Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2008

Pulau Weh: A Short Review

Tak terasa, 12 hari sudah saya berada di bumi Nanggroe Aceh Darussalam. Sebagian besar waktu saya di sini tentu saja saya habiskan untuk apalagi kalau bukan mancing dengan kawan-kawan baru saya dari Banda Aceh dan Pulau Weh. Malam ini saya telah kembali menapaki malam di Banda Aceh untuk kemudian bersiap kembali ke Jakarta. Dan malam di Banda Aceh adalah ‘malam panjang’ dan sangat istimewa karena lagi-lagi kawan-kawan FCAK (Fishing Club Aneuk Kampung) Banda Aceh menjamu saya dengan sangat istimewa. Thanks my friends… Sejujurnya saya hati saya begitu berat meninggalkan Banda Aceh, apalagi Pulau Weh yang luar biasa indah itu. Desa Iboih-nya juga, basecamp mancing saya selama di Pulau Weh, rasanya tak ingin saya tinggalkan. Semua yang bisa saya katakan tentang perairan sekitar Pulau Weh adalah “a very nice view and so many big fish”. Banyak spot mancing saya datangi dan semuanya menunjukkan kondisi yang sama. Dari perairan yang hanya berjarak 1 mil hingga 17 mil ke laut lepas kondisinya s

Ikan-ikan Pulau Weh, I’m Coming!

Pernah terbersit keinginan untuk menjelajah ke ujung barat negeri ini, ke Nanggroe Aceh Darussalam sana. Tetapi keinginan itu lantas musnah begitu saja karena memang saya tidak memiliki ‘jalur’ ke sana, apalagi atas tanggungan pribadi. Pekerja biasa-biasa saja di Jakarta mana kuat keluyuran ke tempat-tempat indah yang jauh di negeri ini? Tetapi ternyata Tuhan mendengarkan keinginan saya dulu itu. Kemarin, hari Jum’at tiba-tiba ponsel saya berdering dan nomor tak dikenal muncul di sana. Suara di seberang putus-putus tetapi kalau dirangkum intinya menginginkan saya melancong ke Aceh, tepatnya ke Sabang di Pulau Weh, untuk kemudian melakukan eksplorasi bersama-sama ke perairan saltwater dan freshwater di sana. “Ikannya besar-besar di sini Mas!” kata Pak Jarwo, nama orang yang telpon saya itu. “Teman-teman mancing di Sabang ingin sampeyan ke sini,” katanya lagi. Lho kog memakai kata sampeyan ? Ternyata Pak Jarwo adalah pendatang dari Jawa yang jatuh cinta dengan Aceh dan memutuskan untuk m

Awas! Banyak Scorpion Fish di Pulau Peucang

Foto ikan scorpion ini saya jepret di dermaga Pulau Peucang, Ujung Kulon, Banten, beberapa waktu lalu saat saya mengikuti trip popping MK Fishing Tour. Ini adalah salah satu dari tiga ikan yang saat itu saya lihat sedang "begadang" di dermaga Peucang. Pulau Peucang adalah pulau indah yang menjadi destinasi para pemancing dan penikmat pantai. Lihat saja di setiap weekend, rombongan pelancong yang menyewa kapal dari Sumur, Banten selalu berduyun-duyun datang ke Paucang untuk kemudian melewatkan hari dengan berenang atau berjemur. Para pemancing biasanya memanfaatkan pulau ini untuk istirahat makan siang atau untuk bermalam selepas mereka lelah memancing di tengah laut. Mereka biasanya juga akan melewatkan waktu dengan berenang atau memancing di pinggir pantai (banyak bluefin trevally dan bandeng laut di saat-saat tertentu). Pesan yang ingin saya sampaikan adalah, hati-hati dengan ikan ini. Dia memang tampak indah saat kita lihat (ikan ini juga menjadi salah satu favorit divers

