Location: Kuala Rompin, Malaysia. Date: 25-28 September 2011. Angler: Bayu Noer, Lutfi, Adhek Amerta, Nabil, Tommy, Diana, Boen, Wau, dan Marvin. Photos by: Diana, Arfane, Marvin, Adhek Amerta, Nabil, Wau. Catatan: Saya tidak bisa menulis apapun tentang trip ke negara tetangga ini. Entahlah, hasrat menulis itu tiba-tiba menjadi tawar sejak tekanan-tekanan atas nama c**** itu begitu hebat mendera berbulan-bulan ini. Memalukan memang selama hampir dua bulan lebih usai trip ini, dan saya tidak bisa menulis sedikit saja cerita tentangnya. Saya memohon maaf dan maklum. Tetapi yang pasti, saya berharap foto-foto di bawah ini bisa membuat blog ini memiliki sedikit arti. Jika Anda mengikuti dua episode tentang ikan layaran ini di layar kaca (Mancing Mania Trans 7), mungkin Anda dapat merasakan dan sedikit membayangkan, bahwa sebenarnya saya ingin berbagi cerita tentang banyak hal. Sayang sekali, karena tekanan-tekanan itu ternyata berhasil, 'menang'. Terimakasih telah berkenan berkunjung. Oh ya yang pasti saya berhasil menaikkan dua ekor ikan dari tiga strike yang saya dapatkan. Anda tahu, tidak mudah menjadi kameraman. Meski hasrat memancing begitu menggebu, kita harus mengutamakan tugas utama sebagai tukang rekam gambar.
Atau okelah saya bercerita sedikit tentang beberapa orang yang terlibat dalam trip sailfish Kuala Rompin ini. Foto disamping ini adalah Lutfi, pemancing sport asal Bali yang merupakan best friend-nya Adhek Amerta. Duo Lutfi-Adhek ini bisa dibilang duet ‘maut’ karena telah menjelajah negeri kita tercinta dan juga luar negeri bersama-sama. Mereka berdua adalah para pemancing sport yang sangat bersemangat. Sekedar informasi, saat-saat ini duet Lutfi-Adhek Amerta sedang getol-getolnya memakai piranti super kecil! Bayangkan saja, selama di Kuala Rompin, mereka berdua ini hanya memakai piranti PE 1!!! Gilaaa!!! PE 1 yaaaah hampir setara 5 kilogram. Sekecil-kecilnya ikan layaran (sailfish) di Kuala Rompin, jarang lah yang under 10 kg. Rata-rata size nya up 20 kg. Dan malah pada trip kemarin itu rata-rata sizenya malah besar-besar. Up 25 kg semua. Jadi bayangkan, duo Lutfi-Adhek Amerta ini baku tarik dengan ikan tercepat di dunia ini (up 100 km per jam kemampuan berenangnya) dengan menggunakan tali PE 1!!!!!! Hebatnya duet maut ini menaikkan beberapa ekor ikan! Sudah memakai PE 1 eh umpannya pun umpan pencil (stickbait). Sayang sekali saya tidak menyimpan foto pencil yang digunakan, yang pasti adalah seri Pennipen nya ASF Bali.
Lalu foto disamping adalah…. Ah rasanya tak perlu saya tuliskan disini sebenarnya. Karena beliau adalah pemancing sport papan atas Indonesia, dan bahkan dunia! Adhek Amerta. Master popping, jigging, lure maker kelas dunia, dan fishing operator kelas wahid! Sejujurnya saya tidak bernai menulis banyak hal tentang beliau karena merasa diri ini adalah orang biasa saja dibandingkan dengan beliau yang merupakan pemancing senior kesohor dengan segudang ilmu dan pengalaman. Yang pasti ini adalah trip kesekian saya dengan Pak Adhek. Pertama kali saya trip dengan beliau adalah pada tahun 2009 di Halmahera, Maluku Utara. Saat itu digelar turnamen mancing dan disanalah saya pertama kali diajari popping oleh beliau. Saya ingat sekali, selama dua hari popping saya hanya berhasil mendapatkan satu ekor redbass (kakap batu!). Hahahaha…. Parah!!!! Tetapi saya diajari banyak hal oleh beliau, terutama tentang arti “tidak menyerah” dan “selalu bergembira”. Kalau hasil yang beliau dapatkan saat itu jangan tanyakan karena waktu itu beliau bahkan keluar sebagai salah satu juara turnamen untuk Kategori Ikan GT. Selama dua hari di Kuala Rompin kemarin lagi-lagi saya belajar banyak hal’, apalagi saya dan beliau berbagi kasur bersama karena penginapan tempat kami bermalam tidak menyediakan kamar double bed! Intinya Adhek Amerta adalah pemancing sport yang luar biasa. Rendah hati, ramah, berpengalaman, sarat pengetahuan, dan lain sebagainya. Silahkan berkenalan dengannya langsung!
