Trip Mamuju, Sulawesi Barat (4): Tidak Ada Yang Mengalahkan Pemancing Mengeksplorasi Potensi Sportfishing Sebuah Daerah...
Kali ini kapten kapal dan atau seseorang yang menjadi koordinator trip ini (dari Dinas Perikanan Mamuju?) agak keterlaluan. Ceritanya begini. Usai trip hari pertama yang gagal karena faktor cuaca, hari berikutnya (Minggu, 18/04/2010) saya, ‘captain’ Dudit Widodo dan kameraman Cepy Yanwar telah siap di lobby hotel sejak pukul 05.30 WIT, karena memang hari sebelumnya jam segini juga kami diharuskan bersiap oleh ‘panitia’ lokal kami. Maka sejak pagi buta kami telah ready; mandi, sarapan, dan tentunya menyiapkan peralatan memancing dan peralatan dokumentasi kami di lobby hotel. Kami lebih bersemangat dibandingkan hari berikutnya, meski jujur saja mata sangat mengantuk. Hari ini kami lebih semangat karena (prediksi kami) hari ini tentu semua tim baik kami ataupun kawan-kawan kami dari Mamuju tentunya akan memancing habis-habisan alias ‘balas dendam’ karena telah gagal di hari sebelumnya.
Satu jam berlalu sejak kami mulai bersandar di kursi-kursi lobby Hotel Srikandi Mamuju yang masih sepi itu. Belum ada tanda-tanda mobil jemputan akan datang. Tidak juga telepon akan dijemput seperti kami terima sejak jam 04.00 WIT seperti kami terima sehari sebelumnya. Mungkin orang-orang bangun kesiangan karena kelelahan kemarin (padahal kemarin hanya mancing dua jam saja lho?). Dua jam berlalu tetapi masih juga belum ada kabar. Karenanya saya mencoba menghubungi seorang pemancing yang menjadi penghubung kami dengan staff Dinas Perikanan Mamuju. Hasilnya, jam 08.30 WIT katanya baru akan dijemput. Oke, mungkin memang pada bangun kesiangan jadi meski molor dari kesepakatan kemarin kami masih bisa terima. Namun di waktu yang disepakati belum juga ada tanda-tanda akan dijemput. Kami bertanya lagi, kali ini melalui ‘captain’ Dudit Widodo, info berikutnya yang kami terima, kapal sedang diperbaiki di Dermaga TPI Mamuju karena kemarin kemasukkan air, jadi harus dikuras dulu. Jarak dermaga dengan hotel sekitar 2 km saja. Meski begitu kami tidak mungkin mengecek info ini karena kami berpikiran positif saja. Mungkin kapal memang rusak karena suatu sebab (atau benar kemasukkan air), padahal kemarin setelah kami pakai melaut semua baik-baik saja. Dugaan kami, kapal yang akan kami pakai (kapal yang sama dengan kapal kemarin) sebenarnya belum ada dan sedang dicari-cari keberadaannya.
Lobby hotel kini telah semakin ramai oleh para tamu yang telah bangun, tamu yang akan booking kamar, dan juga para karyawan hotel. Kami masih bersandar di kursi-kursi kami yang telah kami duduki sejak 05.30 WIT tadi. Televisi telah ramai oleh berita-berita ‘hangat’. Tackle dan peralatan dokumentasi kami juga masih tersandar di tempatnya di sebuah sudut ruangan. Menunggu, apalagi kabarnya tidak jelas, memang sangat menjemukkan. Maka kami pun sepakat untuk naik kembali ke kamar untuk kembali beristirahat sebisanya. Daripada melamun tidak jelas di lobby hotel? Trip mancing yang konon digelar oleh Dinas Perikanan Mamuju ini pasti sedang ada masalah, pikir kami. Kalau tidak ada masalah, pasti tidak seperti ini jadinya. Janji pukul 06.00 WIT dijemput di hotel, namun hingga setengah sepuluh pagi belum ada tanda-tanda trip akan diiberangkatkan. Para staff hotel juga mulai keheranan dengan kami karena terus berada di lobby sejak pagi buta. Oleh karenanya agar tidak menjadi tontonan banyak orang kami kembali naik ke kamar kami dengan rasa kesal. Jika tahu begini, kami akan terus tidur sampai setidaknya jam 9 pagi saja biar badan lebih terasa segarrr?!
