Desa Binuangeun pada malam tanggal 21 Mei itu tampil seperti biasanya; sepi dan jalanan berdebu. Kami tiba saat malam telah beranjak dan jalanan Binuangeun telah sepi dari para penggembira yang biasa menyambut para pemancing yang datang. Hehehe… Berkah Resort juga sepi. Hanya ada beberapa kendaraan pemancing yang parkir di sana. Tanda bahwa weekend ini akan sepi trip. Memang cuaca di Laut Selatan (Samudera Hindia) saat itu sedang tidak mendukung untuk sebuah fishing trip. Jika melihat pada prediksi BMG misalnya, pada tanggal 22 hingga 23, waktu dimana kami akan turun ke laut, ketinggian ombak bisa mencapai 2 meter dengan kecepatan angin antara 10-15 knot. Ini lumayan “goyang dombret”. Pemancing yang sudah sering ke laut saja di kondisi seperti ini bisa “jackpot”, apalagi yang pemula?
Tidak banyak pilihan bagi pemancing yang memiliki waktu mancing yang sempit. Jadi biarpun kondisi cuaca sedang buruk, mereka tetap ke laut memburu ikan. Dan apalagi bagi tukang video keliling seperti kami, bagaimanapun kondisi lautan jika kami sudah berjanji memancing bersama dengan seseorang ataupun dengan tim mancing tertentu maka kami pasti akan datang. Pantang bagi kami ingkari janji. Padahal sehari sebelumnya kami masih berada di Surabaya usai menyelesaikan pendokumentasian mancing dasar di Selat Madura dan di Kediri?! Namun kalau menurut saya pribadi, konsekuensi ini adalah konsekuensi yang cukup indah. Wong meliput mancing ini tho?!
Tak banyak yang siap berada di laut saat kondisi cuaca sedang tak bersahabat begini. Pertama karena masalah fisik; tidak tahan mabuk laut, takut ada insiden dengan kapal kita, tidak mau repot dengan segala ketidaknyamanan saat ombak besar, dan lain-lain. Banyak sekali yang menyebabkan seseorang ‘mundur’ saat laut sedang tidak bersahabat. Dan itu wajar, ini hanya malasalah pilihan saja dan tentunya ini adalah hak setiap orang. Saya di sini tidak sedang menilai baik-buruknya, hanya memaparkannya saja sebagai gambaran. Dan jika kita kelompokkan sebenarnya hanya ada dua hal saja; mental dan fisik. Kadang ada orang yang fisiknya mantap tetapi mentalnya kurang bagus, jadi tetap juga tidak melaut. Kadang ada yang mentalnya top banget tetapi fisiknya sedang tidak bagus, jadinya tetap maksa ke laut.
Kami tidak bisa banyak memilih mengingat kami adalah tukang mancing keliling. Hehehehe… Jadi karena memancing sudah hampir 100 % menjadi pekerjaan kami, maka kami pun harus berangkat dalam kondisi apapun juga. Yang harus kami lakukan adalah selalu siap dan berusaha untuk selalu siap dimanapun dan kapanpun juga. Kita kembali ke laut yang sedang berombak hingga 2 meter dengan kecepatan angin hingga 15 knot seperti saya tuliskan pada paragraf pertama di atas. Kondisi ini oleh mayoritas pemancing dihindari karena banyak tidak nyamannya dibandingkan kenyamanannya. Namun jika Anda adalah termasuk orang yang tidak bisa menghindarinya seperti kami, maka salah dua (BUKAN SALAH SATU SEPERTI BIASANYA) yang harus ada dalam pikiran kita adalah kepercayaan dan kegigihan bahwa trip kita akan baik-baik saja.