Pemancing berikut ini adalah Nabil, saudaranya Lutfi. Masih muda, keponakan atau sepupu, entahlah. Pemancing yang tampaknya baru saja menekuni mancing sport karena diracunin oleh Lutfi. Tak banyak yang bisa saya ceritakan tentangnya. Beberapa hal yang pasti akan selalu saya ingat, Nabil ini selalu “nyangkut” di imigrasi baik saat di bandara Singapura dan imigrasi perbatasan antara Singapura dan Malaysia. Bayangkan saja berapa kali “nyangkut”-nya karena kami masuk ke Malaysia lewat darat. Hehehehe…. Nabil Nabiiiiil….. Makanya nama jangan cuma satu suku kata. Setidaknya kayak nama gw kek! Hahaha! Dan selanjutnya foto-foto di bawah ini adalah beberapa foto trip yang bisa saya pajang di sini. Group kedua di bawah ini adalah group-nya Tommy Cakra (Jakarta). Ada Diana, Om Boen, Wau, Dan Marvin. Nah di atas kapal merekalah sebenarnya saya saat selama dua hari trip di Kuala Rompin. Seandainya Indonesia memiliki fishing ground khusus ikan layaran layaknya di Malaysia ini. Sebenarnya bisa, dan laut kita sebenarnya lebih luas entah berapa puluh kali lipat jika dibandingkan dengan Malaysia. Problemnya, urusan perut di Indonesia sudah membuat banyak hal menjadi kusut. Menangkap ikan dengan cara-cara yang tidak arif lingkungan, hukum yang bisa ditawar dan bahkan bisa dibeli, dan lain sebagainya. Ah sudahlah, pusing kepala memikirkan hal yang lebih ruwet dari benang kusut ini. Good luck fishing always. Terimakasih telah berkenan berkunjung ke blog iseng ini. Salam strike!
* Most pictures by me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Keterangan foto berturut-turut mulai dari foto ke-4: Bayu Noer, host Mancing Mania Trans 7 dengan ikan kesekian yang dia naikkan ke kapal// Adhek Amerta sedang meladeni perlawanan ikan dengan tali PE1// Bayu Noer berhasil menaikkan ikan// Lutfi sedang fight dengan menggunakan tali PE 1// Bayu Noer mencoba fight dengan tali PE 1. Setahu saya istrike yang ini line break// Adhek Amerta sedang santai. Tampaknya sedang mengamati fight seorang pemancing. Sayang saya tidak berada di kapal ini// Kapal Tommy Cakra sedang mencari ikan umpan// Lihat seseorang yang sedang memakai kaos biru dengan tulisan Papua 06.06.06? Itu saya. Hehehe// Double strike bisa diselesaikan dengan baik oleh Bayu Noer-Lutfi// Lutfi strike lagi// Tiga foto Wau dalam berbagai sudut pengambilan gambar. Seharusnya foto Wau ini terposting satu saja. Tetapi mau nurunin ulang fotonya malas karena sudah tidak hafal nama filenya. Nama file di postingan cuma angka-angka dan lupa menandai// Teruuuus ke bawah adalah strike yang didapatkan oleh Tommy, Diana, Om Boen, dan Marvin//
Atau okelah saya bercerita sedikit tentang beberapa orang yang terlibat dalam trip sailfish Kuala Rompin ini. Foto disamping ini adalah Lutfi, pemancing sport asal Bali yang merupakan best friend-nya Adhek Amerta. Duo Lutfi-Adhek ini bisa dibilang duet ‘maut’ karena telah menjelajah negeri kita tercinta dan juga luar negeri bersama-sama. Mereka berdua adalah para pemancing sport yang sangat bersemangat. Sekedar informasi, saat-saat ini duet Lutfi-Adhek Amerta sedang getol-getolnya memakai piranti super kecil! Bayangkan saja, selama di Kuala Rompin, mereka berdua ini hanya memakai piranti PE 1!!! Gilaaa!!! PE 1 yaaaah hampir setara 5 kilogram. Sekecil-kecilnya ikan layaran (sailfish) di Kuala Rompin, jarang lah yang under 10 kg. Rata-rata size nya up 20 kg. Dan malah pada trip kemarin itu rata-rata sizenya malah besar-besar. Up 25 kg semua. Jadi bayangkan, duo Lutfi-Adhek Amerta ini baku tarik dengan ikan tercepat di dunia ini (up 100 km per jam kemampuan berenangnya) dengan menggunakan tali PE 1!!!!!! Hebatnya duet maut ini menaikkan beberapa ekor ikan! Sudah memakai PE 1 eh umpannya pun umpan pencil (stickbait). Sayang sekali saya tidak menyimpan foto pencil yang digunakan, yang pasti adalah seri Pennipen nya ASF Bali.