Kawan mancing kami yang menjadi penghubung kami dengan Dinas Perikanan Mamuju adalah orang mancing dengan reputasi hebat, selain juga karena beliau juga orang dengan profesi yang hebat. Saya tidak bisa menjelaskannya karena berbagai hal. Yang pasti beliau adalah seorang perwira TNI dengan pangkat yang tinggi dan sedang bertugas di Mamuju. Hobi-nya memancing. Semangat dan harapan beliau dengan kami agar trip ini sukses tentu sama persis. Tetapi kami jujur saja tidak yakin dengan orang-orang Dinas Perikanan Mamuju. Oke mereka adalah orang-orang perikanan, tetapi saya tidak yakin mereka memiliki passion yang sama dengan kami berkaitan dengan fishing trip. Jadi kami juga tidak yakin dengan apakah mereka juga memiliki semangat dan harapan yang sama dengan kami; bersemangat menggelar fishing trip dan kemudian mengekspos potensi sportfishing di Mamuju ini kepada khalayak yang lebih luas. Jika mereka memiliki semangat yang sama dengan kami, tentu kami tidak perlu melamun di lobby hotel seperti hari ini menunggu jemputan mobil untuk menuju dermaga yang jaraknya hanya 2 kilometer saja! ‘Kekacauan’ dalam trip ini sungguh diluar dugaan saya karena bahkan sejak saya berada di Pulau Rote pada akhir Maret 2010 yang lalu, trip Mamuju ini telah dibahas oleh kami dan orang-orang Mamuju?!
Akhirnya jemputan kami pun datang pada pukul 11.30 WIT. Bukan dari Dinas Perikanan, melainkan dari kawan mancing kami (yang perwira TNI) melalui staff-nya. Tak lama, Dermaga TPI pun kami jejaki. Usai persiapan barang di dermaga yang begitu tergesa dan tidak fokus sama sekali kami pun langsung berangkat menuju spot yang kemarin kami datangi. Kali ini rencananya spot yang akan kami datangi lebih jauh lagi, namanya Labuhan Rano. Sekitar 10 mil di timur Papandulu, spot yang kemarin kami datangi. Kali ini hanya menggunakan satu kapal kayu saja, ukurannya cukup besar, sekitar 3x20an meter. Trip hari ini sangat berbeda. Tidak ada lagi yang terhormat Bupati Mamuju, Kepala Dinas Perikanan, dan juga para supporter dalam 3-4 kapal seperti kemarin saat Bapak Bupati Mamuju ikut serta. Hanya kami tim Mancing Mania dan kawan kami seorang perwira TNI yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Oh ya, ada seorang staff DKP Mamuju yang menemani kami. Ditambah dengan kapten dan abk kapal, jumlahnya mungkin sekitar 15an orang.
Namun memang kami tidak beruntung kali ini, setiba di spot (ini sebenarnya karena kami berangkat terlalu siang) telah begitu banyak ‘sapi’ di lautan. Maksud saya, ombak besar dengan riak putih di atasnya, tanda bahwa angin telah kembali ‘meledak’ di tengah laut dan siap menyerbu semua pesisir Sulawesi Barat. Namun kami terus berusaha memancing; popping, jigging, dan bahkan dasaran! Tujuannya jelas, mendapatkan ikan (syukur-syukur ikan besar) agar kemudian bisa kami tampilkan di televisi agar Mamuju dikenal oleh khalayak luas sebagai destinasi sportfishing. Kami tidak punya pamrih. Hanya ingin membantu promosi bahari daerah ini. Pemancing berusaha, namun Tuhan yang menentukkan. Kali ini kami tidak mendapatkan apa-apa. Angin semakin besar dan berbahaya, kami kemudian kembali mengarah pulang setelah sekitar 2 jam memancing dalam amukan ombak.
