Tak terasa, 12 hari sudah saya berada di bumi Nanggroe Aceh Darussalam. Sebagian besar waktu saya di sini tentu saja saya habiskan untuk apalagi kalau bukan mancing dengan kawan-kawan baru saya dari Banda Aceh dan Pulau Weh. Malam ini saya telah kembali menapaki malam di Banda Aceh untuk kemudian bersiap kembali ke Jakarta. Dan malam di Banda Aceh adalah ‘malam panjang’ dan sangat istimewa karena lagi-lagi kawan-kawan FCAK (Fishing Club Aneuk Kampung) Banda Aceh menjamu saya dengan sangat istimewa. Thanks my friends… Sejujurnya saya hati saya begitu berat meninggalkan Banda Aceh, apalagi Pulau Weh yang luar biasa indah itu. Desa Iboih-nya juga, basecamp mancing saya selama di Pulau Weh, rasanya tak ingin saya tinggalkan. Semua yang bisa saya katakan tentang perairan sekitar Pulau Weh adalah “a very nice view and so many big fish”. Banyak spot mancing saya datangi dan semuanya menunjukkan kondisi yang sama. Dari perairan yang hanya berjarak 1 mil hingga 17 mil ke laut lepas kondisinya sungguh menakjubkan. Benar-benar a very good fishing ground. Saya bisa kasting dengan light tackle di teluk-teluk kecil dan swamp, fly fishing di danau atau muara, dan tentunya mengaplikasikan teknik jigging dan popping di lautan.
Rekor wild fish saya untuk teknik fly fishing saya pecahkan di sini dengan strike kuwe mata besar. Sensasinya tentu saja luar biasa karena saya ini termasuk newbie di fly fishing. Apalagi fly rod yang saya bawa cukup kecil, hanya 7 wt. Guru-guru fly fishing saya di Jakarta bisa jealous melihat saya berhasil mendapatkan ikan ini. Rekor pribadi saya untuk popping giant trevally juga pecah disini karena saya juga berhasil mendapatkan giant trevally dengan berat sekitar (tidak saya timbang karena langsung saya release kembali) 30 kiloan. Tetapi jujur saja ikan GT seberat 30 kg disini tidak termasuk istimewa karena masih banyak ikan-ikan GT yang beratnya lebih dari itu. Ikan terberat yang dipancing di sini sampai hari ini adalah GT 56 kg oleh Jarwo. Sesungguhnya saya ingin melampaui rekor dia itu. Padahal belum tentu saya kuat menariknya.
Beberapa potongan kisah perjalanan mancing ke Pulau Weh ini telah dan akan terus saya kisahkan di MancingOnline.Com secara bertahap. Tetapi untuk reportase lengkapnya akan saya tampilkan di Majalah Mancing edisi Februari 2009. Tentu termasuk juga fishing movie yang saya buat di sana. Jadi tunggu saja. Salam dari Nanggroe Aceh Darussalam!
Rekor wild fish saya untuk teknik fly fishing saya pecahkan di sini dengan strike kuwe mata besar. Sensasinya tentu saja luar biasa karena saya ini termasuk newbie di fly fishing. Apalagi fly rod yang saya bawa cukup kecil, hanya 7 wt. Guru-guru fly fishing saya di Jakarta bisa jealous melihat saya berhasil mendapatkan ikan ini. Rekor pribadi saya untuk popping giant trevally juga pecah disini karena saya juga berhasil mendapatkan giant trevally dengan berat sekitar (tidak saya timbang karena langsung saya release kembali) 30 kiloan. Tetapi jujur saja ikan GT seberat 30 kg disini tidak termasuk istimewa karena masih banyak ikan-ikan GT yang beratnya lebih dari itu. Ikan terberat yang dipancing di sini sampai hari ini adalah GT 56 kg oleh Jarwo. Sesungguhnya saya ingin melampaui rekor dia itu. Padahal belum tentu saya kuat menariknya.
Beberapa potongan kisah perjalanan mancing ke Pulau Weh ini telah dan akan terus saya kisahkan di MancingOnline.Com secara bertahap. Tetapi untuk reportase lengkapnya akan saya tampilkan di Majalah Mancing edisi Februari 2009. Tentu termasuk juga fishing movie yang saya buat di sana. Jadi tunggu saja. Salam dari Nanggroe Aceh Darussalam!
Comments