Lalu foto disamping adalah…. Ah rasanya tak perlu saya tuliskan disini sebenarnya. Karena beliau adalah pemancing sport papan atas Indonesia, dan bahkan dunia! Adhek Amerta. Master popping, jigging, lure maker kelas dunia, dan fishing operator kelas wahid! Sejujurnya saya tidak bernai menulis banyak hal tentang beliau karena merasa diri ini adalah orang biasa saja dibandingkan dengan beliau yang merupakan pemancing senior kesohor dengan segudang ilmu dan pengalaman. Yang pasti ini adalah trip kesekian saya dengan Pak Adhek. Pertama kali saya trip dengan beliau adalah pada tahun 2009 di Halmahera, Maluku Utara. Saat itu digelar turnamen mancing dan disanalah saya pertama kali diajari popping oleh beliau. Saya ingat sekali, selama dua hari popping saya hanya berhasil mendapatkan satu ekor redbass (kakap batu!). Hahahaha…. Parah!!!! Tetapi saya diajari banyak hal oleh beliau, terutama tentang arti “tidak menyerah” dan “selalu bergembira”. Kalau hasil yang beliau dapatkan saat itu jangan tanyakan karena waktu itu beliau bahkan keluar sebagai salah satu juara turnamen untuk Kategori Ikan GT. Selama dua hari di Kuala Rompin kemarin lagi-lagi saya belajar banyak hal’, apalagi saya dan beliau berbagi kasur bersama karena penginapan tempat kami bermalam tidak menyediakan kamar double bed! Intinya Adhek Amerta adalah pemancing sport yang luar biasa. Rendah hati, ramah, berpengalaman, sarat pengetahuan, dan lain sebagainya. Silahkan berkenalan dengannya langsung!
Pemancing berikut ini adalah Nabil, saudaranya Lutfi. Masih muda, keponakan atau sepupu, entahlah. Pemancing yang tampaknya baru saja menekuni mancing sport karena diracunin oleh Lutfi. Tak banyak yang bisa saya ceritakan tentangnya. Beberapa hal yang pasti akan selalu saya ingat, Nabil ini selalu “nyangkut” di imigrasi baik saat di bandara Singapura dan imigrasi perbatasan antara Singapura dan Malaysia. Bayangkan saja berapa kali “nyangkut”-nya karena kami masuk ke Malaysia lewat darat. Hehehehe…. Nabil Nabiiiiil….. Makanya nama jangan cuma satu suku kata. Setidaknya kayak nama gw kek! Hahaha! Dan selanjutnya foto-foto di bawah ini adalah beberapa foto trip yang bisa saya pajang di sini. Group kedua di bawah ini adalah group-nya Tommy Cakra (Jakarta). Ada Diana, Om Boen, Wau, Dan Marvin. Nah di atas kapal merekalah sebenarnya saya saat selama dua hari trip di Kuala Rompin. Seandainya Indonesia memiliki fishing ground khusus ikan layaran layaknya di Malaysia ini. Sebenarnya bisa, dan laut kita sebenarnya lebih luas entah berapa puluh kali lipat jika dibandingkan dengan Malaysia. Problemnya, urusan perut di Indonesia sudah membuat banyak hal menjadi kusut. Menangkap ikan dengan cara-cara yang tidak arif lingkungan, hukum yang bisa ditawar dan bahkan bisa dibeli, dan lain sebagainya. Ah sudahlah, pusing kepala memikirkan hal yang lebih ruwet dari benang kusut ini. Good luck fishing always. Terimakasih telah berkenan berkunjung ke blog iseng ini. Salam strike!
* Most pictures by me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Keterangan foto berturut-turut mulai dari foto ke-4: Bayu Noer, host Mancing Mania Trans 7 dengan ikan kesekian yang dia naikkan ke kapal// Adhek Amerta sedang meladeni perlawanan ikan dengan tali PE1// Bayu Noer berhasil menaikkan ikan// Lutfi sedang fight dengan menggunakan tali PE 1// Bayu Noer mencoba fight dengan tali PE 1. Setahu saya istrike yang ini line break// Adhek Amerta sedang santai. Tampaknya sedang mengamati fight seorang pemancing. Sayang saya tidak berada di kapal ini// Kapal Tommy Cakra sedang mencari ikan umpan// Lihat seseorang yang sedang memakai kaos biru dengan tulisan Papua 06.06.06? Itu saya. Hehehe// Double strike bisa diselesaikan dengan baik oleh Bayu Noer-Lutfi// Lutfi strike lagi// Tiga foto Wau dalam berbagai sudut pengambilan gambar. Seharusnya foto Wau ini terposting satu saja. Tetapi mau nurunin ulang fotonya malas karena sudah tidak hafal nama filenya. Nama file di postingan cuma angka-angka dan lupa menandai// Teruuuus ke bawah adalah strike yang didapatkan oleh Tommy, Diana, Om Boen, dan Marvin//
Comments