Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2016

Deo Gratias: Seorang Pemancing, Ikan-ikan Pemangsa, dan Pancaroba Perairan Nusantara

25 Desember. Hari ini adalah hari Natal. Kelahiran Yesus Kristus. Hari sakral namun penuh suka cita bagi umat Kristiani di seluruh dunia. So, saya ingin mengucapkan selamat Natal kepada seluruh keluarga dimanapun berada, sahabat, kawan mancing yang merayakannya. Semoga damai Natal melimpahi kita semua. Small things make a big differences! WILD WATER INDONESIA (WWI) adalah jaringan kepedulian perairan Indonesia dengan konsern; (1). Kampanye kegiatan perairan ramah lingkungan (2). Melawan kegiatan penangkapan ikan yang merusak yaitu "setrum, racun dan bom ikan" (illegal fishing). Illegal fishing adalah cara tangkap ikan yang merusak ekosistem perairan, menjadikan habitat ekosistem kehilangan keseimbangan ekologi, berkurangnya daya dukung dan manfaatnya bagi kehidupan seluruh masyarakat. Dasar hukum konsern ini UU Republik Indonesia No. 31/2004 Pasal 84 Ayat 1 jo UU No. 45/2009 Pasal 85 Tentang Perikanan. Kenyataan bahwa seluruh sahabat WWI adalah individu yang tidak memiliki we

Para Penjaga Batas Negeri: Kisah Tentang Ikan-ikan, Suku Yee, Tentara, dan Para Pemancing di Perbatasan RI – PNG (Bagian 3)

Tentara dan pemancing, datang dan pergi silih berganti dari Desa Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua. Desa kecil dekat perbatasan RI – PNG. Tetapi orang-orang Suku Yee dan ikan-ikan tentunya terus tinggal. Hidup tenang dalam keberlimpahan sumber daya alam megah terjaga, yang menyediakan apapun yang dibutuhkan untuk melanjutkan hidup. Ketika mengawali perjalanan ini terlintas sekejap di kepala, bahwa akhirnya setelah sepuluh tahun, bentang geografis ribuan kilometer yang terangkum dalam lagu “Dari Sabang sampai Merauke” itu selesai juga bagi saya. Semuanya karena mengurus ikan! Tetapi ternyata ketika ekspedisi mencapai ‘ujungnya’, ketika hari itu kami berkumpul di sebuah tugu perbatasan paling besar yang ada di Sota, sembari menghidupkan ponsel yang kembali ada gunanya, saya salah duga. Ekspedisi Rawa Camo JPWF Trans|7 ke ujung negeri kemarin itu hanyalah awal untuk sesuatu yang baru bagi saya, sesuatu yang berbeda. Tetapi saya percaya semua ini yang terbaik dan merupakan

Para Penjaga Batas Negeri: Kisah Tentang Ikan-ikan, Suku Yee, Tentara, dan Para Pemancing di Perbatasan RI – PNG (Bagian 2)

Tentara dan pemancing, datang dan pergi silih berganti dari Desa Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua. Desa kecil dekat perbatasan RI – PNG. Tetapi orang-orang Suku Yee dan ikan-ikan tentunya terus tinggal. Hidup tenang dalam keberlimpahan sumber daya alam megah terjaga, yang menyediakan apapun yang dibutuhkan untuk melanjutkan hidup. Ketika mengawali perjalanan ini terlintas sekejap di kepala, bahwa akhirnya setelah sepuluh tahun, bentang geografis ribuan kilometer yang terangkum dalam lagu “Dari Sabang sampai Merauke” itu selesai juga bagi saya. Semuanya karena mengurus ikan! Tetapi ternyata ketika ekspedisi mencapai ‘ujungnya’, ketika hari itu kami berkumpul di sebuah tugu perbatasan paling besar yang ada di Sota, sembari menghidupkan ponsel yang kembali ada gunanya, saya salah duga. Ekspedisi Rawa Camo JPWF Trans|7 ke ujung negeri kemarin itu hanyalah awal untuk sesuatu yang baru bagi saya, sesuatu yang berbeda. Tetapi saya percaya semua ini yang terbaik dan merupakan