Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2009

Tikus Semakin Kuat dan Berani

Tikus kini semakin kuat. Meski hidup di kegelapan dan di tempat-tempat sarang penyakit, itu justru tidak membunuhnya, malah semakin membuat tikus kebal dan tangguh. Kucingnya tampak takut. Hanya berani sekali mengeong dan ketika tikus bereaksi dengan menggerakkan badannya saja kucing langsung bergidik menjauh sambil mengeong gentar. Anjing yang berdiri di kejauhan tidak melakukan apa-apa karena tidak mungkin baginya untuk membantu kucing. Anjing juga malas mengganggu tikus karena tikus kotor dan bau, anjing lebih suka mengganggu kucing yang cantik dan wangi. Aku melihatnya semalam, di selokan sebelah kosan. Kucing-kucing saat ini memang tidak terlalu mengetahui perkembangan tikus karena kucing sibuk tiduran di sofa sambil sesekali mengeong malas dan lapar saja. Dan kini, persis seperti itulah yang terjadi di kehidupan kita. Anda bisa menyangkal pendapat saya ini, tapi sungguh, andai Anda memikirkan sejenak saja pendapat bodoh ini dengan mencocokkannya dengan kehidupan yang terjadi di

Kita Bisa Menengok Kembali Jalan Kecil Itu

Saya bertemu dengan tiga sekawan ini saat bersama ‘kawan-kawan seperjuangan’ mengeksplorasi Waduk Cirata di Jawa Barat beberapa hari lalu. Kami sedang berkeliling ke segala penjuru waduk dan menemui tiga sekawan ini di salah satu sudut waduk. Karena tergelitik dengan keasyikan mereka memancing kami kemudian merapatkan kapal ke tepian. Tiga sekawan ini tidak saya tahu namanya karena saat kami tanya mereka terus asyik memancing berusaha mendapatkan ikan-ikan kecil sebanyak mungkin. Kami jadi ikut larut dengan keasyikan mereka memancing. Lihatlah piranti yang mereka pakai. Hanya joran dari ranting kayu seadanya, seutas tali yang entah didapatkan dimana, mata kail kecil yang dipasangi umpan cacing. Mereka terlihat sangat menikmati aktivitas mereka itu. Anak-anak yang sangat berbahagia. Jarak gambar ini diambil mungkin hanya dua jam saja jika ditempuh dari Jakarta. Bandingkan dengan kondisi di Jakarta, anak-anak di Jakarta kini semakin terkepung oleh apa yang kita sebut modernisasi. Mungkin

Memandang Pagi Cirata, Memikirkan Ulah Facebook

Bikin bete banget deh pokoknya. Ceritanya begini. Saat saya dan kawan-kawan MANCING MANIA TRANS 7 jalan-jalan ke Waduk Cirata, Jawa Barat, ternyata malam sebelumnya Facebook mendelete group MANCING MANIA TRANS 7 dengan alasan ADA YANG REPORT bahwa grup ini "include drug use, nudity, or other graphic or sexually suggestive content are not allowed, nor are groups that depict violence or that attack an individual or group of people" . Alasan penghapusan ini tidak serta merta kami ketahui. Alasan itu kami ketahui setelah Denis (admin dan creator) grup getol bertanya ke Facebook mengenai dihapusnya grup yang telah memiliki member sebanyak 12 ribu orang ini. Sialnya, account para admin grup ini (ada 4 admin) otomatis dihapus oleh FB! Gila! Pertanyaan pertama setelah kami mengetahui alasan penghapusan tersebut adalah. Berapa banyak sih yang report bahwa grup mancing ini "include drug use, nudity, or other graphic or sexually suggestive content are not allowed, nor are groups th

Ikan Sepat: Mungil Sih Namun Mantap Disantap & Dipancing!

