Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2009

Ikan Betutu: Pemalas Tapi Memiliki Manfaat. Bagaimana Kalau Rajin Ya?

Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) adalah nama ikan air tawar. Dalam bahasa Inggris disebut marble goby atau marble sleeper, merujuk pada pola-pola warna di tubuhnya yang serupa batu pualam kemerahan. Di berbagai daerah di Indonesia ikan ini memiliki nama bakut, bakutut, belosoh, beloso, boso, boboso, bodobodo, ikan bodoh, gabus bodoh, ketutuk, ikan malas, ikan hantu dan lain-lain. Meskipun jarang yang berukuran besar, ikan yang banyak terdapat di negara-negara Asia Tenggara ini (termasuk Indonesia) diburu oleh banyak pemancing karena tarikannya yang kuat dan tiba-tiba dan karena khasiat yang ditawarkan oleh ikan ini. Konon ikan ini mampu meningkatkan vitalitas pria! Masalah khasiat meningkatkan vitalitas ini kita bahas nanti saja, sekarang kita bahas saja dulu mengenai ikan yang populer dengan nama ikan malas atau gabus malas ini. Ikan betutu memang mendapatkan julukan gabus malas atau ikan malas karena ikan ini memang malas berpindah tempat. Sekalipun diusik, dia cenderung diam

Kebersahajaan Mensyukuri Kemerdekaan Dari Gang Arus Dalam, Cawang

Beragam cara dilakukan orang untuk memperingati kemerdekaan RI ke-64. Setiap 17 Agustus masyarakat selalu memeriahkannya dengan lomba-lomba yang merakyat dan meriah seperti balap karung, panjat pinang, gebuk bantal, lari kelereng, dan lain sebagainya. Pemancing juga tidak mau ketinggalan, banyak even mancing yang digelar secara khusus dalam rangka HUR RI ke-64 ini. Ada yang menggelar lomba mancing bareng, turnamen mancing laut dan juga lomba mancing di kolam (empang). Yang paling menyita perhatian saya adalah lomba mancing khusus untuk anak-anak di Gang Arus Dalam, Cawang, Jakarta Timur. Tepatnya di Kolam Baba Toto. Kolam kecil di tengah-tengah pemukiman warga. Tidak ada kemewahan di sana, seperti sering kita lihat di turnamen big game di laut lepas, tetapi justru niat tulus dan kebersahajaan warga, keceriaan dan kepolosan anak-anak dalam even itu membuat lomba ini menjadi sangat istimewa. Lulu, sang lady angler cilik bersama Faudzi dan Alul akhirnya keluar sebagai juara dan mendapatka

Meski Perih, Jangan Menyerah Indonesiaku.... DIRGAHAYU!!!

Indonesiaku, saat kuupload foto ini, oh ya ini foto dari perbatasan negeri kita, Kepulauan Natuna di tahun 2005, aku teringat sebuah keluarga kecil yang menghuni Pulau Sayafi di Halmahera Timur yang mendatangiku dengan sekantong mangga masak dan menukarnya dengan 1 liter minyak tanah! Kisah sedih itu belum seberapa. Aku yakin kamu juga tahu betapa kini Ibu Pertiwi semakin menderita karena begitu banyak lara yang mendera; bom, kekerasan SARA, anak putus sekolah, kebodohan, pengangguran, kemiskinan, laut kita yang dikuras isinya oleh bangsa lain, korupsi, dan lain sebagainya. Apa lagi yang harus kusebutkan? Daftarnya terlalu panjang!!! Meski perih, Indonesiaku, tetap kuucapkan DIRGAHAYU padamu. Jangan menyerah, karena aku juga tidak akan pernah menyerah! * Foto: Seorang nelayan di Kepulauan Natuna berangkat ke laut di dalam sampan kecil yang diseret oleh kapal kayu besar. Sampan ini akan digunakan untuk merapat ke pulau-pulau kecil yang dangkal. Photo taken at Natuna Islands, Riau Island

