Satu hal yang menjadi catatan khusus selama berlangsungnya turnamen yang dilangsungkan di wilayah Kepulauan Loloda Utara itu adalah sambutan luar biasa dari pemerintah daerah dan juga dari masyarakat terhadap digelarnya turnamen itu. Bahkan di basis turnamen yakni di Desa Dama (atau Doma), selama tiga hari dua malam itu suasana di sana seperti sedang berlangsung pesta besar-besaran. Sejak peserta dan panitia datang di sana masyarakat sudah menyambut dengan aneka tari-tarian dan lain-lain. Makanan tradisional berlimpah, dermaga yang dihias janur kuning, dan umbul-umbul yang memenuhi penjuru desa. Desa Dama sungguh gegap gempita selama berlangsungnya turnamen. Pesta, pesta dan pesta dimana-mana. Meninggalkan Dama pada akhirnya menjadi sangat menyiksa sebab hati saya seperti telah terikat di sana . "Bapak, tahun depan datang lagi ya!" teriak para warga yang mengantar rombongan pemancing menuju tiga speedboat yang akan membawa kami ke Tobelo, Ibukota Kab. Halmahera Utara. Lambaian tangan, senyum dan tatap mata berkaca-kaca terlihat dari seluruh penghuni desa yang mengantar kepergiankami kami. Dari Jauh masih saya lihat Camat Kepulauan Loloda Utara, Rizal Hamanur mengacungkan dua jempol ke arah saya. Saya membalasnya dengan tawa lebar. Hati saya lega selega-leganya sebab saat survay lalu sempat terucap janji "nanti kami akan membuat turnamen di daerah ini" kepadanya. Semoga turnamen kemarin memberi manfaat yang benar-benar bisa dirasakan seluruh warga Kepulauan Loloda Utara. Amin.
Comments