Foto ini saya ambil di Taman Pusara Martir Jemaat Dodara, Desa Duma, Galela, Halmahera Utara, pada tanggal 3 April 2008. Desa Duma adalah desa tempat Fransiskus Xaverius pada abad XVI menginjakkan kaki di Pulau Halmahera. Desa ini adalah desa Kristen pertama di Halmahera. Tiga bersaudara ini (perhatikan sudut kanan bawah foto kedua) meninggal akibat rusuh sipil (dan sektarian) yang melanda Halmahera Utara pada 1999-2000. Ceritanya mereka saat itu sedang berada di KM Cahaya Bahari yang akan membawa mereka mengungsi ke Menado. KM Cahaya Bahari adalah kapal fery yang membawa para pengungsi "merah" (kebanyakan orang tua dan anak-anak) dari Tobelo menuju Menado. "Mereka kami ungsikan karena terdengar desas-desus bahwa sebuah kapal "putih" yang datang dari Jawa katanya dimuati dengan persenjataan lengkap dan siap menumpas "merah" di Halmahera," kata seorang pemuda yang saya temui di Tobelo. Orang tua dan anak-anak diungsikan. Para pemuda "merah" yang bisa bertempur tinggal di Tobelo. Dari Halmahera KM Cahaya Bahari diisi oleh sekitar 600an penumpang "merah". Dalam perjalanan kapal ini ditenggelamkan oleh "putih", musuh "merah" dan tiga bersaudara ini pun terpaksa meregang nyawa bersama. Di saat tiga bersaudara ini meregang nyawa di KM Cahaya bahari yang ditenggelamkan penyerbu itu, Desa Duma tempat lahir mereka juga luluh lantak diserbu oleh "putih" (yang kata seorang pemuda Duma yang selamat dari penyerbuan itu dibantu oleh "putih" berseragam loreng). Ratusan "merah" tewas di Desa Duma pada penyerbuan biadab itu... "Para penyerbu "putih" itu dibantu oleh tokoh-tokoh elit di Jakarta dan juga oleh anggota ormas-ormas putih yang selama ini kita lihat sering "nampang" di televisi," kata teman saya asal Bali dan Surabaya. What?!!!!
Damn, saya tidak bisa meneruskan cerita ini... It's so sad... It's so cruel... Damn...
* Keterangan foto: Taman Pusara Martir Jemaat Dodara, Desa Duma, Galela, Halmahera Utara. Foto diambil pada tanggal 3 April 2008 (Photo oleh Michael Risdianto)
Comments