

Hari itu kami akan memancing di spot popping bernama Biduk Biduk (di peta Kabupaten Berau di bawah lokasinya berada di bagian pojok paling bawah). Spot popping yang letaknya hanya sekitar 2 mil di lepas pantai Teluk Sulaeman ini pernah ramai dibicarakan oleh banyak pemancing negeri ini karena pernah ada report di sebuah forum mengenai “pembantaian GT Biduk-biduk”. Pro kontra jelas mengiringi report model PAKULA (Pasukan Kuras Laut) itu. Namun tak urung report itu membuka mata banyak pemancing popping negeri ini bahwa lokasi ‘pembantaian’ tersebut merupakan kerajaan ikan giant trevally, GT, yang baru ditemukan! Berat GT, berdasarkan report itu juga tak tanggung-tanggung, 25 kg up per ekor! Siapa yang tidak ngiler mendengar bahwa spot popping luar biasa yang baru ditemukan? Kami termasuk yang ngiler itu. Maka bertolaklah kami dari Jakarta dengan optimism tinggi. “Dua jam sudah lebih dari cukup kayaknya untuk membuat satu tayangan menarik dari Biduk Biduk”. Maka setelah melewati ‘jalan memutar’, karena 5 hari sebelumnya kami sempat naik gunung mencari ikan sapan atau ikan kelah di pedalaman Berau, kami pun tiba di Biduk Biduk dengan selusin alat popping yang ‘mengerikan’. Semuanya PE6 dan PE8 dan tampak haus strike karena jarang dipakai trip ke laut. Beberapa tackle tampak baru dibuka dari kemasannya semalam sebelumnya. Haha…

Ternyata saudara-saudara, usai report mengerikan di sebuah forum sekitar dua tahun yang lalu, di Biduk Biduk tampaknya telah terjadi serangan besar-besaran dari nelayan dan pemancing kontra Cn’R sehingga giant trevally di spot ini telah minggat mencari spot baru dan atau telah musnah. Begitu banyak gugusan karang, namun semuanya menhitam. Mati. Tanda-tanda bekas pengeboman tidak saya lihat, namun ya itu tadi, karang dangkalnya menghitam mati terkena racun. Sangat mungkin karang-karan itu mati karena penggunaan racun sianida yang sering dipakai meracun ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi seperti kerapu sunu dan lain-lain. Siapa yang melakukannya? Kami tidak tahu. Yang pasti saya percaya bukan burung yang melakukannya.

Akhir kisah ini adalah. Hingga senja datang, meski telah melemparkan popper sebanyak seribu tujuh ratus lima puluh kali per orang nya (sebenarnya saya tidak menghitungnya) kami hanya mendapatkan dua ekor ikan giant trevally kecil yang semuanya dirilis kembali ke habitatnya. Semoga Biduk Biduk segera ‘sembuh’, meski kami pesimis dengan hal ini. Jadi kawan-kawan semua saya sampaikan sekali lagi bahwa Biduk Biduk telah 'jatuh'! Jatuh yang sangat cepat hingga hancur. :((
* Foto-foto pembantaian GT di Biduk Biduk di atas saya ambil dari sebuah forum mancing. Mengerikan...
Comments