Ikan mungil ini menjadi target mancing di berbagai daerah di Indonesia. Saya pernah menjajalnya di Cimahi, Jawa Barat bersama kawan-kawan Bandung. Dan ternyata ikan imut ini juga menyajikan sensasi mancing yang menakjubkan. Dengan piranti mancing super kecil ini sangat menyenangkan. Stress langsung hilang dan atau bertambah. Hehehehe. Ikan sepat yang banyak terdapat di perairan kita adalah sepat rawa. Namun ada juga sepat siam meski jarang. Berikut keterangan mengenai ikan ini yang saya sarikan dari Wikipedia . 1. SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus). Sering disebut ikan sepat biasa adalah sejenis ikan anggota suku gurami (Osphronemidae). Ikan ini banyak dikenal dengan nama-nama lokal seperti sepat sawah, sepat jawa, sepat biru, sepat ronggeng (Mly.), sapek (Min.) dan lain-lain. Dalam perdagangan ikan hias, bergantung pada varietasnya, ikan ini dikenal dengan nama-nama (Ingg.) seperti Three spot gourami, Blue gourami, Cosby gourami, Gold gourami, Golden gourami, serta Opaline gouram

Empat Belas Juli

Suatu malam yang panas di sebuah kota yang selama ini terkenal dengan udaranya yang dingin (laju industrialisasi ternyata telah semakin merajalela di kota itu dan semakin merusak lingkungan), usai perjalanan keliling menemui ikan-ikan air tawar di sebuah waduk terkenal di Jawa Barat selama beberapa hari, saya tiba-tiba tersadar bahwa di luar sana banyak sekali yang dekat dan peduli dengan saya. Perlu berpuluh menit untuk membaca semua ucapan yang masuk itu. Dan usai membacanya saya merasa udara panas di kota itu sedikit berkurang berganti hawa sejuk yang menembus kamar hotel dan mengusap saya dengan lembut. Saya berharap bahwa saya memang telah melakukan sesuatu yang berguna seperti dikatakan oleh mereka. Karena kalau sesungguhnya tidak maka saya akan sangat bersedih karena itu berarti menambah panjang kegagalan-kegagalan saya yang mana daftarnya baru saja saya kumpulkan dan niatnya akan saya buang ke perapian agar menjadi abu. Empat belas Juli, sebuah hari biasa yang kemudian menjadi

I Love Tegal...

Demi melepaskan gundah dan me-refresh otak yang telah mulai penuh oleh ‘polusi’ Jakarta saya merapat ke kota kecil di Jawa Tengah bernama Tegal. Kota yang bersejarah bagi saya karena disinilah dua tahun lalu untuk pertama kalinya saya berkenalan dengan sportfishing. Agak aneh karena perkenalan itu terjadi berpuluh tahun setelah kelahiran saya, padahal desa asal saya di Malang Selatan dekat sekali dengan pantai. Entah kenapa dulu saya tidak terbayang sedikitpun dengan yang namanya sportfishing. Sebelumnya, ‘karir’ mancing yang pernah saya tempuh hanyalah memancing mujaer, tawes dan lele di sungai-sungai di desa saya dengan umpan livebait macam cacing. Tapi sungai-sungai itu sepengtahuan saya kini telah musnah karena pendangkalan dan karena mata air di hulu-nya telah mati. Kembali ke Tegal berarti kembali bertemu dengan sahabat-sahabat lama. Ada David Hidayat, Andi Bahari, Ang Sutawijaya dan lain-lain. Setiap pertemuan kami selalu merupakan saat-saat yang sangat menyenangkan. Mancing pad

Pro Kontra Ikan Largemouth Bass di Jepang

Habitat asli ikan largemouth bass adalah Amerika Utara. Tapi saat ini ikan largemouth bass juga sangat mudah dijumpai di perairan tawar di Jepang. Bagaimana ini bisa terjadi? Bermula pada tahun 1925 saat seorang big boss di Jepang bernama Akabishi Tetsuma mengimpor 90 ekor ikan largemouth bass dari California, USA dan kemudian melepaskan ikan-ikan itu di Ashino Lake. Pebisnis Jepang (Akabishi Tetsuma) dengan visi yang sangat jauh ini berpikiran bahwa ikan ini akan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi Jepang di masa mendatang karena ikan ini sangat mengesankan saat dipancing dan rasa dagingnya pun enak. Apa yang dipikirkan oleh Tetsuma ini saat ini telah menjadi kenyataan. Ikan largemouth bass telah memutar uang triliun-an rupiah di industri speedboat, boat engine, tackle (alat-alat pancing) dan aksesorisnya, apparel, dan bahkan hingga video game ataupun pc game tentang mancing ikan largemouth bass. Tetapi tahukah Anda bahwa hingga hari ini keberadaan ikan largemouth bass di perairan