To the point saja, memair
atau mamair adalah istilah untuk
menyebut teknik memancing ikan jenis snakehead
yaitu ikan gabus. Kegiatan memancing tradisional ini paling banyak dilakukan
oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Di Jawa ada juga yang melakukan teknik ini,
juga Sumatera, sering disebut dengan ngeduduls,
tetapi paling masif jumlah pegiatnya ya itu tadi, di Kalimantan Selatan. Teknik mancing tradisional ini menggunakan
joran bambu (bambu pair) berukuran panjang, bisa lima hingga tujuh meteran,
tujuannya untuk menjangkau spot-spot yang jauh dari tepian (habitat ikan gabus
adalah rawa-rawa yang rapat). Umpannya biasanya berupa kodok hidup berukuran
kecil (kearifan lokal ini kemudian ditiru oleh perusahaan pembuat umpan di
seluruh dunia dengan menciptakan lure/umpan tiruan berupa foggir, jump frog,
dll).
Dalam teknik memair ini, umpan kodok kemudian digerakkan
secara konstan dengan gerakan tertentu di atas permukaan air secara berulang
kali. Gerakan ini bertujuan menciptakan kegaduhan dan menggoda ikan-ikan gabus
yang bersembunyi di balik rerumputan. Hebatnya, memair di Kalimantan Selatan dilakukan oleh hampir sebagian
masyarakat. Baik pria, wanita, bocah, dan lain sebagainya. Lintas usia, lintas
gender, dan lintas profesi. Ibaratnya mau ibu rumah tangga, artis, mau bupati,
tokoh masyarakat, warga biasa, pasti pernah melakukan ini (atau setidaknya
paham tentang kegiatan masyarakat) yang disebut memair ini.
Kondisi alam di Kalimantan Selatan lah, mungkin, yang
membuat teknik memair ini berkembang.
Dari sejak Banjarmasin hingga ke utara sekitar Amuntai, banyak sekali rawa-rawa
yang sangat luas. Rawa-rawa ini merupakan habitat beragam ikan terutama ikan
gabus. Rawa-rawa ini juga yang menopang minat besar masyarakat Kalimantan
Selatan pada ikan jenis gabus. Cara memancingnya memang harus menggunakan bambu
panjang dan ukuran tali yang terbatas agar kita dapat menaikkan ikan dengan
mudah. Teknik ini sulit, karena joran bambu yang kita pakai sangat berat. Bagi
yang terbiasa dengan joran pancing buatan pabrik yang ringan dan lentur, pasti
kesulitan. Hebatnya lagi, memair telah
mampu menggerakan perekonomian daerah; banyak desa yang menjadi sentra budidaya
bambu pair (sebagai contoh: Desa Jejangkit Timur), banyak pengrajin bambu pair
mampu menghidupi keluarga dari keahliannya membentuk bambu pair ini, pencari
dan penjual katak hidup, dan lain sebagainya. Memair tak dapat disangkal menjadi salah satu ‘identitas’ kehidupan
masyarakat di Kalimantan Selatan. Sayangnya saya belum lulus juga dari ‘mata
kuliah’ memair ini, meskipun telah
beberapa kali datang ke Kalimantan Selatan muai dari Amuntai, Kandangan, dan
lain sebagainya. Salam sisit maaang
(baca: angkat ikannya mang)!
* Pictures taken on June 2014 by me. Otherwised mention. No
watermark on the pictures, but please don't use or reproduce (especially for
commercial purposes) without my permission. Don't make money with my pictures
without respect!!!
Comments