Kepercayaan pada kapten kapal kita, kepercayaan kepada kru kapal, kepada rekan satu tim kita, percaya bahwa ikan pasti akan makan dengan teknik yang kita terapkan, dan tentunya percaya kepada Tuhan bahwa Dia pasti akan selalu menyayangi umat-Nya. Kegigihan untuk terus siap dan berusaha meski ombak sedangmenghajar lambung kapal, kegigihan bertahan saat makan menjadi tidak nyaman karena kapal oleng sana-sini, kegigihan untuk terus bersyukur saat reel berderit padahal kita sedang teler di dalam kabin, kegigihan untuk tidak rewel karena suli beristirahat, kegigihan untuk tidak mengeluh dengan anugerah Tuhan yang bernama perubahan cuaca. Kita tidak boleh lupa pepatah lama, pergi mancing, bagaimanapun kondisi terjeleknya sebenarnya masih lebih menyenangkan dibandingkan kondisi terbaik kita di tempat kerja. Sungguh!!!
* Semua foto yang ada dalam postingan ini diambil antara 21-27 Mei 2010 di perairan Binuangeun, Banten dan di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat
* All pictures by Me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Foto #1: Ikan lemadang (dolphin fish)diangkat oleh Adji, Karsono dan kawannya dr. Cipto. Saya salut dengan tim ini meski tangkapan tak banyak tetai mereka fokus pada targetnya yakni billfish meski yang didapat hanya lemadang. Foto #2: dr. Cipto, Kapten DW, karsono dan dr. John. Foto #3: Suasana di Berkah Resort sebelum berangkat. Foto #4: Trolling set kelas 50W yang dipasang di bagian tengah (shot gun). Foto #5: Hujan-hujanan di atas dek kapal sambil nge-tes windstopper baru. Foto #6: Cepy-Kapten DW-saya-Hasan Daulay di depan kapal baru kami di Binuangeun. Wkwkwkwk! Foto #7: Karsono dengan wahoo perolehannya di Pelabuhan ratu, padahal target kami sebenarnya yellowfin tuna. Foto #8: Kapal Amanda milik John Hambali yang kami sewa di Pelabuhan Ratu. Foto #9: belajar jadi kapten kapal atau nge-gaya aja? :D. Foto #10: Suasana di dermaga Palabuhan Ratu. Kok Palabuhan??? Ingat ya Bung ini teh di Tatar Sunda, Palabuhan lain Pelabuhan…. :p. Foto #11: Senja dari salah satu resort di Berkah Resort. Kapal mancing pulang dari laut.
* Jangan lewatkan tayangannya hanya di MANCING MANIA TRANS 7!!!
Tidak banyak pilihan bagi pemancing yang memiliki waktu mancing yang sempit. Jadi biarpun kondisi cuaca sedang buruk, mereka tetap ke laut memburu ikan. Dan apalagi bagi tukang video keliling seperti kami, bagaimanapun kondisi lautan jika kami sudah berjanji memancing bersama dengan seseorang ataupun dengan tim mancing tertentu maka kami pasti akan datang. Pantang bagi kami ingkari janji. Padahal sehari sebelumnya kami masih berada di Surabaya usai menyelesaikan pendokumentasian mancing dasar di Selat Madura dan di Kediri?! Namun kalau menurut saya pribadi, konsekuensi ini adalah konsekuensi yang cukup indah. Wong meliput mancing ini tho?!
Tak banyak yang siap berada di laut saat kondisi cuaca sedang tak bersahabat begini. Pertama karena masalah fisik; tidak tahan mabuk laut, takut ada insiden dengan kapal kita, tidak mau repot dengan segala ketidaknyamanan saat ombak besar, dan lain-lain. Banyak sekali yang menyebabkan seseorang ‘mundur’ saat laut sedang tidak bersahabat. Dan itu wajar, ini hanya malasalah pilihan saja dan tentunya ini adalah hak setiap orang. Saya di sini tidak sedang menilai baik-buruknya, hanya memaparkannya saja sebagai gambaran. Dan jika kita kelompokkan sebenarnya hanya ada dua hal saja; mental dan fisik. Kadang ada orang yang fisiknya mantap tetapi mentalnya kurang bagus, jadi tetap juga tidak melaut. Kadang ada yang mentalnya top banget tetapi fisiknya sedang tidak bagus, jadinya tetap maksa ke laut.
