Sebenarnya niatan awalnya adalah merunutkan kembali perjalanan saya mengenal spesies kerandang/selendang mayang/tomman bunga/serandang. Yang mana dalam perjalanan tersebut harus saya sebut beberapa rekan mancing di berbagai daerah yang membantu saya ikut membantu saya mengenal spesies unik ini, dalam cara mereka masing-masing tentu saja, dan bisa jadi tanpa mereka sadari. Mungkin tiga tahun lalu di Kalimantan Tengah, adalah seorang Anang Taktik yang pertama memungkinkan untuk pertama kalinya berinteraksi dengan salah satu ikan anggota keluarga Channidae ini. Anang Taktik adalah pemancing wild fishing freshwater yang cukup populer di Indonesia dan sering menjelajah perairan tawar di TN Sebangau, utamanya di sekitar Sungai Bakung. Sungai Bakung sendiri juga merupakan habitat ikan jenis tapah, tomman, juga ikan peang (Snakehead emperor). Beberapa kali saya mencoba menjelajah ke Sungai Bakung ini bersama Anang Taktik, salah satu trip sempat berama rekan Hendra Noezz juga, dan rupanya saya masih tergolong newbie untuk freshwater fishing. Buktinya Anang Taktik di lokasi yang sama mampu menaikkan berbagai jenis ikan terutama ikan tapah (Wallago) yang kesohor itu, tetapi saya lagi-lagi hanya mendapatkan ikan kerandang! Padahal target saya setidaknya adalah ikan tomman aka Giant snakehead (Channa micropeltes), anggota keluarga Channa yang mampu tumbuh menjadi ‘monster’ hingga puluhan kilogram! Agak lama saya tidak mendengar kabar dari Anang Taktik dan Hendra Noezz ini, semoga lurah dan ketua RT perairan tawar Sebangau ini sehat selalu
Waktu berlalu dan perjalanan membawa kaki saya ke
lokasi-lokasi yang berbeda, otomatis memungkinkan pertemuan dengan pemancing
yang berbeda dengan lokasi yang berbeda pula. Interaksi intensif saya dengan
spesies kerandang terjadi di wilayah Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau,
Kalimantan Tengah. Setidaknya dalam kurun waktu dua tahun terakhir, saya pernah
menjelajah perairan tawar di wilayah ini selama tiga kali. Sungai Paduran
menjadi ‘benang merah’ utama dalam perjalanan yang saya lakukan, mengingat
sebenarnya saya kesana dalam rangka mendokumentasikan kegiatan masyarakat di
kawasan hutan penyangga TN Sebangau di sekitar Sungai Paduran. Dalam sela waktu
bekerja, terjadilah trip mancing dadakan bersama pemancing paling top dari
Pulang Pisau, Guruh Dwi Saputra. Naasnya dari beberapa kali turun memancing
bersama, hasilnya juga sama, lagi-lagi saya hanya mendapatkan ikan kerandang!
Pernah ada kejadian lucu, saya pernah mendapatkan kesempatan mancing sendiri di
Sungai Paduran dengan seorang warga dengan harapan mendapatkan ikan tomman
ataupun tapah. Eh malah dapat kerandang lebih banyak lagi! Edaaan! Terakhir
kali saya memancing di Sungai Paduran terjadi bulan Juli lalu, bersama Guruh
juga, hasilnya sama. Kerandang! Hahahaha! Ternyata sekali kita mendapatkan
‘cinta’ dari ikan kerandang, dimanapun kita berada akan selalu ‘diikuti’ oleh anggota
keluarga mereka. Atau mungkin ini pertanda perubahan populasi ikan predator di
kawasan Sungai Sebangau dan sekitarnya?
Ikan kerandang kurang bergengsi di kalangan sportfisher Indonesia, karena masih banyak spesies keren lainnya semisal tomman, tapah, belida, peang dan lain sebagainya. Namun dalam keluarga Channidae, ikan kerandang termasuk jenis yang memiliki corak yang sangat cantik. Kecantikan coraknya hanya dapat dikalahkan oleh tomman (Giant snakehead) dan tentunya oleh ikan peang (Snakehead emperor). Saya belum pernah berjumpa dengan ikan peang ini, mungkin suatu saat. Iktiolog (ahli ikan) Hindia Belanda bernama Pieter Blekker yang pertama kali mencatat spesies kerandang ini di jurnal ilmiah pada tahun 1851. Sebaran ikan ini terbatas hanya ada di Sumatera dan sebagian perairan tawar Kalimantan. Dari hasil pengamatan serampangan sambil uncal di beberapa fishing ground di Kalimantan Tengah saya melihat bahwa ikan kerandang memiliki ketahanan fisik yang tangguh, atau lebih tepatnya mampu beradaptasi pada kondisi air dengan oksigen yang tipis. Sebagai contoh di perairan Sebangau misalnya, meski hari sedang panas menyengat sekalipun, tengah hari dobrak istilahnya, ikan ini masih berani nongkrong di belokan-belokan sungai, di dekat aliran arus, dan lain sebagainya. Padahal spesies yang lebih seram dan gagah lainnya, contoh tomman, sudah pasti ngumpet di tempat yang adem jika kondisi perairannya seperti itu. Inilah yang membuat kita lebih mudah mendapatkan sambaran dari ikan ini. Karena karakter ikan ini memang suka jalan-jalan dan ‘mengkoleksi’ umpan yang dilemparkan para pemancing.
Hasil pengamatan lainnya di lokasi berbeda, tepatnya di
Tangkahen, juga di wilayah Kalimantan Tengah, saya mendapati bahwa nafsu makan
ikan ini rupanya luar biasa! Rakus menyambar ikan-ikan umpan yang ada di
sekitarnya, tentunya ikan-ikan kecil. Nafsu makan yang besar inilah, dan hampir
tidak mengenal waktu karena bisa sepanjang hari, yang membuat kita lebih mudah
mendapatkan strike ikan ini. Jadi ini adalah jawaban saya pada yang mulai
khawatir, jangan-jangan saya ketiban cinta
dari kerandang saking seringnya mendapatkan ikan ini. Uniknya lagi, nah informasi
ini saya dapatkan dari lurah Danau
Begantung (Pulang Pisau, Kalimantan Tengah) Masbro Rooney Ec, spesies ini tidak
bisa tumbuh menjadi monster layaknya keluarga Channidae yang lain, misalnya saja
ikan tomman. Ikan kerandang, sejauh ini paling besar yang pernah didapatkan
oleh para pemancing hanya 2 kilograman saja. Ini sudah tergolong monster
kerandang. Pertanyaan saya kemudian, lalu dengan nafsu makan yang begitu besar,
kemana saja larinya makanan yang
ditelan oleh ikan kerandang ini sepanjang hari? Apakah mungkin ikan kerandang
memiliki kemampuan diet yang unik misalnya? Atau memang nafsu makan yang rakus
itu, sebenarnya untuk menopang ‘hobi’ jalan-jalan sepanjang hari yang dilakukan
oleh spesies ini? Entahlah! Yang pasti saya tiba-tiba terpikir untuk menggelar
turnamen pertama wild fishing khusus memancing ikan kerandang, dan saya tidak
keberatan menjadi ketua panitianya! Hahahaha!
* Pictures taken on Juli 2015 by me, otherwise mention. No watermark on the pictures, but please don't use or reproduce (especially for commercial purposes) without my permission. Don't make money with my pictures without respect!!!
* Pictures taken on Juli 2015 by me, otherwise mention. No watermark on the pictures, but please don't use or reproduce (especially for commercial purposes) without my permission. Don't make money with my pictures without respect!!!
Comments