Lady Angler di Indonesia: Antara Kemampuan Adaptasi Seorang Newbie dan Persepsi Bias Dari “The Average Man”
Foto-foto berikut ini adalah tentang rekan saya di Jejak Petualang, seorang pemancing pemula, newbie, yang sejatinya saat ini dia adalah host baru dari program Jejak Petualang (JP REG). Namun karena berbagai hal yang mana membuat host Jejak Petualang Wild Fishing (JPWF) saat itu tidak bisa melakukan trip ke lokasi pedalaman, ada kedukaan di Jakarta, jadilah pilihan host jatuh ke eks anchor news ini. Pilihan yang tidak salah. Ketika saya dan tim JP REG bulan Mei menggarap dokumentasi di Kalimantan Barat, Patricia Ranieta, demikian namanya, ternyata menunjukkan interest yang kuat pada kegiatan perburuan di perairan tawar. Saat itu kami bersama masyarakat Dayak Beginci (Laman Peruya). Meski belum lama blusukan bersama JP REG, meski saat itu kami berada di kedalaman hutan ulayat Dayak Laman Peruya, Patrick (demikian saya sering memanggilnya), tidak memiliki kecanggungan sama sekali. Mudah sekali nge-blend dengan masyarakat dan berbagai kondisi alam yang serba wild dan sesekali sangat ekstrim. Dan yang kemudian menyita perhatian adalah, ketika masyarakat asyik mengisi waktu luang dengan memancing dengan cara tradisional, Patrick begitu mudahnya ikut serta dengan kegiatan perburuan pangan tersebut, dan lebih menarik adalah, dia sendiri kemudian berhasil landing beberapa spesies perairan tawar dengan caranya sendiri! Tidak canggung memasang umpan alami yang dipakai masyarakat saat itu (cacing dan ulat pisang), dan lain sebagainya. Hal yang bagi banyak perempuan masa kini akan dihindari jauh-jauh karena dianggap membuat ‘menodai’ kecantikannya?! Seorang kawan mancing, salah satu pro angler Kalimantan Barat, yang ikut menemani kami blusukan ke Dayak Laman Peruya (karena memang dialah yang memiliki kunci akses ke masyarakat ini) kemudian mengambil inisiatif mengajari Patrick beberapa dasar sportfishing on the spot, di sela-sela break melakukan suting.
Praktis waktu untuk belajar basic sportfishing yang ada
untuknya hingga awal Juni kami kemudian tiba di Pulau Halmahera, Maluku Utara,
hanya tiga Minggu saja. Waktu yang sepertinya dimanfaatkan dengan baik sehingga
secara mendasar, sehingga dirinya tidak lagi terlihat canggung melakukan
gerakan-gerakan umum dalam sportfishing. Misalnya saja kemampuan casting,
retrieve, fight, handling ikan, dan lain sebagainya. Hanya pada saat tertentu
saja dia masih suka kurang konsentrasi terutama ketika ikan sudah landed di atas perahu, dirinya kesulitan
memilah antara mengamankan beragam piranti mancing yang ada dahulu, mengamankan
hook yang masih nyangkut di mulut ikan dahulu, ataukah berbicara dahulu ke kamera.
Tetapi ini masih cukup make sense, wajar
karena siapapun kalau terlalu gembira mendapatkan ikan memang akan sering lupa
banyak hal. Karenanya saya mau tidak mau terus mengingatkan (meski kemudian
menjadi terkesan cerewet) selama perjalanan kemarin tentang “jangan begini
tetapi begitu” dan lain sebagainya. Karena apa? Kecerobohan di alam liar
seringkali memiliki potensi resiko yang luar biasa tinggi, berbahaya. Dalam
konteks mancing misalnya, ketika lure
ataupun hook masih menempel di mulut
ikan, dan kemudian kita asyik foto sangat dekat dengan ikan tersebut, bisa
fatal kalau misalnya ikan tiba-tiba berontak dan mata kailnya menancap di tubuh
kita. Saya tidak ingin hal-hal seperti itu terjadi dalam trip saya karena
sangat-sangat tidak worth it!
Saya tidak akan berpanjang-panjang tentang hal lady angler
ini. Yang pasti untuk Patrick, terimakasih telah begitu kuat berjibaku melawan
batalion agas di kawasan mangrove Halmahera Timur saat itu. Sehingga
dokumentasi yang kita garap bersama juga dapat berjalan dengan lancar,
suasananya sangat kondusif, dan Puji Tuhan hasilnya juga luar biasa. Apalagi
saat itu kondisi sungai-sungai yang ada di lokasi sebenarnya kurang ideal
karena air masih sangat keruh akibat banyaknya “air baru” dari pegunungan
akibat hujan. Adalah momen langka bagi saya sendiri, melihat newbie lady angler
begitu semangat berkegiatan di alam liar, dan kemudian mendapatkan semua ikan target
dari tangannya sendiri. Tidak sering terjadi, meski bahkan cewek tersebut
mengikuti pacarnya sekalipun melakukan perjalanan memancing (hal yang
sebenarnya sangat langka di negeri ini, karena yang sering terjadi cowoknya
memancing, ceweknya di mall), akan memiliki semangat ‘juang’ yang tinggi
seperti Patrick tunjukkan kepada saya. Kenyataan tersebut menurut saya sangat
istimewa karena sepengetahuan saya banyak perempuan saat ini, apalagi
berkategori cantik artis dan terkenal, hidupnya tidak pernah jauh dari segala
hal yang indah dan enak-enak saja, dan seringkali begitu dekat dengan hedonism
dan pamer aurat. Maafkan sinisme saya ini tetapi bagaimana lagi, memang itulah
yang sering saya lihat sehari-hari. Jadi ketika ada seorang lady angler yang
benar-benar melakukan kegiatan wild fishing dengan segenap jiwa dan raganya,
bagi saya adalah sesuatu yang istimewa dan patut disyukuri.
Tayangan JPWF versi lady angler yang kami garap di Halmahera
Timur tersebut akhirnya kemarin ditayangkan, sesuai dengan jadwal yang
direncanakan jauh-jauh hari. Banyak feedback positif mampir ke laman FB dan akun IG saya, juga ke akun IG JPWF. Baik itu
tentang lokasi yang memang baru, kearifan lokal yang kami dokumentasikan, dan
kehadiran seorang new lady angler yang memang benar-benar seorang wild angler.
Ada juga feedback nyinyir, yang
sayangnya malah datang dari seseorang yang selama ini saya pikir memiliki
tingkat kebijaksanaan lebih. Karena telah melalui banyak proses ritual religi
yang cukup tinggi dalam agama yang dia peluk. Melalui kata-kata yang tidak
sesuai konteks dan sangat bias. Saya tidak mengira seseorang yang tampil begitu
elegan dan bijaksana selama ini rupanya hanyalah seorang “average man” saja.
Apapun itu, semuanya saya tampung dalam kebesaran “tackle box” saya. Feedback yang
baik akan saya gunakan untuk menambah ‘bekal’ perjalanan saya ke depannya, feedback
yang asal njeplak dan nyinyir akan saya biarkan saja terus disana hingga
berkarat dan tiba saatnya saya buang karena memang hal tersebut tidak berguna.
Terimakasih dan salam wild fishing!
* Pictures mostly by Me. Please don't use or reproduce (especially for
commercial purposes)
without my permission. Don't make money with our pictures without
respect!!!
Comments