Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2009

Meski Berkaki di Kepala, Dia Menjadi Idola Banyak Pria

Apalagi kalau bukan cumi-cumi? Hahaha. Cumi-cumi memang target mancing yang sangat populer. Banyak diburu oleh para pemancing karena rasa dagingnya yang sangat lezat. Binatang bertentakel ini biasa dijadikan beragam olahan yang semuanya selalu mengundang selera kita. Untuk memancing binatang bertubuh lembut ini biasanya digunakan umpan yang disebut udang-udangan/squidjig/kapela. Bentuk umpan ini seperti udang-udangan dengan ekor memiliki semacam jeruji (jeruji ini akan membuat tentakel cumi tersangkut saat memakannya). Memancing cumi-cumi sangat menarik, jika tidak percaya, tentu tidak sembarangan bukan Indonesia #1 Fishing Show Mancing Mania Trans 7 sampai beberapa kali menayangkannya? Anda harus mencobanya sendiri dan rasakan sensasi unik memancing binatang bersenjatakan tinta hitam ini. Kelas Cephalopoda Cumi-cumi adalah binatang dengan kelas Cephalopoda. Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh semacam cangkok, kecuali Nautillus. Mengapa cumi-cumi (Loligo), sotong (Sepia) dan gurita (Octo

Kabar Dari Laut (Kami Tidak Mengeluh)

Ada yang mengira bahwa kita SELALU melewati waktu yang menyenangkan di luar sana. Ada yang mengira kita melewatkan hari dengan melamun, bersantai sambil rebahan di pantai membakar diri di teriknya matahari. Ada yang mengira kami bangun sesukanya. Memang, begitulah isi “kepala” orang-orang yang tidak pernah ke luar rumah. Mereka tidak tahu. Saat mereka melewatkan hari dengan tidur nyenyak berselimut hangat, kami sedang menembus gelap dan dingin lautan. Saat mereka menyeruput pagi di beranda sengan selembar koran, mungkin kami sudah menantang ombak di ujung semenanjung yang beraombak ganas. Saat mereka ‘berteduh’ di ruangan ber-AC, kami sedang meradang karena terbakar matahari di tengah samudera. Saat mereka masih terlelap, kami sudah membelah laut mencari ikan. Kami tidak mengeluh. Kami juga tidak meminta hal yang kami lalui menjadi hal penting untuk dicatat. Kami hanya minta bahwa seharusnya sebagai manusia, sudah sewajarnya sebelum mengeluarkan kalimat sesukanya, mereka bisa merenung

Lembata & Popper ASF, A World Class Deadly Popping Lure

Melihat tayangan Mancing Mania Trans 7 episode “Kembali Ke Lembata” hari ini menyadarkan saya pada kenyataan bahwa negeri ini sungguh benar-benar memiliki spot mancing, utamanya spot ikan giant trevally, yang luar biasa. Dan saya percaya, spot “gagah” seperti Lembata ini masih banyak sekali di negeri tercinta ini. Masih ribuan spot! Atau bahkan lebih! Memang diperlukan alokasi waktu, dana dan pikiran yang penuh untuk bisa memancing di spot segagah Lembata tersebut. Dan tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang berani membayar ‘mahal’ agar bisa memancing di spot-spot popping seperti itu. Tetapi meski tidak banyak yang mampu membayar mahal untuk merasakan petualangan popping di spot-spot terpencil dengan fasilitas minim tersebut, bukan berarti jumlahnya hanya 10 jari saja (baca: sedikit sekali). Di dunia ini, sejatinya, banyak sekali orang-orang gila yang mau melakukan apapun untuk memancing di spot gagah seperti itu. Mereka tidak peduli pada minimnya fasi

Monster Moves (Tapi Bukan Pindah Besar Besaran)

Pernah nonton acara Monster Moves di National Geographic channel? Acara televisi yang luar biasa. Orang-orang Barat memang gila. Mereka, bagi kita kadang tampak “ngaco”, tetapi sesungguhnya mereka sangat sangat rasional. Dalam acara tersebut kita disuguhi dengan berbagai acara “pindahan” besar-besaran. Masalahnya acara “pindahan” ini bukan pindahan rumah yang seperti kita lakukan. Mengemas barang-barang di kardus atau semacamnya, Monster Moves adalah acara memindahkan bangunan-bangunan yang ukurannya besar-besaran dan hampir selalu adalah bangunan-bangunan penting yang memiliki nilai sejarah yang penting bagi wilayah tersebut (atau bagi masyarakat di sekitarnya). Misalnya saja mercusuar kuno di ujung Atlantik (bayangkan, bangunan mercusuar kuno dipindahkan utuh) ke tempat yang lebih aman agar tidak roboh karena tepian lokasi lama terkena abrasi dan mengancam mercusuar. Belum lagi episode lain seperti “pindahan” massal sebuah kota kecil, seluruh rumah dipindahkan utuh dengan ditarik t