Jauh sebelum trip Mamuju ini digelar, sebenarnya kami memiliki agenda yang lebih baik ke daerah lain. Namun kami juga punya hasrat untuk mengenalkan destinasi baru, yakni Mamuju. Cuaca memang tidak bisa disalahkan, karena itu karya Tuhan. Namun perbedaan semangat dan harapan antara kami dengan pengundang kami dari Mamuju terasa sedikit mengecewakan. Hingga kami berada di Bandara Tampa Padang hari Senin, selalu hanya kawan mancing kami yang perwira TNI tersebut yang selalu setia menemani kami. Orang-orang dari Dinas Perikanan yang konon merupakan pengundang kami tidak ada. Kabar pun tidak ada. Yang luar biasa, meski gagal, kami dan kawan kami tersebut masih merencanakan untuk merancang trip di waktu mendatang ke sebuah spot di tengah Selat Malaka, mungkin bulan Mei atau Juni saat laut sedang teduh. Semata dalam rangka ‘memasukkan’ Mamuju dalam peta sportfishing Indonesia dan kalau perlu dunia! Memang tidak ada yang bisa mengalahkan semangat pemancing dalam mengeksplorasi potensi sportfishing sebuah daerah… Tabeeek!!!
* All pictures by Me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Foto 1-3: Cepy, Saya dan Captain DW mulai bosan menunggu di lobby Hotel Srikandi. Foto 3: Satu-satunya foto yang saya jepret saat kapal sudah mulai berangkat melaut. Foto 4-8: Kota Mamuju saya foto dari laut saat perjalanan pulang dari memancing. Foto 9-11: Cepy, Captain DW, seorang kawan yang merupakan perwira tinggi TNI, dan saya melewatkan senja di Mamuju Bay. Hehehe… Foto 12-14: Cuci reel and rod @ kamar hotel. Foto 15-16: Spot yang akan kami datangi lain kali, jauh sekali di tengah Selat Makassar yang berbahaya itu, orang lokal menyebutnya Pulau Ambok. Foto 17: Keluar dari VIP lounge. Goodbye and thank you Mamuju…
Satu jam berlalu sejak kami mulai bersandar di kursi-kursi lobby Hotel Srikandi Mamuju yang masih sepi itu. Belum ada tanda-tanda mobil jemputan akan datang. Tidak juga telepon akan dijemput seperti kami terima sejak jam 04.00 WIT seperti kami terima sehari sebelumnya. Mungkin orang-orang bangun kesiangan karena kelelahan kemarin (padahal kemarin hanya mancing dua jam saja lho?). Dua jam berlalu tetapi masih juga belum ada kabar. Karenanya saya mencoba menghubungi seorang pemancing yang menjadi penghubung kami dengan staff Dinas Perikanan Mamuju. Hasilnya, jam 08.30 WIT katanya baru akan dijemput. Oke, mungkin memang pada bangun kesiangan jadi meski molor dari kesepakatan kemarin kami masih bisa terima. Namun di waktu yang disepakati belum juga ada tanda-tanda akan dijemput. Kami bertanya lagi, kali ini melalui ‘captain’ Dudit Widodo, info berikutnya yang kami terima, kapal sedang diperbaiki di Dermaga TPI Mamuju karena kemarin kemasukkan air, jadi harus dikuras dulu. Jarak dermaga dengan hotel sekitar 2 km saja. Meski begitu kami tidak mungkin mengecek info ini karena kami berpikiran positif saja. Mungkin kapal memang rusak karena suatu sebab (atau benar kemasukkan air), padahal kemarin setelah kami pakai melaut semua baik-baik saja. Dugaan kami, kapal yang akan kami pakai (kapal yang sama dengan kapal kemarin) sebenarnya belum ada dan sedang dicari-cari keberadaannya.