Imigran Itu Menjadi Penguasa Matahari Terbit

Ikan largemouth bass yang kini terdapat di semua perairan tawar di Jepang sebenarnya bukanlah ikan asli Jepang. Spesies ini baru hidup di sana sekitar 82 tahun. Tepatnya sejak tahun 1925 saat sekitar 90 ekor didatangkan dari California oleh pengusaha sushi bernama Akabishi Tetsuma. Ikan-ikan itu kemudian dilepaskan di Danau Ashino. Saat itu Tetsuma berfikir, largemouth bass bisa menjadi sumber daya alam yang bisa menguntungkan masyarakat Jepang di masa mendatang. Tetapi pada tahun itu mancing bass belum populer di sana. Masyarakat Jepang masih menekuni cara mancing tradisional dengan peralatan yang sederhana sehingga ikan ini tidak menarik perhatian mereka. Selama puluhan tahun largemouth bass pun berkembang biak dan terlupakan. Masyarakat Jepang baru mengenal mancing bass saat tentara Sekutu menduduki negeri itu pada Perang Dunia II. Pada tahun 1970an ketika dunia freshwater sportfishing di Jepang mulai berkembang dengan pesatnya, para pemancing Jepang mulai menjadikan largemouth bass

Jawaban Dermaga 21

Dulu, sekitar 1,6 tahun lalu, pertama kalinya saya menginjak Marina Ancol, Jakarta. Saat itu saya begitu takjub alias ndeso sekali perasaan saya melihat kapal-kapal mewah berjajar di sana. Yang pertama kali terlintas di benak saya saat itu "ini sering dijadikan lokasi syuting sinetron". Padahal saya benci setengah mati dengan yang namanya sinetron. Haha. Kedua yang terlintas saat itu adalah siapa yang punya kapal-kapal mewah ini. Apa usahanya? Pejabat dimana? Perusahaan apa? Mereka membelinya dengan uang bersih apa uang kotor, korupsi atau tidak dan lain-lain. Lalu perasaan itu menguap begitu saja seiring mentari pagi yang semakin terik dan saya tiba-tiba telah meluncur ke utara dengan speed boat mewah 2x250 PK berkeliling Pulau Seribu selama 3 hari penuh. What a life! Saat itu saya masih begitu 'gagap'. Ke laut dengan sepatu hiking dan celana jeans! Damn!!! Waktu berlalu dan saya menjadi lupa sudah berapa kali Marina Ancol saya 'injak-injak'. Kemarin, 28-30/

To Everything There Is A Season

Ya Tuhanku, aku sungguh tidak tahu kenapa ini terjadi dan apa hikmah dibalik yang terjadi ini. Kini aku berserah kepada-Mu. Terjadilah seperti kehendak-Mu. Hanya ijinkanlah saja aku berdoa.... ----- To everything there is a season, a time for every purpose under the sun. A time to be born and a time to die; a time to plant and a time to pluck up that which is planted; a time to kill and a time to heal; a time to weep and a time to laugh;a time to mourn and a time to dance; a time to embrace and a time to refrain from embracing; a time to lose and a time to seek; a time to rend and a time to sew; a time to keep silent and a time to speak; a time to love and a time to hate; a time for war and a time for peace. Ecclesiastes 3:1-8 * Pic by Aflowofvirtue.spaces.live.com

Paulus Susanto Juara Pangarmabar Cup Fishing Open Tournament 2008

Ikan kerapu seberat 16.35 kg yang dipancing oleh Paulus Susanto hingga batas akhir penimbangan pada pukul 14.15 WIB tidak ada yang mampu melampaui beratnya sehingga secara otomatis dirinya menyabet Juara I Ikan Terberat. Suasana yang cukup gempita tampak sekali di kubu Tim Samuel saat panitia mengumumkan bahwa waktu penimbangan ikan sudah ditutup. Maklum mereka adalah tim yang pertama kali menimbang ikan di saat tim lain mungkin masih memancing di laut. Seluruh anggota tim yang berkumpul di dekat KM Samuel di Dermaga 21 Marina Ancol sontak melonjak gembira sambil memekik kegirangan karena dengan ditutupnya waktu penimbangan ikan hal tersebut berarti tidak akan ada lagi ikan yang akan ditimbang sehingga ‘ancaman’ yang mungkin muncul dan bisa menggusur kesempatan mereka menjadi juara telah tidak ada lagi. >>More