Spot Mancing Baru Nan Gagah di Tanah Borneo

Angin dari Kalimantan Timur saya rasakan berhembus kuat, mengajak saya untuk segera berlayar dan mengarahkan kapal ke sana. Hari-hari terakhir ini saya banyak berkomunikasi dengan para pemancing dari areal ini. Mereka banyak memberi informasi penting seputar fishing ground terbaik yang paling mungkin untuk dieksplorasi dalam waktu dekat ini. (Maaf) dengan perkecualian Balikapan dan sekitarnya karena di areal ini tekanan manusia terhadap laut dan sungai di areal ini cukup parah sehingga telah banyak spot mancing hebat yang mulai “padam”. Tetapi tidak dengan Kalimantan Timur bagian pesisir Timur (semisal Bontang) dan utamanya kalimantan Timur bagian “pojokan” utara (hehehehe) yakni yang berada di dekat perbatasan Malaysia (Berau dan Tarakan). Tiga wilayah yang saya sebutkan terakhir ini kabarnya memiliki spot-spot mancing air tawar dan saltwater yang gagah! Petualangan mancing yang paling ingin saya coba di wilayah Berau dan sekitarnya adalah freshwater fishing di hutan-hutan Kalimantan.

International Game Fishing Tournament Takabonerate Islands Expedition 2009

Tanggal 16-18 Oktober ini akan digelar turnamen mancing internasional di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Turnamen yang memperebutkan hadiah total 80 juta rupiah. Diprediksi para pemancing dari kawasan Indonesia Timur (saya dengar dari Jakarta juga akan banyak yang bergabung) akan membanjiri turnamen ini. Turnamen ini merupakan rangkaian dari Takabonerate Islands Expedition 2009. Spesies yang dipertandingkan, seperti layaknya turnamen berstandar IGFA/FORMASI lainnya adalah hanya spesies-spesies game fish. Ikan hiu dan pari dan spesies lain yang dilindungi oleh pemerintah tidak termasuk dalam spesies turnamen. Dan teknik memancing yang diijinkan adalah trolling, drifting, casting/popping dengan catatan perahu tidak dalam keadaan dijangkar. Rincian spesies yang dipertandingkan sebagai berikut. Pertama adalah Spesies Marlin yang meliputi Marlin hitam (Black Marlin), Marlin Biru (Blue Marlin), Marlin Loreng (Striped Marlin), dan ikan Todak/Pedang (Broadbill Sworfish). Kedua, adalah Spe

The East Nusa Tenggara Grand Prix Game Fishing Tournament 2009

Seiring datangnya “hari baik” di beberapa saltwater fishing ground di Indonesia, mulai bulan Oktober ini berbagai daerah tampak berlomba-lomba menyelenggarakan turnamen mancing. Dalam bulan Oktober ini saja akan ada dua even besar. Yang satu di P1000, Jakarta (Turnamen Mancing Piala Agung Laksono – hadiahnya tidak tanggung-tanggung, Mercedes C200) dan satu lagi di Kepulauan Selayar, Sulsel (dalam rangka Takabonerate Islands Expedition 2009). Yang di P1000 dipastikan akan kebanjiran peserta karena ini adalah fishing ground yang “klasik” di Indonesia, hampir semua pemancing Jakarta memiliki ikatan emosial yang cukup dalam dengan P1000. Haha! Menariknya dua even ini dilangsungkan dalam hari yang hampir bersamaan, yakni antara 16 hingga 18 Oktober ini. Tetapi yang paling “wah” dan “eksotis” menurut saya adalah turnamen mancing yang digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Rote Ndao, yang bekerjasama dengan FORMASI P