Kami tidak bisa banyak memilih mengingat kami adalah tukang mancing keliling. Hehehehe… Jadi karena memancing sudah hampir 100 % menjadi pekerjaan kami, maka kami pun harus berangkat dalam kondisi apapun juga. Yang harus kami lakukan adalah selalu siap dan berusaha untuk selalu siap dimanapun dan kapanpun juga. Kita kembali ke laut yang sedang berombak hingga 2 meter dengan kecepatan angin hingga 15 knot seperti saya tuliskan pada paragraf pertama di atas. Kondisi ini oleh mayoritas pemancing dihindari karena banyak tidak nyamannya dibandingkan kenyamanannya. Namun jika Anda adalah termasuk orang yang tidak bisa menghindarinya seperti kami, maka salah dua (BUKAN SALAH SATU SEPERTI BIASANYA) yang harus ada dalam pikiran kita adalah kepercayaan dan kegigihan bahwa trip kita akan baik-baik saja.
Kepercayaan pada kapten kapal kita, kepercayaan kepada kru kapal, kepada rekan satu tim kita, percaya bahwa ikan pasti akan makan dengan teknik yang kita terapkan, dan tentunya percaya kepada Tuhan bahwa Dia pasti akan selalu menyayangi umat-Nya. Kegigihan untuk terus siap dan berusaha meski ombak sedangmenghajar lambung kapal, kegigihan bertahan saat makan menjadi tidak nyaman karena kapal oleng sana-sini, kegigihan untuk terus bersyukur saat reel berderit padahal kita sedang teler di dalam kabin, kegigihan untuk tidak rewel karena suli beristirahat, kegigihan untuk tidak mengeluh dengan anugerah Tuhan yang bernama perubahan cuaca. Kita tidak boleh lupa pepatah lama, pergi mancing, bagaimanapun kondisi terjeleknya sebenarnya masih lebih menyenangkan dibandingkan kondisi terbaik kita di tempat kerja. Sungguh!!!
* Semua foto yang ada dalam postingan ini diambil antara 21-27 Mei 2010 di perairan Binuangeun, Banten dan di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat
* All pictures by Me. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Foto #1: Ikan lemadang (dolphin fish)diangkat oleh Adji, Karsono dan kawannya dr. Cipto. Saya salut dengan tim ini meski tangkapan tak banyak tetai mereka fokus pada targetnya yakni billfish meski yang didapat hanya lemadang. Foto #2: dr. Cipto, Kapten DW, karsono dan dr. John. Foto #3: Suasana di Berkah Resort sebelum berangkat. Foto #4: Trolling set kelas 50W yang dipasang di bagian tengah (shot gun). Foto #5: Hujan-hujanan di atas dek kapal sambil nge-tes windstopper baru. Foto #6: Cepy-Kapten DW-saya-Hasan Daulay di depan kapal baru kami di Binuangeun. Wkwkwkwk! Foto #7: Karsono dengan wahoo perolehannya di Pelabuhan ratu, padahal target kami sebenarnya yellowfin tuna. Foto #8: Kapal Amanda milik John Hambali yang kami sewa di Pelabuhan Ratu. Foto #9: belajar jadi kapten kapal atau nge-gaya aja? :D. Foto #10: Suasana di dermaga Palabuhan Ratu. Kok Palabuhan??? Ingat ya Bung ini teh di Tatar Sunda, Palabuhan lain Pelabuhan…. :p. Foto #11: Senja dari salah satu resort di Berkah Resort. Kapal mancing pulang dari laut.
* Jangan lewatkan tayangannya hanya di MANCING MANIA TRANS 7!!!
Comments