Nelayan Batue: Mengadu Nasib Memburu Gesao di Sisa-sisa ‘Lapak’ Pesisir sekitar Pulau Ternate, Tidore dan Maitara
Ketika akhirnya saya tiba di Pelabuhan Rum, Pulau Tidore, mobil yang kami naiki sejak dari Bandara Ternate kemudian melaju cepat menuju arah timur menuju Soasiu melintasi jalanan kecil mulus di sisi selatan Tidore. Sepanjang perjalanan rekan-rekan dari Tidore yang menjemput saya banyak berbagi cerita tentang kondisi terkini Pulau Tidore dan rencana-rencana yang akan kami laksanakan di hari-hari mendatang. Mata saya mencoba mengamati Pulau Maitara yang ada di sebelah kanan jalan di seberang laut, ketika saya kemudian melihat beberapa perahu kecil dengan jaring di depannya (bentuk jaringnya unik, ada di depan perahu, sekilas seperti dua capit kepiting) seperti sedang berebutan memburu kawanan ikan di dekat tepian pantai. Saya bertanya kepada kawan yang asli Tidore dan mengatakan itu adalah nelayan ikan “gesao”. Mereka berburu di dekat pinggiran pantai (paling hanya berjarak 100-200an meter saja dari garis pantai), tiap perahu terdiri dari dua orang, yang depan tukang jaring, yang bela