Mancing Baronang Tidak Harus Dengan Pancing Garong

Lagi, ini ada sedikit oleh-oleh dari Selat Malaka. Hehehehe. Ikan baronang atau populer disebut rabbitfish , biasa dipancing dengan cara negeg. Yakni dengan menggunakan joran tegeg (pole rod) sepanjang 4.5 hingga 5.4 meter khusus untuk ikan baronang dimana pancing yang dipakai adalah pancing model garong buatan sendiri (bentuknya seperti pancing tunggal yang digabung). Teknik ini populer dimana-mana sampai-sampai muncul anggapan bahwa kalau mancing baronang harus dengan cara negeg, pancingnya pancing garong dan umpan lumut hijau atau nasi kepal kecil-kecil. Ternyata saudara-saudara, tidak selalu begitu. Foto di atas membuktikan bahwa ikan baronang juga bisa dipancing dengan single hook (pancing tunggal), joran spinning, dan bahkan dengan umpan irisan daging cumi. Foto di atas memang hanya satu buah saja, tetapi sungguh, hari itu di depan Pulau Pandang, Sumatra Utara, saya dan kawan-kawan menaikkan ikan baronang hampir 200an ekor banyaknya dengan cara ini dalam waktu kurang dari dua ja

Popping di Jermal-jermal Sumatra Utara

Kata jermal pernah sangat popular gara-gara sebuah film yang berjudul sama yang menceritakan eksploitasi anak-anak di bawah umur yang dipekerjakan di ‘neraka’ di tengah laut itu. Tetapi kata “jermal” bisa berarti macam-macam, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Bagi penikmat kuliner kata “jermal” tentunya sangat populer karena dari tempat inilah teri medan yang terkenal itu dapat dinikmati dimana-mana. Nah bagi pemancing jermal juga memiliki makna tersendiri yaitu sebagai spot mancing yang menantang! Pemancing-pemancing Medan menjadikan jermal sebagai fishing ground yang sangat menarik dan full adrenalin rush!! Jermal di daerah Sumatra Utara terbuat dari kayu-kayu besar dan memiliki skema serta struktur konstruksi yang sangat kokoh. Dibangun dengan proyeksi penggunaan puluhan tahun ke depan. Jermal agak berbeda dengan bagan tancap yang mungkin pernah kita lihat di Kepulauan Seribu atau Ujung Kulon misalnya dimana bagan tersebut dibuat dari bambu-bambu yang diikat satu sama la

Pulau Berhala: Apakah Kita Sungguh Menjaganya?

Semoga ini bukan suatu postingan yang dianggap keterlaluan oleh siapapun yang berkepentingan dengan pulau ini. Hanya sebuah laporan dari lapangan dari seorang pejalan yang semoga saja dapat diambil manfaatnya. Tentang Pulau Berhala, 60 mil laut di Utara kota Medan. Pulau kecil milik kita yang pernah menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia karena Malaysia pernah mengklaim sebagai miliknya. Pulau ini dapat ditempuh dalam waktu 4-5 jam dengan kapal kayu berkecepatan 8-9 knot dari kota Medan. Yang dapat saya katakan mengenai pulau kecil di keluasan Selat Malaka ini ada beberapa hal. Pertama, sebagai warga negara biasa saya berterimakasih karena di pulau kita yang kesepian di Selat Malaka ini telah dibangun infrastruktur sebagai tanda-tanda kedaulatan RI. Ada patok baja sebagai tanda koordinat sebagai milik RI (patoknya ditancapkan oleh tim ekspedisi yang digagas DKP dan oleh berbagai pihak lainnya), ada tugu dimana diatasnya ada lambang negara kita Burung Garuda, ada mercusuar (diba

Melintas Gedung Waspada, Medan di Pagi Hari

Saat itu pagi hari dan kami berada di dalam mobil menuju meeting point di daerah Percut, Medan, Sumatra Utara. Bersama pemancing-pemancing Medan rencananya pagi itu kami akan memancing di Pulau Berhala, 60 mil di Utara kota Medan. Pulau terluar yang pernah diklaim Malaysia ini dapat ditempuh selama 5 jam jika menggunakan kapal kayu berkecepatan 8-9 knot. Info yang kami terima dari kawan-kawan di Medan disana banyak sekali ikan besar. Ini dikarenakan Pulau Berhala adalah pulau kecil terluar milik RI di perairan Selat Malaka yang telah berbatasan dengan laut Malaysia, dan apalagi perairan sekitar pulau masih dijaga dengan baik ekosistemnya. Cerita tentang memancing di Pulau Berhala baiknya saya kisahkan nanti saja. Yang pasti pagi itu diantara rasa penasaran saya terhadap potensi mancing di Pulau Berhala, saya sangat menikmati suasana pinggir jalan kota di pagi hari itu. Perhatian saya tersita oleh aneka ‘rupa’ bangunan-bangunan yang berdiri di sepanjang jalan. Ada yang modern namun ba