Bisa dianggap ini adalah side bar perjalanan kami ke Kampung Brang Bako bulan Januari lalu. Seperti telah saya tuliskan di catatan sebelumnya Kampung Brang Bako adalah sebuah kampung agraris yang meskipun secara geografis berhadapan dengan Samudera Hindia. Saya dan rekan-rekan satu tim memang memiliki minat serius pada dua buah sungai besar yang berada tidak jauh dari kampung yang digolongkan oleh pemerintah sebagai Komunitas Adat Terpencil ini. Masalahnya di kampung ini tidak ada satupun sampan atau apapun itu alat bantu yang biasa dipakai manusia untuk beraktifitas di perairan baik tawar ataupun laut. Informasi yang disampaikan beberapa pemuda desa yang kemudian menjadi kru lokal kami ini saya sikapi dengan sangat serius. Berkat bantuan ‘duet maut’ warga asal Desa Aipaya di Kecamatan Empang kami akhirnya berhasil menyewa dua buah sampan untuk dibawa ke selatan. Sebenarnya perahu karet lebih mudah dibawa ke Brang Bako, tetapi mau cari dimana? Kalaupun ada yang menyewakan di Pula