Udang Galah Muara Gembong

Ola. Apa kabar? Malam Minggu nih. Karena bingung hendak melakukan apa, baiknya saya menulis saja. Hehe. Nah tulisan singkat kali ini benar-benar tentang mancing. Tepatnya memancing udang galah di Kali Bekasi, Jawa Barat. Udang galah atau Penaeus monodon (Latin) dan atau Tiger prawn (Inggris) adalah target pancingan yang populer di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di luar negeri sana. Di negeri kita yang terkenal dengan potensi udang galahnya adalah Kalimantan dan Sumatera. Udang galah di kedua pulau itu bisa sebesar botol minuman mineral 600 ml besarnya. Komunitas pemancing udang galah di Indonesia, menurut saya, juga cukup besar dan termasuk sangat militan. Di Kali Bekasi lokasi memancing udang galah yang masih cukup baik terletak di dekat muara tepatnya di daerah Muara Gembong (3 jam dari Jakarta) dimana air sungainya masih lumayan jernih dan terbebas dari polutan. Ukuran udang galah yang terpancing tidak semuanya besar. Mulai dari sebesar jempol tangan orang dewasa hingga se

Tiga Jam di Tepi Kali Bekasi

Yang tiba-tiba saja menyeruak di pikiran saya saat menyisiri tepian Kali Bekasi (Kali Bekasi memisahkan daerah Bekasi dan Kerawang) hingga ke daerah Muara Gembong tadi siang adalah puisi Chairil Anwar yang berjudul Kerawang-Bekasi (1948) dan kemudian buku Pramoedya Ananta Toer Di Tepi Kali Bekasi (1969). Dan tentunya imajinasi saya tentang “kira-kira seperti apa sih kondisi yang sebenarnya terjadi saat itu dan kemudian mengilhami kedua karya tersebut di atas?” Padahal siang tadi saya sedang dalam perjalanan memancing. Ternyata fishing trip bisa membukakan diri kita pada banyak hal selain memancing. Dan saya semakin “tenggelam” di Kali Bekasi ketika di pinggiran jalan saya melihat pohon-pohon randu dicat dengan warna bendera Indonesia. Berapa banyak pengorbanan putra-putra bangsa di jaman perjuangan dulu di sepanjang Kali Bekasi ini? Saya mencoba merenungkannya. Tetapi semua renungan itu buyar saat seorang bapak-bapak berseragam dinas PNS mengacungkan kepalan tangan kepada saya dari kej

CARE, Bukti Cinta Sang Maestro

Saat ini sang maestro sportfishing Indonesia, utamanya untuk teknik popping dan jigging, siapa lagi kalau bukan Adhek Amerta sedang riang membagikan bukti cintanya pada “a sustainable sportfishing in Indonesia” ke seluruh pemancing dan siapa saja yang bisa ‘menemuinya’. Bukti cinta pada kelestarian game fishes dan sustainable sportfishing Indonesia yang sebenarnya tidak perlu dibuktikan lagi oleh beliau karena kita ketahui bersama beliau adalah salah satu pemancing profesional di Indonesia yang sangat konsisten dengan program catch and release. Bukti cinta itu berupa stiker CARE (catch and release) yang disebarluaskan kepada siapa saja yang meminta stiker ini. FREE!!! Tujuannya jelas, dengan membagikan stiker ini Pak Adhek juga ingin pemancing lain atau siapapun yang memasang stiker ini menyebarluaskan maksud dan tujuan program CARE. CARE adalah program yang telah lama cukup lama diluncurkan oleh beliau dan bertujuan “(1). Promote the CARE (CAtch and RElease) policy, means Anglers do f

Laut Bergelora? Minggir Dulu Aja Bos!

Bos, sudah melihat prediksi cuaca di berbagai situs cuaca di internet khan? Betul bos, perairan kita sedang 'mendidih'. Dimana-mana 'mendidih'. Kalau kata saya bos, mending tidak usah ambil resiko untuk pergi mancing ke laut lepas. Rehat saja dulu sejenak di darat. Kita bisa meluangkan waktu bersama yang tercinta kita masing-masing. Masak mau mancing terus? Tapi kalau hasrat memancing tidak bisa ditahan juga, saya menyarankan mancing air tawar dulu aja bos. Bisa ke kolam, tambak (payau), sungai, danau, bendungan/waduk, ataupun lokasi lainnya. Asal bisa strike dan bisa mengobati hasrat memancing kenapa tidak dicoba? Nah ini foto saya usai memancing air tawar di daerah Jawa Barat belum lama ini. Ikannya sepat rawa ini memang mungil bos, beda jauh dengan sensasi narik monster laut, tapi ternyata setiap jenis memancing memiliki keunikannya masing-masing. Dan juga menyenangkan! Salam!