Lobby hotel kini telah semakin ramai oleh para tamu yang telah bangun, tamu yang akan booking kamar, dan juga para karyawan hotel. Kami masih bersandar di kursi-kursi kami yang telah kami duduki sejak 05.30 WIT tadi. Televisi telah ramai oleh berita-berita ‘hangat’. Tackle dan peralatan dokumentasi kami juga masih tersandar di tempatnya di sebuah sudut ruangan. Menunggu, apalagi kabarnya tidak jelas, memang sangat menjemukkan. Maka kami pun sepakat untuk naik kembali ke kamar untuk kembali beristirahat sebisanya. Daripada melamun tidak jelas di lobby hotel? Trip mancing yang konon digelar oleh Dinas Perikanan Mamuju ini pasti sedang ada masalah, pikir kami. Kalau tidak ada masalah, pasti tidak seperti ini jadinya. Janji pukul 06.00 WIT dijemput di hotel, namun hingga setengah sepuluh pagi belum ada tanda-tanda trip akan diiberangkatkan. Para staff hotel juga mulai keheranan dengan kami karena terus berada di lobby sejak pagi buta. Oleh karenanya agar tidak menjadi tontonan banyak orang kami kembali naik ke kamar kami dengan rasa kesal. Jika tahu begini, kami akan terus tidur sampai setidaknya jam 9 pagi saja biar badan lebih terasa segarrr?!
Kawan mancing kami yang menjadi penghubung kami dengan Dinas Perikanan Mamuju adalah orang mancing dengan reputasi hebat, selain juga karena beliau juga orang dengan profesi yang hebat. Saya tidak bisa menjelaskannya karena berbagai hal. Yang pasti beliau adalah seorang perwira TNI dengan pangkat yang tinggi dan sedang bertugas di Mamuju. Hobi-nya memancing. Semangat dan harapan beliau dengan kami agar trip ini sukses tentu sama persis. Tetapi kami jujur saja tidak yakin dengan orang-orang Dinas Perikanan Mamuju. Oke mereka adalah orang-orang perikanan, tetapi saya tidak yakin mereka memiliki passion yang sama dengan kami berkaitan dengan fishing trip. Jadi kami juga tidak yakin dengan apakah mereka juga memiliki semangat dan harapan yang sama dengan kami; bersemangat menggelar fishing trip dan kemudian mengekspos potensi sportfishing di Mamuju ini kepada khalayak yang lebih luas. Jika mereka memiliki semangat yang sama dengan kami, tentu kami tidak perlu melamun di lobby hotel seperti hari ini menunggu jemputan mobil untuk menuju dermaga yang jaraknya hanya 2 kilometer saja! ‘Kekacauan’ dalam trip ini sungguh diluar dugaan saya karena bahkan sejak saya berada di Pulau Rote pada akhir Maret 2010 yang lalu, trip Mamuju ini telah dibahas oleh kami dan orang-orang Mamuju?!
Akhirnya jemputan kami pun datang pada pukul 11.30 WIT. Bukan dari Dinas Perikanan, melainkan dari kawan mancing kami (yang perwira TNI) melalui staff-nya. Tak lama, Dermaga TPI pun kami jejaki. Usai persiapan barang di dermaga yang begitu tergesa dan tidak fokus sama sekali kami pun langsung berangkat menuju spot yang kemarin kami datangi. Kali ini rencananya spot yang akan kami datangi lebih jauh lagi, namanya Labuhan Rano. Sekitar 10 mil di timur Papandulu, spot yang kemarin kami datangi. Kali ini hanya menggunakan satu kapal kayu saja, ukurannya cukup besar, sekitar 3x20an meter. Trip hari ini sangat berbeda. Tidak ada lagi yang terhormat Bupati Mamuju, Kepala Dinas Perikanan, dan juga para supporter dalam 3-4 kapal seperti kemarin saat Bapak Bupati Mamuju ikut serta. Hanya kami tim Mancing Mania dan kawan kami seorang perwira TNI yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Oh ya, ada seorang staff DKP Mamuju yang menemani kami. Ditambah dengan kapten dan abk kapal, jumlahnya mungkin sekitar 15an orang.
