Michael Risdianto

Disarikan dari MancingOnline.Com Deep Indonesia, pameran internasional di Indonesia yang mengangkat industri selam, wisata petualangan bahari dan olah raga perairan telah usai. Tahun ini, pameran diving dan marine sports terbesar dan satu-satunya di Indonesia ini semakin semarak dengan pameran extreme sports (rafting, climbing, caving, mtb, surfing, dan lain-lain). Meski ibarat jarum di tumpukan jerami, pelaku sportfishing yang dimotori oleh Majalah Mancing, MK Fishing Tour, Taka Adventure dan Adhek Sport Fishing Bali juga ikut memeriahkan suasana. Hari pertama pameran yang dimaksudkan sebagai ‘pasar’ transaksi industri diving, marine sports, serta extreme sports ini masih agak sepi. Kecuali beberapa saat usai opening ceremony dimana kerumunan manusia berarak sepanjang ruang pamer mengikuti pejabat-pejabat pemerintahan yang datang meninjau. Usai itu Hall A dan Hall B di JHCC kembali lengang. Di beberapa booth malah masih terlihat exhibitor yang tergesa-gesa mendandani booth-nya yang ma

Itulah kesan salah satu fly fisher kita Ricky Fly, owner Indonesia Fly Fishing Shop , saat memancing dengan teknik fly fishing di sebuah kolam pemancingan kakap putih di Tanjung Pasir, Tangerang hari Minggu lalu. Memancing dengan teknik fly fishing memang merupakan satu-satunya teknik mancing yang menjadi kegemarannya. “Ceritanya hari Sabtunya saya sudah tidak mancing. Pusing jadinya. Telpon kawan-kawan pada sibuk semua. Ya sudah akhirnya saya berangkat ke Tanjung Pasir dengan ditemani anak saya Fritz,” ucap Ricky Fly. Ricky Fly mengungkapkan bahwa saat tiba di Tanjung Pasir kondisi angin cukup kencang namun karena fly rod yang dia pakai adalah TFO 8 wt hal itu tidak menjadi masalah sama sekali. “Meski melawan angin fly line masih bisa terulur 20 meter lebih tuh,” ungkapnya girang mengomentari casting performance menawan fly rod merk TFO tersebut. Hasilnya 3 ekor kakap putih berukuran 1 hingga 2.5 kiloan padahal dia memancing sebentar saja. Ricky Fly berujar bahwa keberhasilannya meman

Menang atau kalah, (cuaca dan ikan) sedang bagus ataupun buruk, kami akan selalu datang dan kembali datang ke Binuangeun. Foto-foto diambil saat berlangsung gelaran Fishy Tournament @ Binuangeun, 20-22 Maret 2009. Untuk melihat short report saya tentang turnamen ini silahkan kunjungi Fishy Tournament @ Binuangeun 2009: Bugeng Juara Umum, Pepen Juara Billfish at MancingOnline.Com. Laporan lengkap turnamen ini akan ditampilkan di Majalah Mancing edisi April-Mei 2009. Selamat kepada seluruh kawan-kawan FishyForum.Com baik panitia maupun peserta atas terselenggaranya turnamen hebat ini. Thanks!

Terimakasih Tuhan saya masih bisa terjaga di jam selarut ini. Haha. Saya baru pulang jalan-jalan di Bekasi dengan kawan-kawan MK Fishing Tour dan selalu saya menemukan keriangan dan inspirasi saat meluangkan waktu bersama mereka. By the way, banyak berita gembira di weekend ini. Manchester United kalah dari Liverpool 1-4. Uuuuups! Saya bukan Liverpooldian tetapi tetap saja ini menggembirakan karena kini persaingan di papan atas EPL semakin ketat dan The Blues tidak lama lagi siap merebut tahta. Arema Malang tadi juga berhasil mengalahkan Persela Lamongan 1-0 di ajang Indonesia Super League. Kemenangan beruntun setelah beberapa waktu sebelumnya menggilas Persiwa Wamena 2-0. Berkaitan dengan sportfishing salah satu berita gembiranya adalah bahwa kini kawan-kawan saya di MK Fishing Tour baru saja meluncurkan website resmi mereka. Kini semua informasi mengenai fishing operator ini bisa dilihat kapan saja dan dari mana saja. Mantap! Semoga website yang baru saja diluncurkan ini semakin mem

Dalam setiap fishing trip yang dilakukan oleh Rudi Hadikesuma, semua ikan GT dirilis tanpa kompromi. Apapun halangannya. Perlu waktu yang lama untuk mencabut kedua treble hooks di mulut GT besar ini. Agar nyawa ikan tertolong, insang terus diguyur air laut oleh kru kapal. Situasinya persis proses penyelamatan korban kecelakaan yang sedang kritis. Mendebarkan dan emosional. Rudi bahkan memilih tidak mau difoto dengan ikan agar nyawa predator itu selamat. Namun takdir berkata lain, meski kemudian ikan dikocok di air selama hampir 30 menit oleh kru kapal, bungkok Pulau Lheeblah itu tidak terselamatkan. Kami semua pun menjadi sangat murung. Apalagi Rudi. “Sudah, mungkin sudah takdirnya. Penting kita sudah usaha khan,” kata Freddy. Ikan GT besar itupun mati. Jadi total selama memancing di Aceh jumlah ikan GT yang mati bertambah menjadi dua ekor. Jumlah yang dirilis jangan tanya lagi, puluhan ekor, lupa saya persisnya, hampir 50 ekor. Ini adalah foto Cn'R GT paling mengharukan bagi saya,