Saat itu pagi hari dan kami berada di dalam mobil menuju meeting point di daerah Percut, Medan, Sumatra Utara. Bersama pemancing-pemancing Medan rencananya pagi itu kami akan memancing di Pulau Berhala, 60 mil di Utara kota Medan. Pulau terluar yang pernah diklaim Malaysia ini dapat ditempuh selama 5 jam jika menggunakan kapal kayu berkecepatan 8-9 knot. Info yang kami terima dari kawan-kawan di Medan disana banyak sekali ikan besar. Ini dikarenakan Pulau Berhala adalah pulau kecil terluar milik RI di perairan Selat Malaka yang telah berbatasan dengan laut Malaysia, dan apalagi perairan sekitar pulau masih dijaga dengan baik ekosistemnya. Cerita tentang memancing di Pulau Berhala baiknya saya kisahkan nanti saja.
Yang pasti pagi itu diantara rasa penasaran saya terhadap potensi mancing di Pulau Berhala, saya sangat menikmati suasana pinggir jalan kota di pagi hari itu. Perhatian saya tersita oleh aneka ‘rupa’ bangunan-bangunan yang berdiri di sepanjang jalan. Ada yang modern namun banyak sekali yang merupakan bangunan lama. Beberapa bangunan saya abadikan dari balik kaca mobil dengan kamera saku. Tidak ada yang istimewa sebetulnya karena sambil lalu saja saya memotretnya. Subyeknya juga hanya yang terlihat selintas saat berkendara di mobil. Namun di antara foto-foto asal jepret itu ada satu yang sangat berkesan bagi saya, yakni foto gedung Waspada, Medan. Saya tidak tahu apakah gedung ini masih dipakai oleh Harian Waspada saat ini. Waspada adalah salah satu surat kabar yang sangat berpengaruh di Sumatra Utara dan juga di Sumatra bagian Barat sejak tahun 60an. Sekarang malah semakin besar, maju dan bahkan memiliki situs berita yang sangat menawan. Dulu sekali di jaman saya kuliah di Jurusan Sejarah, UNPAD, Bandung, saya sering membaca tentang Harian Waspada ini di buku-buku sejarah. Eh, sekarang malah bertatap muka. Nice to meet you Waspada!
* Foto diabadikan pada tanggal 29/09/2009.
Comments