Namun memang kami tidak beruntung kali ini, setiba di spot (ini sebenarnya karena kami berangkat terlalu siang) telah begitu banyak ‘sapi’ di lautan. Maksud saya, ombak besar dengan riak putih di atasnya, tanda bahwa angin telah kembali ‘meledak’ di tengah laut dan siap menyerbu semua pesisir Sulawesi Barat. Namun kami terus berusaha memancing; popping, jigging, dan bahkan dasaran! Tujuannya jelas, mendapatkan ikan (syukur-syukur ikan besar) agar kemudian bisa kami tampilkan di televisi agar Mamuju dikenal oleh khalayak luas sebagai destinasi sportfishing. Kami tidak punya pamrih. Hanya ingin membantu promosi bahari daerah ini. Pemancing berusaha, namun Tuhan yang menentukkan. Kali ini kami tidak mendapatkan apa-apa. Angin semakin besar dan berbahaya, kami kemudian kembali mengarah pulang setelah sekitar 2 jam memancing dalam amukan ombak.
Jauh sebelum trip Mamuju ini digelar, sebenarnya kami memiliki agenda yang lebih baik ke daerah lain. Namun kami juga punya hasrat untuk mengenalkan destinasi baru, yakni Mamuju. Cuaca memang tidak bisa disalahkan, karena itu karya Tuhan. Namun perbedaan semangat dan harapan antara kami dengan pengundang kami dari Mamuju terasa sedikit mengecewakan. Hingga kami berada di Bandara Tampa Padang hari Senin, selalu hanya kawan mancing kami yang perwira TNI tersebut yang selalu setia menemani kami. Orang-orang dari Dinas Perikanan yang konon merupakan pengundang kami tidak ada. Kabar pun tidak ada. Yang luar biasa, meski gagal, kami dan kawan kami tersebut masih merencanakan untuk merancang trip di waktu mendatang ke sebuah spot di tengah Selat Malaka, mungkin bulan Mei atau Juni saat laut sedang teduh. Semata dalam rangka ‘memasukkan’ Mamuju dalam peta sportfishing Indonesia dan kalau perlu dunia! Memang tidak ada yang bisa mengalahkan semangat pemancing dalam mengeksplorasi potensi sportfishing sebuah daerah… Tabeeek!!!
* All pictures by Me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Foto 1-3: Cepy, Saya dan Captain DW mulai bosan menunggu di lobby Hotel Srikandi. Foto 3: Satu-satunya foto yang saya jepret saat kapal sudah mulai berangkat melaut. Foto 4-8: Kota Mamuju saya foto dari laut saat perjalanan pulang dari memancing. Foto 9-11: Cepy, Captain DW, seorang kawan yang merupakan perwira tinggi TNI, dan saya melewatkan senja di Mamuju Bay. Hehehe… Foto 12-14: Cuci reel and rod @ kamar hotel. Foto 15-16: Spot yang akan kami datangi lain kali, jauh sekali di tengah Selat Makassar yang berbahaya itu, orang lokal menyebutnya Pulau Ambok. Foto 17: Keluar dari VIP lounge. Goodbye and thank you Mamuju…
Comments
Just info, setelah saya perhatikan ada tautan ke sexy fishing babe yang kebeneran gambarnya lagi "bagus" http://upload.kapanlagi.com/h/20100421152918_Capture_4bceb75e08234.JPG
Sayangnya nanti blog ini diisue kan sebagai peyebar pornografi, walaupun kita sih seneng aja ngelihatnya, buat menambah semangat hehehe.
Sekedar saran kalau bisa dibuang aja tautan ke blog itu
** keep the fishing spirit and spirit for fishing
Coba perhatikan di bagian kanan bawah dari gambar, tanpa sensor hihihi