arti sesungguhnya (begitu banyak nama untuk disebutkan satu-persatu), semangat eksplorasinya jempolan, dan juga memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi!  Satu lagi saya juga sangat kerasan berada di Boja karena sifat egaliter dalam dunia mancing masih begitu kuat tertanam di komunitas ini. Hal yang mulai langka di dunia mancing negeri ini yang bergerak ke arah pengkultusan individu. Terimakasih kawan-kawan semuanya. Untuk spot-spot green mahseer yang kalian jaga dan tunjukkan kepada saya, untuk spanduk WWI yang kalian pasang di lokasi yang memerlukan, untuk rencana-rencana berikutnya yang akan kita lakukan bersama! Kalian membuat saya terharu! Demi tawa, tambra dan hampala Boja, saya pastikan kita akan segera berjumpa kembali!

Sebenarnya masih banyak lagi kegiatan jaringan WWI dari daerah lainnya. Yang terbaru ketika catatan ini dibuat komitmen peduli disampaikan oleh kawan-kawan Klaten Fishing Grup. Dari Samarinda – Kalimantan Timur misalnya banyak digelar trip-trip personal dengan membawa serta WWI di dalamnya. Juga di Putussibau di Kalimantan Barat sahabat WWI disana juga menunjukkan komitmen kepeduliannya. Seorang supporter awal WWI di Nanga Tayap – Kalimantan Barat, meski kesepian di ujung dunia, juga terus setia dengan menyebarkan kegelisahan perairan yang ada ke masyarakat di sekitarnya. Dan masih banyak lagi kegiatan para sahabat WWI di daerah lain yang jika saya tuliskan disini semua tidak akan cukup waktu meski sudah seminggu saya melakukannya. Salah satu sahabat WWI di Temanggung Mas Yoyok patut mendapatkan ulasan tersendiri nantinya atas kegigihannya memperjuangan perairan tawar yang sehat dan terbebas dari para perusak di daerah Temanggung. Baik itu tukang setrum, racun, dan bom ikan dan juga polusi dari limbah. Berbahagialah Temanggung memiliki seseorang seperti dia. Saya berharap, semua ini bukan eforia sesaat semata. Semoga apa yang kita lakukan bersama-sama menjadi berkat bagi  masa depan perairan yang lebih baik di negeri kita dan bagi generasi berikutnya. God bless! Salam Wild Water Indonesia!




































































* Untuk foto-foto kegiatan seluruh sahabat Wild Water Indonesia lainnya di berbagai daerah dapat dilihat di akun Instagram @wildwater_indonesia. Atau juga dapat diperiksa di page Facebook Wild Water Indonesia: Stop Setrum, Racun & Bom Ikan. Pictures captured by various person. Please don't use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Don't make money with our pictures without respect!!!

Comments

Blogger said…
SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…

**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<






SAYA MAS ANTO DARI JAWAH TENGAH.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI BODAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI BODAS DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI BODAS…

**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

…=>AKI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<