Pemancing Jawa Barat dan Jakarta menjadikan Ujung Kulon sebagai ‘ladang’ perburuan ikan-ikan predator karena memang lokasi inilah yang paling cocok untuk mereka yang memiliki waktu mancing sempit dan atau budget mancing terbatas. Indonesia memiliki fishing ground kelas dunia yang tersebar di banyak penjuru, tetapi tidak mungkin bukan untuk trip popping ke Pulau Lembata di NTT misalnya jika kita hanya punya waktu libur pada weekend?! Nah Ujung Kulon akhirnya menjadi solusi terbaik untuk mereka yang telah ‘sakau’ popping tersebut namun tidak punya waktu banyak untuk pergi ke spot mancing yang jauh.
Memang kini potensi mancing di daerah ini sudah jauh berkurang. Tetapi entah kenapa selalu membuat saya dan ratusan orang pemancing lainnya selalu rindu untuk kembali. Oleh karena rindu itulah, setiap ada kesempatan untuk bertandang, saya pasti ikut ngacir ke Ujung Kulon dengan senyum ceria. Tak peduli nanti akan berhasil menggaet ikan atau tidak. Bukan saya naïf dengan tidak memasang target tertentu saat mancing ke Ujung Kulon, agar tidak kecewa dan malu kalau gagal, tetapi memang terlalu mengada-ada menurut saya jika untuk kasus mancing di perairan sekitar Pulau Jawa seandainya kita memasang target (dan apalagi targetnya sangat tinggi). Karena kita sama-sama tahu, bahwa kondisi perairan di sekitar Pulau Jawa sudah sangat jauh berkurang akibat tekanan lingkungannya sangat tinggi. Jadi lebih baik bebaskan hati dan pikiran dari keharusan-keharusan tertentu yang kaku sebelum berangkat mancing agar kita bisa legawa dengan apapun hasil mancing nantinya. Ini saya jamin lebih akan membuat kita berbahagia sepanjang acara memancing nantinya. Mancing jika sudah dipatok dengan target-target besar sebelum berangkat malah sering membuat kita lupa bahwa kita hanyalah manusia biasa saja yang tidak berhak mengutuki alam atau nasib yang kita terima saat itu.
Jadi saran saya, nikmati saja perjalanannya. Dan jika kemudian kita beruntung dengan hasil mancing kita kemudian, syukurilah. Mancing di sekitar Pulau Jawa harus dipahami dari semua sisi, jangan hanya dari ambisi dan angan-angan pemancingnya saja, tetapi juga harus dibenturkan pada kenyataan di lokasi itu sendiri. Jadi jika Anda tipe pemancing yang belum berangkat saja sudah memasang kalimat seperti “pasti dapat ikan besar dan banyak atau tidak nanti?” dan lains ebagainya. Baiknya gantung saja di langit-langi trumah fishing tackle Anda untuk kemudianmembaca-baca dulu buku tentang lingkungan perairan di wilayah ini agar Anda menjadi lebih arif dankemudian saat pergi melaut, Anda mampu bersikap lebih dewasa. Maafkan atas opini saya yang agak ngawur ini. Tidak ada maksud apa-apa, hanya mengingatkan saja agar siapapun Anda yang masih acuh dengan kondisi perairan sekitar Jawa menjadi mahfum, bahwa memancing (apalagi di sekitar Jawa) sangat banyak tergantung pada kemurahan Tuhan dan alam yang diciptakan-Nya. Ini juga agar Anda tidak tampil menjadi pemancing yang egois, bodoh dan menyebalkan yang sering menggerutu ke kapten kapal atau abk kapal dengan kalimat “lo gimana sih kog gw gak dapat ikan?”
Dihitung dari jumlah orang yang ikut, kapal kami cukup over karena biasanya satu kapal di Ujung Kulon idealnya hanya dipakai 5-6 orang popping. Lha kami malah berangkat bersepuluh! Semoga saya tidak lupa nama-nama yang ikut kemarin; ada Rudi dan Tono, Eko, Neng, Ahmad dan Ardi, Pak Yono, Anto dan Pak Aston. Juga ada kawan dari Tabloid Mancing Fortuna, Ian??? Banyak orang memang... Tidak apa-apa, toh ini trip fun fishing. Tidak harus ngoyo dan ideal kondisinya. Karena bagi kami orang-orang dengan ‘kemampuan’ terbatas ini melakukan trip rame-rame jelas lebih enak. Bisa share cost rame-rame, bisa ketawa rame-rame, dan lain sebagainya termasuk boncos (gagal dapat ikan) rame-rame juga. Yang jelas dalam trip kali ini ada dua pemancing perempuan yang sedang getol belajar popping. Mantaaab! Begini dong, jangan sampai dunia mancing itu hanya digeluti ‘batangan’ semua. Haha… Juga ada dua remaja yang lagi di push oleh bos-bos mereka agar mengerti popping. Tampaknya kesadaran pada perlunya regenerasi pemancing di negeri ini sangat tinggi di kalangan pemancing tua/senior. Mereka sadar betul bahwa harus ada regenerasi, baik itu regenerasi minat dan teknik, agar dunia mancing ke depannya tetap memiliki ‘api’ yang bisa meneruskan ‘nyala’ sportfishing ke arah, yang semoga saja, lebih baik lagi.
* All pictures by Me & Anto Violetprod. Don’t use or reproduce (especially for commercial purposes) without our permission. Especially if you are tackle shop, please don’t only make money from our pics without respect!!!
* Foto 1: Ini kali pertama saya landed GT dengan popper Cuttle buatan ASF, Bali. Biasanya selalu dengan popper ASF seri Gecko atau Pompom. Dan atau kalau sudah capek dengan popper berat selalu dengan Halco 195. Foto 2 & 3: Bagi yang belum tahu spot popping di Ujung Kulon. Foto 4-5-6: Berfoto dengan sebagian peserta trip. Foto 7-8: Our tackle yang sebagain besar kelas PE6. Foto 9-10: Pepatah Jepang berbunyi, lemparlah maka kau akan dapat ikan! Pemancing perempuan di foto ini adalah Neng yang sedang getol belajar popping. Foto 11-12: Generasi penerus popping. Foto 13-14: Sebagian tangkapan kami. Lumayan! Haha!
Comments